Jems sudah duduk menunggu Reza di salah satu club malam milik Reza, tepatnya di dalam salah satu ruang VIP. Berbagai macam minuman sudah tersuguhkan di hadapan Jems, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil menarik minatnya. Beberapa menit kemudian Reza datang bersama seorang pria paruh baya yang Jems kenali sebagai Ibrahim.
Di dalam hati, Jems menyeriangai senang begitu melihat Reza datang bersama Ibrahim, Jems tahu bahwa sekarang Ibrahim sedang dicari-cari polisi untuk mengkonfirmasi tanah warisan Angela. Dengan santai Jems mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan singkat kepada Bima.
To : Bima
Ambil foto yang sangat bagus lalu kirim ke Glen setelah pertemuan selesai.
Send
From : Bima
Beres!
Jems memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celanannya, dia melihat Reza dan Ibrahim yang sudah duduk bergabung dengannya.
"Jadi ini yang namanya Bapak Ibrahim?" tanya Jems berpura-pura tidak tahu.
"Iya saya merasa sangat bangga dapat bertemu dengan cucu dari keluarga Arthur, saya dengar anda juga seorang pengacara" kata Ibrahim panjang lebar.
"Iya benar sekali saya seorang pengacara, apa sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Jems mencoba mengkonfirmasi ingatan Ibrahim soal dirinya, siapa yangtahu mungkin saja laki-laki itu mengenalinya sebagai pengacara Sham.
"Ah! Ini pertama kali kita bertemu, bahkan saya terlalu sibuk untuk dapat menonton televisi. Saya hanya tahu bahwa anda pengacara handal dan cucu dari Rean Arthur" jawab Ibrahim lugas.
"Bagaimana jika kita langsung mulai membahas tentang bisnis kita?" tanya Reza menyela, terlihat sekali Reza sedikit tidak senang dengan Ibrahim yang sedang mencari muka dan mencoba akrab dengan Jems.
Selama lebih dari sejam Jems, Reza dan Ibrahim membahas masalah bisnis yang sebenarnya hanya akal-akalan Jems saja. Tepat saat dia keluar dari pintu ruangan VIP, Bima langsung mengangkat jempolnya. Menandakan bahwa sekitar kira-kira lima belas menit lagi Glen dan anggotanya akan tiba.
"Kerja bagus, ayo kita amati dari dalam mobil" kata Jems ketika menghampiri Bima yang menunggunya di bar.
Seolah-olah telah diatur, Jems dan Bima melihat kedatangan Glen bersama dua orang anggotanya. Mereka tidak menggenakan baju dinas mereka, tetapi menggunakan baju biasa.
"Saya ingin bertemu Reza Martin dan Ibrahim, saya tahu mereka ada di dalam sini" kata Glen tegas kepada orang yang mencoba menghadanginya, mungkin security club tersebut.
"Maaf kalian tidak boleh masuk," beberapa orang berbadan tegap tetap menghadang Glen dan anggotanya untuk masuk.
Glen yang sudah mulai kehilangan kesabaran langsung mengeluarkan lencana polisinya, menunjukkannya kehadapan para pria berbadan tegap itu.
"Minggir atau kalian akan berurusan dengan pihak berwajib," ancaman Glen tersebut sukses membuat pria-pria itu menyingkir dan membiarkan Glen dan anggotanya lewat.
Jems dan Bima yang masih duduk di dalam mobil sedang menunggu Glen dan anggotanya keluar dengan membawa Ibrahim.
"Mereka belum sampai pada kepemilikan Reza atas tanah Angela?" tanya Jems kepada Bima.
"Belum, tetapi bisa dipastikan besok Glen pasti akan menerima laporan itu segera. Besok aku juga akan mengirim surat kaleng ke Glen yang berisi rekaman CCTV keberadaan Ibrahim di kota S" jelas Bima.
"Besok pagi-pagi sekali kita rapat sebelum aku bertemu dengan Sham," kata Jems memberitahu Bima yang langsung diangguki tanda setuju.
"Lihat!" seru Bima begitu melihat Glen dan anggotanya keluar bersama Ibrahim dengan sedikit paksaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warning Love [M-PREG]
Teen FictionKarena sebuah perjanjian dalam surat wasiat dan harta warisan, Jems harus menikahi seorang pria yang bernama Sham, yang telah menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan Angela-Teman Sebelah kamar kosannya. "Sebagai imbalannya, Anda harus bersedia men...