Bab 10 : Kekampung halaman Angela

5.1K 493 6
                                    

Sambil menunggu informasi dari Bima, Jems memutuskan akan pergi ke kampung halaman Angela. Dia akan mencari lebih banyak info tentangnya, Jems yakin sepintar apapun orang itu menyembunyikan kesalahannya pasti akan ada celah untuk kesalahannya itu. Maka, sebelum pergi ke kampung halaman Angela, Jems memilih untuk bertemu dengan Sham terlebih dahulu.

"Kamu kelihatan kacau" komentar Sham pertama kali ketika melihat Jems, ada senyum kecil yang diberikannya padanya dan
Jems hanya dapat tersenyum masam menjawab komentar Sham tersebut, dia tahu itu cara Sham untuk menyembunyikan ketakutannya itu.

"Aku pasti akan tetap sehat sampai waktunya kamu untuk bebas," ujar Jems.

Hening, Sham tidak membalas ucapan dari Jems begitupun juga sebaliknya Jems hanya diam saja memandang Sham. Dia tahu pasti Sham tidak tidur dengan baik, itu terlihat dari kantung matanya dan juga raut wajahnya yang terlihat kusut.

Jems hanya dapar menghembuskan napasnya pelan, dia harus segera menemukan bukti bahwa Sham bukanlah pembunuhnya dan tidak bersalah dalam kasus pembunuhan ini.

"Kamu tahu Jems, aku selalu mengira bahwa aku benar-benar sial dan tidak beruntung karena tuduhan ini. Namun, begitu aku bertemu dengan Jesica aku sadar bahwa ada orang yang jauh lebih tidak beruntung, dia tidak memiliki siapa-siapa untuk mendukungnya, sedangkan aku masih ada kamu yang mau membantuku," cerita Sham pelan, matanya menerawang membayangkan begitu menyedihkan berada di posisi Jesica.

"Setiap orang memiliki ujian hidup masing-masing Sham, entah itu ujian hidup untuk aku, kamu, ataupun orang lain" Walaupun tidak begitu paham dengan maksud perkataan Sham, tetapi Jems dapat menangkap bahwa orang yang dimaksud Sham itu adalah teman barunya di dalam tahanan.

"Ada jauh yang lebih tidak bersalah lagi Jems, bayi yang sedang dikandung oleh Jesica, bayi itu tidak bersalah apapun, karena kekuasaan dia menjadi korban" mata Sham mulai berkaca-kaca dia begitu tidak tega dengan keadaan nantinya anak Jesica setelah lahir ke dunia ini.

"Jika kamu ingin membantunya akan aku kabulkan permintaan kamu, tapi dengan syarat.." Jems sengaja menggantungkan perkataannya untuk membuat Sham penasaran.

"Apa pun itu syaratnya aku setuju!" ucap Sham langsung. Dia tidak perduli dengan syarat yang akan diajukan oleh Jems, baginya jika Jems mau membantu Jesica saja itu sudah luar biasa.

"Syaratnya kamu harus tetap sehat, kuat dan percaya kalau aku akan segara menemukan bukti bahwa kamu tidak bersalah. Nanti aku akan minta salah satu dari juniorku untuk membantu temanmu itu," Jems berkata demikian dengan pandangan matanya yang dalam, seolah-olah mengatakan kepada Sham bahwa dia akan mengorbankan nyawanya untuk membantu Sham.

Setelah pertemuannya dengan Sham, Jems bertemu dengan Glen di ruangannya. Mereka duduk berhadapan, keduanya terlihat saling tatap. Tatapan keduanya menyiratkan bahwa tidak akan ada yang mau mengalah untuk kasus ini, karena keduanya adalah rival.

"Aku tidak pernah meminta bantuan rivalku, tetapi kali ini aku mohon beri aku sedikit waktu untuk mengumpulkan bukti-bukti bahwa Sham tidaklah bersalah," ucap Jems dengan tetap pada posisinya yang terlihat menantang Glen.

"Dan aku tidak suka memberikan tambahan waktu untuk rivalku," balas Glen tak kalah tajam, ada nada mengejek di dalam suaranya. Jems hampir saja melayangkan Tinjuan memtahnya ke arah Glen, beruntunglah dering ponselnya menyelamatkannya.

Jems mendapat kabar dari Bima bahwa kemungkinan ada bukti lain yang lebih kuat yang tidak dimiliki polisi. Bukti yang lebih mengarah kepada sipembunuhnya yang asli, bukti tersebut adalah ponsel Angela yang masih belum ditemukan. Menurut pengamatan Bima, ponsel Angela tersebut ada pada si pelaku sebenarnya.

"Silahkan kumpulkan bukti dalam waktu tiga hari, karena aku akan segera menggelar olah tempat kejadian perkara," kata Glen setelah Jems memutuskan sambungan ponselnya dengan Bima.

Warning Love [M-PREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang