Niat awal Jems adalah memang untuk mengantar Sham kembali ke kosannya, tetapi pada saat di pertengahan jalan Jems mendapat panggilan telepon dari sekertarisnya bahwa ada beberapa hal yang penting untuk membutuhkannya. Mau tidak mau Sham harus ikut bersama Jems ke kantornya, Sham di tinggal oleh Jems sendirian didalam ruangannya, sedangkan Jems sedang pergi ke ruang rapat untuk membahas sesuatu yang penting.
Sham memilih untuk melihat-lihat ruangan kerja Jems, ketika dia berjalan mendekat kemeja kerja Jems dia melihat sebuah lemari kaca yang memajang berbagai macam foto. Ada foto Jems bersama kakeknya, orang tuanya dan bersama teman-teman Jems.
Sebuah Senyum kecil terbit di bibir Sham begitu melihat foto Jems bersama kakeknya karena menurut Sham pose mereka lucu. Mereka berpose dengan ekspresi Jems yang bermuka bete, sedangkan kakeknya yang berdiri di sebelahnya terlihat menarik telinga Jems. Lalu Sham beralih ke sebuah dinding di belakang kursi kerja Jems, di sana terpajang berbagai macam piagam penghargaan milik Jems dan juga ada beberapa foto Jems yang memakai toga.
"Mungkin kita baru bertemu dan saling mengenal satu sama lain, tetapi entah kenapa aku merasa kita telah lama saling mengenal, dan kurasa keputusan yang aku ambil sekarang adalah keputusan yang benar" ujar Sham sambil tangannya menyentuh foto Jems yang mengenakan toga.
"Walaupun rasanya menyakitkan bahwa dirimu hanya menjadikanku alat untuk mendapatkan harta warisan milikmu" gumamnya kembali. Sham sadar, bahwa dia terlalu cepat untuknya jatuh cinta kepada Sham. Tetapi, dia tidak bisa menolak kapan hatinya ini harus jatuh cinta dan kepada siapa dia harus jatuh cinta nantinya.
Setelah puas melihat-lihat, Sham memilih untuk kembali duduk di sofa ruangan kerja Jems, tetapi ternyata dia justru ketiduran.
Saat Jems masuk ke kembali ke ruangan kerjanya dia mendapati Sham yang sedang tertidur pulas di atas sofa kerjanya, untuk beberapa saat Jems memperhatikan wajah Sham yang tertidur sambil bibirnya tersenyum kecil ketika melihat Sham yang bergumam tidak jelas dalam tidurnya.
"Tidurlah yang nyenyak, aku akan selalu berada disisimu dan akan selalu menjagamu" bisiknya tepat di telinga Sham, seolah ucapannya itu adalah sebuah mantra tidur untuk Sham yang langsung membuat ya nyaman. Gumam yang tidak jelas dari mulut Sham berganti dengan dengkuran halus.
Jems melanjutkan pekerjaannya sambil menunggu Sham bangun, dia membaca berbagai berkas-berkas yang kasusnya sudah hampir selesai. Jems tidak bekerja sendirian, perusahaannya juga memiliki beberapa pengacara yang kompeten, beberapa kliennya juga ada yang minta untuk ditangani secara team.
Sejujurnya, Jems sedikit cemas dengan kelanjutan kasus kematian Angela, dia dan Sham sama-sama tidak tahu apa yang terjadi dan apa motifnya pembunuhan ini. Sasaran empuk untuk menjadikan Sham sebagai kambing hitam sangat membuat Jems khawatir, belum lagi banyaknya berita tersebar luas yang memojokkan posisi Sham saat ini.
"Apakah lebih baik Sham untuk sementara tinggal di tempatku saja?" tanya Jems kepada dirinya sendiri, sambil matanya menatap Sham yang masih betah di alam mimpi.
"Tetapi jika Sham menolak dengan tindakan keras kepalanya itu, apa yang harus aku lakukan?"gumamnya kembali.
Jems memijit pelipisnya pelan, mengusir rasa khawatirnya terhadap Sham dan juga berusaha mencari jalan keluar yang terbaik. Baginya kasus seperti ini memang tidak bisa di selesaikan dengan satu otak, untuk itu dia meminta beberapa orang pengacara Profesionalnya agar bersiap-siap jika nanti dibutuhkan. Dibutuhkan dalam hal apabila Sham benar-benar berubah status menjadi seorang tersangka, Jems sudah pasti akan mengerahkan team terbaiknya untuk membebaskan Sham dari semuaini.
"Kenapa melamun?" Jems terkejut begitu mendengar suara Sham, dia melihat Sham yang sudah duduk bersandar pada sofa sambil matanya masih mengerjap-ngerjap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warning Love [M-PREG]
Novela JuvenilKarena sebuah perjanjian dalam surat wasiat dan harta warisan, Jems harus menikahi seorang pria yang bernama Sham, yang telah menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan Angela-Teman Sebelah kamar kosannya. "Sebagai imbalannya, Anda harus bersedia men...