Bab 28 : Begal

3.3K 357 7
                                    

Suasana pesta ulang tahun anak Mas Galih terlihat meriah, beberapa rekan kerja Mas Galih juga tampak hadir menambah kemeriahan pesta untuk anak-anak tersebut.

Taman belakang rumah Mas Galih yang digunakan untuk pesta sangat berisik dengan suara tawa dan tangis anak kecil. Semuanya bersenang-senang malam itu, dengan ditemani berbagai macam hidangan manis seperti coklat dan permen. Dekorasi yang apik dan indah penuh dengan lampu-lampu membuat taman itu terlihat sangat indah.

"Akhirnya kalian datang juga," sambut Mas Galih saat Jems, Sham dan Jesica telah sampai di pesta.

"Maaf kami agak terlambat karena jalan macet sekali," kata Jems sambil menyerahkan sebuah kado kepada Mas Galih.

"Andre! Ayo sini!" panggil Mas Galih kepada anaknya yang sedang asik berlari-lari bersama teman-temannya.
Andre menghampiri Ayahnya dan cukup dengan sekali perintah Andre langsung menyalami Jems, Sham dan Jesica. Dia juga mengucapkan terima kasih dan langsung kembali bermain dengan membawa kado yang diserahkan Jems tadi.

"Ayo kalian duduk, apa lagi Jesica pasti capek berdiri," Sham dengan sopan mempersilahkan mereka untuk duduk di tempat yang telah disediakan.

"Tuh Mas Galih perhatian banget kan?" bisik Sham kepada Jesica dengan bola matanya yang mengerling ke arah Mas Galih.

"Jangan aneh-aneh ya kamu Sham!" peringat Jesica sambil melototkan matanya ke arah Sham.

"Ih aku kan Cuma bilang Mas Galih perhatian, gak ada maksud apa-apa," Sham memeletkan lidahnya ke arah Jesica. Sedangkan keduanya sibuk mendebatkan hal yang tidak penting, Mas Galih dan Jems terlibat pembicaraan serius soal pekerjaan mereka.

"Tapi Sham, ngomong-ngomong kamu sama Jems kapan nikahnya?" tanya Jesica yang penasaran dan juga ingin mengalihkan pembicaraan.

"Aku sama Jems belum bahas itu Mbak, dia kelihatannya lagi sibuk sama kerjaannya" kata Sham yang berusaha cuek namun sebenarnya dia juga merasa penasaran akan hal itu.

"Ya sudah jangan sedih gitu dong mukanya," Jesica mencubit pelan pipi Sham dan membuat empunya pipi meringis kecil.

"Emang aku anak kecil apa," cemberut Sham sambil mengusap-usap bekas cubitan Jesica di pipinya.

"Ehm! Mas Galih, toiletnya dimana ya?" tanya Sham yang terlihat menahan sesuatu.

"Kenapa?" bisik Jesica di telinga Sham.

"Kebelet Mbak," jawaban Sham dengan cukup kuat untuk dapat didengar oleh Galih dan Jems.

"Ah kamu masuk aja ke dalam terus belok ke kiri di bawah tangga ada toilet," ujar Galih menunjukkan jalan untuk Sham menuju ke toilet.

Setelah mendengar penjelasan Galih itu, Sham langsung lari ngacir masuk ke dalam rumah Galih.

Jesica yang merasa bosan karena tidak ada teman mengobrol, memilih bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke arah meja aneka kue. Hal itu pun disadari oleh Galih yang sedang asik mengobrol dengan Jems. Galih mengawasi Jesica dari jauh takut wanita hamil itu kesusahan atau kesulitan karena perutnya yang sudah besar.

Galih sigap menyusul Jesica begitu melihat Andre anaknya akan menabrak Jesica dari arah belakang, sigap Galih meraih pinggang Jesica dan memberikan ruang kosong untuk Andre tetap melanjutkan larinya.

"Ah maaf saya tidak tahu kalau ada Andre di belakang," ucap Jesica sambil menundukkan kepalanya.

"Bukan salah kamu tapi salah Andre, jangan minta maaf seperti itu," Galih menatap Jesica yang terlihat menunduk masih dengan posisi Jesica yang berada dalam rangkulannya.

"Ehem! Ehem! Ehem!" suara dehaman penuh godaan itu dikeluarkan oleh Sham yang melihat pemandangan romantis saat baru saja kembali dari toilet.

"Kurang deket!" Jems juga tidak ingin kalah menggoda keduanya. Sehingga Sham dan Jems terkekeh senang penuh godaan, lain halnya dengan Jesica yang terlihat merona malu.
Tidak ingin lebih malu lagi, Jesica langsung menjauh dari Galih yang terlihat biasa-biasa saja dengan godaan Sham dan Jems, juga beberapa tatapan penasaran tamu undangan.

Warning Love [M-PREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang