Pagi hari yang cerah, publik telah dihebohkan dengan beredarnya berita tentang kesalahan tangkap yang dilakukan pihak kepolisian atas kasus pembunuhan Angela beberapa waktu lalu.
Warga kota B dan juga luar dan sekitaran kota B sedang hangat-hangatnya pembahasan tentang kejadian tersebut, untuk memuaskan rasa penasaran masyarakat, para pemburu berita sudah siap menunggu kepulangan Sham.
Jems sendiri sudah menunggu di ruang tunggu, dia datang untuk menjemput Sham, Ketika itu Glen menemui Jems di ruang tunggu.
“maaf atas kesalah pahaman ini, mungkin kedepannya kita bisa menjadi patner yang lebih baik lagi” kata Glen yang berdiri di depan pintu tanpa ada niat untuk duduk.
“Aku tahu bahwa apa yang kalian lakukan sudah sangat maksimal, perintah atasanlah yang telah menjadi halangan kalian,” kata Jems terdengar bijak dan tidak ingin menghakimi Glen.
Glen tidak berkata-kata lagi karena Sham sudah datang diantar oleh seorang anggota polisi.
“Jems!” tanpa canggung, Sham langsung berlari menubruk Jems dan memeluknya kuat. “Aku bebas Jems! Hiks.. Terima kasih” ucap Sham di sela isakannya dalam pelukannya.
“Kalau begitu kami pamit dulu,” Glen mewakili rekannya yang mengantar Sham tadi pamit undur diri dan memberikan waktu untuk Jems dan Sham melepas rindu.
Sepeninggal Glen, Jems mengurai pelukan Sham dia menatatap mata Sham yang sudah banjir oleh air mata.
“Sham aku hanya ingin mengatakan, apa pun yang akan terjadi tetaplah bersamaku” pinta Jems sungguh-sungguh dengan tatapan matanya yang lembut.
Sham mengangguk dengan pasti dan kembali memeluk Jems lagi, dia memuaskan indra penciumannya atas wangi tubuh milik Jems. Memang dia selalu bertemu Jems setiap harinya, tetapi kemarin saat Jems tidak datang dan dia dinyatakan bebas, Sham menjadi sangat merindukannya.
“Sebelum kita pulang, aku ingin menjelaskan kondisi di luar sana. Pertama, sekarang ini kamu sedang menjadi sorotan media dan masyarakat, jadi di luar gedung ini sudah pasti banyak sekali wartawan yang sedang menunggu. Lalu kedua, untuk sementara waktu kamu akan kembali tinggal di rumah Kakek dan aku akan tinggal di apartemen sampai aku resmi memilikimu seutuhnya” jelas Jems.
“Setuju!” ujar Sham semangat.
“Bagus! Sekarang ayo pulang,” Jems mengulurkan tangannya untuk digandeng oleh Sham.
“Tunggu! Aku ada satu syarat, bisakah Jesica tinggal bersama kita? Aku dengar kepulangan Jesica diundur satu hari, itu artinya besok Jesica akan bebas,” Sham menatap Jems dengan penuh permohonan.
“Baiklah aku setuju,” ucap Jems setuju dengan permintaan Sham tersebut.
Jems dan Sham jalan berdampingan, tadinya tangan keduanya saling bergandengan, tetapi begitu sampai di depan para wartawan Jems melepaskan gandengan tangan mereka dan beralih merangkul bahu milik Sham.
“Kita tidak akan memberikan keterangan apapun, jadi ikuti langkahku atau ingin aku gendong?” bisik Jems yang sempat-sempatnya menggoda Sham di tengah keramaian wartawan.
“Jangan menggodaku!” sungut Sham sambil meninju bahu Jems pelan.
“Maaf kami tidak akan memberikan keterangan apapun,” ujar Jems dengan tegas dan menghela Sham untuk melewati wartawan dengan bantuan beberapa petugas kepolisian.
“saudara Sham apakah Anda tidak akan mengajukan gugatan?”“saudara Sham tolong katakan seperti apa kondisi Anda sekarang ini?”
“Saudara Sham! ”
KAMU SEDANG MEMBACA
Warning Love [M-PREG]
Teen FictionKarena sebuah perjanjian dalam surat wasiat dan harta warisan, Jems harus menikahi seorang pria yang bernama Sham, yang telah menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan Angela-Teman Sebelah kamar kosannya. "Sebagai imbalannya, Anda harus bersedia men...