Pagi hari Jems sudah siap dengan pakaian rapinya, dia dan anggota team A sudah siap untuk memberikan hasil insvetigasi mereka kepada pihak berwajib jika Reza tetap tidak ditangkap dan Sham dibebaskan.
Jems memutuskan untuk menunggu kabar di kantornya, dia bahkan dengan sengaja tidak mengunjungi Sham hari ini. Karena Jems yakin bahwa besok Sham akan segera bebas.
"Kita harus menunggu sampai jam berapa?" tanya Bima yang baru saja masuk ke dalam ruangan Jems.
"Sampai jam dua belas nanti malam," jawab Jems dengan tegas. "Ah ya bagaimana hasil investigasi tentang motif Reza? Soal Ibrahim kaki tangannya bagaimana?" Jems bertanya dengan mimik wajahnya yang serius.
"Semua sudah beres, kemungkinan besar motif berkaitan dengan harta, sudah pasti Ibrahim terlibat sebagai kaki tangan karena Ibrahim mendapat komisi atas penjualan tanah mikik Angela" kata Bima dengan yakin.
Jems menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti dengan penjelasan dari Bima, Jems kembali sibuk berkutat dengan pekerjaannya yang sudah menumpuk. Banyak kasus yang ditolaknya karena dia terlalu fokus untuk membela Sham dengan mati-matian. Bima pun meninggalkan Jems sendirian, dia tidak ingin menganggu pekerjaan Jems.
Baru beberapa menit Bima meninggalkan Jems sendirian, tiba-tiba Alya masuk ke dalam ruangan milik Jems. Memang saat itu sekertaris Jems sedang pergi menemui klien mereka untuk negosiasi.
Jems hanya memandang Alya dengan malas-malasan, apa lagi wajah Alya yang terlihat penuh dengan keamarah.
"Jadi kamu menolak aku hanya karena pembunuh gay sialan itu?!" teriak Alya langsung sambil melempar tabloid ke atas meja kerja milik Jems.
"Sham bukanlah seorang pembunuh!" emosi Jems langsung naik atas tudingan Alya yang mengatai Jems seorang pembunuh.
"Bukan pembunuh?! Di sana sudah jelas dikatakan bahwa dia tersangka pembunuhan!" kata Alya tidak terima masih dengan nada suaranya yang meninggi.
"Dia akan segera keluar dari sana dan pembunuh sebenarnya akan tertangkap, sebaiknya kamu pergi dari sini. Aku sudah muak dengan wajah mu itu!" ucap Jems dengan tegas mengusir Alya, dia benar-benar marah kepada Alya.
"Aku tidak akan melepaskan kamu dengan mudah Jems!" ancam Alya sebelum dia pergi meninggalkan ruangan milik Jems.
Jems merasa otaknya akan benar-benar pecah, dia bingung dengan situasi ini. Alya yang pergi meninggalkannya dan kini dia yang ingin kembali. Jems menghela napasnya berat, kepalanya terasa berputar, mungkin ini efek karena Jems kurang beristirahat.
________________________
Sementara itu, Glen dan anggotanya sedang sibuk melakukan penyelidikan mendetail di kamar kost milik Sham dulu.
"Cari dengan detail!" kata Glen yang sedikit gelisah.
"Kamu! Apa sudah ada kabar tentang rekaman CCTV?" tanya Glen kepada anggotanya yang lewat.
Glen sedang berpacu dengan waktu, tentunya sebelum tengah malam dia harus segera menemukan tersangka sebenarnya. Tadi pagi dia sudah menerima pesan singkat dari Jems tentang pernyataan perang jika Glen tidak melakukan tugasnya dengan benar.
From : Jems
Jika jam telah menunjukkan lewat dari tengah malam dan tersangka sebenarnya belum tertangkap, aku akan menyebarkan bukti pada media. Jadi, tangkap pembunuhnya dan selamatkan harga diri kalian sebagai polisi!
"Bagaimana? Apa hasilnya sudah keluar?" tanya Glen mendekati team forensik yang sedang mengidentifikasi sidik jari yang di dapatnya di kamar milik Sham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warning Love [M-PREG]
Teen FictionKarena sebuah perjanjian dalam surat wasiat dan harta warisan, Jems harus menikahi seorang pria yang bernama Sham, yang telah menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan Angela-Teman Sebelah kamar kosannya. "Sebagai imbalannya, Anda harus bersedia men...