Bab 36 : Keluarga kecil

6.8K 289 30
                                    

Satu bulan setelah tertangkapnya Josh, Jems dan Sham telah resmi menjadi pasangan yang berbahagia. Mereka tinggal bersama Alena, Bibi Irma dan Agung di rumah keluarga Arthur. Jems sendiri sekarang sudah mulai mengurusi bisnis keluarganya, sedangkan Sham sudah mulai merintis bisnisnya dengan membuka toko kerajinan.

Seperti pagi ini, suasana kediaman Arthur terlihat hangat. Sham bersama Bibi Irma menyiapkan sarapan. Sedangkan Alena terlihat sedang menyiram bunga di halaman depan. "Wih sarapan apa pagi ini?" tanya Jems yang muncul di muka dapur dengan membawa seutas dasi di tangannya.

Sham dengan sigap meninggalkan masakannya dan mencuci kedua tangannya lalu mengeringkannya. "Nasi goreng seafood dan roti isi untuk yang tidak suka sarapan nasi di pagi hari," jawab Sham sambil tangannya denga cekatan mengambil dasi dari tangan Jems dan menyimpulkannya di leher Jems.

"Roti dan nasi itu sama-sama berkarbohidrat," balas Jems yang merasa tersindir dengan perkataan Sham tadi.

"Yah, aku sudah bosan mendengar jawabanmu itu," ujar Sham sambil menepuk-nepuk bahu Jems, seolah-olah membersihkan debu yang mungkin saja menempel.

"Alena mana?" Jems terlihat mencari-cari sosok Alena yang memang sejak tadi belum terlihat oleh matanya.

"Sedang menyiram bunga di taman tuan," Bibi Irma yang menjawab pertanyaan Jems tersebut, dan Jems hanya mengngguk paham.

"Teh Manis hangatnya satu ya Sayang," pinta Jems kepada Sham yang masih berdiri merapikan penampilan Jems.

"Oke," Sham langsung berlalu dari hadapan Jems. Sedangkan Jems dia memilih duduk menunggu di meja makan.
Jems mengeluarkan tab miliknya dan mulai memeriksa jadwalnya hari ini yang selalu rutin dikirim sekertarisnya melalui e-mail. Hari ini jadwal Jems hanya di kantor saja dengan banyaknya rapat bersama para karyawan dan memeriksa berkas-berkas penting. Kegiatan seperti ini sudah hampir sebulan Jems geluti, dia memang memilih meninggalkan profesi-nya sebgai pengacara atas permintaan Sham yang tidak ingin meneruskan bisnis keluarga Arthur.

"Kak jangan mulai sarapan tanpa aku ya, aku mau mandi dulu sebentar!" seru Alena yang baru datang dari taman, dia bahkan sudah melesat cepat menuju kamarnya untuk mandi.

"Kenapa Alena teriak-teriak?" Sham datang dengan secangkir teh manis hangat untuk Jems.

"Biasa, dia kalau nggak teriak-teriak pagi-pagi nggak oke," Jems memperhatikan penampilan Sham yang sudah melepas apron masaknya. Sekarang terlihat jelas Sham sudah rapi dengan celana jeans dan baju hijau mint.

"Kenapa ngeliatinnya begitu banget sih?" tanya Sham risih dengan Jems yang terlihat menatapnya intens.

"Aku cuma mau bilang kalau kamu sangat menggemaskan" Jems sengaja mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Sham. Menggoda Sham memang menjadi rutinitas terbaru Jems belakangan ini.

"Kamu tuh ya sekarang suka banget godain aku," ujar Sham yang ikut duduk di meja makan, bergabung dengan Jems.
Jems sendiri mematikan tabnya, "mau ke toko kan? Bareng sama aku aja," kata Jems yang tidak berniat menjawab perkataan Sham sebelumnya.

"Iya, hari ini Mbak Jesica dateng sama baby-nya ke toko. Waktu Mbak Jesica melahirkan kita gak sempet nengokin," kata Sham sambil tangannya sibuk menuangkan susu ke gelas yang biasa dipakai oleh Alena.

"Terus Jesica nginap dimana? Tinggal di sini saja, aku mau jodohin dia sama Galih," saran Jems.

"Loh kok semangat banget mau jodohin Mbak Jesica sama Galih?" Sham berdiri dari duduknya dan menuju kulkas untuk mengambil salad yang sudah dibuatnya subuh tadi.

"Galih lagi dikejar-kejar Mamanya untuk nikah lagi," jawab Jems bersamaan dengan Alena yang selesai mandi.

"Memangnya Galih itu istrinya kemana?" tanya Alena menyambar percakapan Sham dan Jems.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Warning Love [M-PREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang