Bab 19 : Ponsel Angela

4.3K 452 13
                                    

Matahari sudah kembali keperadabannya tetapi Jems sudah kedatangan tamu yang tidak diundang, tamu itu adalah Glen.

"Jadi Bapak Inspektur berubah pikiran?" tanya Jems kepada Glen yang duduk di hadapannya.

"Jadi bisa kita mulai untuk kesepakatan ini?" Glen tidak menjawab pertanyaan dari Jems, dia justru mengajukan pertanyaan mengani penawaran yang diajukan Jems kemarin.

Jems sedikit tertawa kecil sebelum menjawab, "Tetapi sepertinya kami tidak membutuhkan informasi dari Anda," Jems meletakkan sebuah foto di atas meja. Foto Sham berdua dengan Angela, pada bagian ponsel yang di genggam tangan Sham dilingkari berwarna.

"Saya bahkan tahu di mana ponsel ini berada," kata Jems sambil tersenyum miring kepada Glen.

"Jangan main-main kalian," geram Glen karena merasa dipermainkan oleh Jems.

"Penawaran itu tetap berlaku jika saya tidak menemukan foto ini kemarin malam," Jems mengetuk jari telunjuknya di atas foto yang masih tergeletak di atas meja.

"Keberuntungan memang berpihak kepada kami," ujarnya lagi dengan santai menatap mata Glen seolah menantangnya.

"Kalian baru menemukan foto ini, jadi jangan berbangga hati dulu mengatakan bahwa kalian mengetahui keberadaan ponsel itu," kata Glen sinis.

"Sejujurnya aku sudah menemukan ponsel ini sebelum aku melihatnya di foto ini," ucap Jems.

"Tidak heran jika nanti Anda didakwa atas tuduhan kaki tangan pelaku pembunuhan, besar kemungkinan Anda yang menyimpan ponsel ini," Glen tersenyum sinis dan begitu yakin dengan perkataannya.

"Aku tidak menyimpan benda ini, tetapi ada orang lain yang menyimpannya dan Anda sudah bertemu dengan orang itu," Jems memberikan sedikit pencerahan kepada Glen.

"Silahkan Anda pergi dari sini dan minta surat perintah untuk pengecekan CCTV di gedung manajemen Reza, tepatnya di ruang manajemen artis. Terakhir aku datang beberapa hari yang lalu, ruangan itu terpasang CCTV dan Anda bisa membuktikan perkataan seorang Jems Arthur," terang Jems langsung.

"Jangan coba-coba mempermainkan pihak berwajib!" sergah Glen langsung, dia masih tidak ingin percaya atas perkataan Jems tersebut.
"Ah ya! Sebenarnya kami sudah memiliki rekaman CCTV tersebut, tetapi akan lebih baik jika pihak berwajib memeriksanya sendiri dan jangan lepaskan orang itu terlalu cepat sebelum Anda membuktikannya sendiri," Jems merubah wajahnya menjadi sedatar mungkin,

"dan silahkan Anda keluar," usir Jems langsung tanpa basa-basi lagi.

"Baik! Kita lihat siapa yang benar dan siapa yang salah di sini," ujar Glen yang berdiri dari duduknya, dia melangkahkan kakinya menuju pintu.
"Ini bukan tentang siapa yang benar dan siapa yang salah, tetapi ini tentang keadilan," kata Jems kepada Glen yang telah sampai di depan pintu. Glenpun sempat berhenti sesaat ketika mendengar perkataan Jems tersebut, tetapi dia tidak berkomentar apa-apa, hanya melanjutkan langkah kakinya.

Sepeninggal Glen, Jems duduk termenung. Membayangkan apa yang teradi pada kemarin malam hingga dapat membuatnya mendapatkan CCTV tersebut dalam waktu singkat.Rasa lelah jelas mendera Jems, dia ingin cepatnya membebaskan Sham dan ingin kembali membuat hidupnya normal.


Flashback On

Jems langsung menyimpan foto tersebut ke dalam galeri tabnya. Lagi-lagi Jems memperhatikan ponsel yang penuh dengan tempelan kartun tersebut, dia merasa familiar dengan ponsel tersebut tetapi bingung pernah melihatnya dimana.

Seperti mendapat perintah, otak Jems memutar memori tentangnya yang datang menmui Reza. Saat itu assiten Reza menjatuhkan tempat make up milik Reza, dari sana meluncur dua buah ponsel dan salah satu ponsel itu sama sepersis dengan ponsel yang ada di foto ini. Untuk memastikan dugaannya, Jems langsung men-dial nomor ponsel milik Bima.

Warning Love [M-PREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang