Bab 16 : Adu mulut

4.3K 433 7
                                    

Sham dibawa menuju ruang pemeriksaan, di sana sudah menunggu Glen yang duduk sendirian. Ada rasa kecewa begitu tahu bahwa Jems tidak datang mendampinginya,

"sepertinya hari ini anda tidak dapat didampingi oleh pengacara Anda, karena pengacara Anda belum datang juga sampai saat ini," kata Glen yang dapat membaca raut wajah milik Sham.

Wajah pasrah pun terpampang jelas di wajahnya, dia duduk di hadapan Glen dengan perasaan yang tidak menentu. Menurutnya semua ini sudah sangat melelahkan, tekanan batin yang diterimanya sudah cukup membuat Sham pusing, belum lagi aura menyerampak yang Glen pancarkan.

"Jadi..." perkataan Glen terpotong ketika terdengar suara ketukan pintu dan disusul munculnya sosok tinggi tegap Jems yang sedikit ngos-ngosan.

Satu jam yang lalu Jems masih terjebak pada macet yang berkepanjangan, tidak ingin membuat Sham sendirian dalam menghadapi Glen, diputuskannya untuk meminta karyawannya datang menggantikannya untuk terjebak macet.

Lima belas menit ketika karyawannya sudah datang, Jems langsung berlari sekencang yang dia bisa dan mencari kendaraan tercepat yang bisa membawanya sampai dengan tujuan.

Untuk itu pilihan Jems jatuh pada ojek, kebetulan tidak jauh dari tempatnya berdiri ada pangkalan ojek.

"Pak ojek, ayo buruan!" kata Jems terburu-buru dengan kondisi pelipisnya yang sudah keluar keringat akibat teriknya sinar matahari siang itu. Setelah melalui banyak jalan tikus Jems akhirnya sampai dengan tepat waktu karena Glen belum memulai proses pengintrogasiannya.

"Anda beruntung karena saya belum mulai mengajukan pertanyaan," sindir Glen terang-terangan dan membiarkan Jems duduk untuk mendampingi Sham. Jika saja yang duduk dihadapan Jems dan Sham adalah penghulu, sudah pasti Jems akan dengan senang hati memperlihatkan senyum ganteng miliknya, bukannya wajah datar sedingin es di kutub utara seperti sekarang.

"Jadi apa kita bisa mulai sekarang Pak?" tanya Jems dengan santai seolah tidak perduli dengan sindiran yang Glen berikan terhadapnya.

"Sham sejauh apa Anda mengenal Angela?" tanya Glen membuka proses interogasi.

"Pertanyaan itu sudah pernah diajukan sebelumnya," protes Jems sebelum Sham menyuarakan jawabannya.

"Saya tahu, saya hanya ingin memastikan tidak ada yang terlewatkan dari pernyataan Sham" kata Glen dengan nada suara yang terdengar keras. Seolah tidak terima dengan protesan Jems tersebut.

"Cukup mulai dengan pertanyaan baru yang berkaitan dengan kasus, saya rasa pertanyaan lama yang diulang-ulang tidak akan menghasilkan apa-apa," kata Jems tetap bersih keras menolak pertanyaan Glen tersebut.

"Anda cukup diam dan mendampingi jangan ikut campur dengan kinerja pihak berwajib," tukas Glen dengan ekspresi wajahnya yang mengeras.
Jemspun tidak mau kalah, dengan beraninya dia bertanya dengan nada menyindir,

"meskipun kalian tahu bahwa hal itu hanya akan membuang-buang waktu?" Sham yang berada di antara Glen dan Jems yang sedang tegang urat saraf itu merasa bingung, akhirnya dia memberanikan diri untuk menyela mereka,

"maaf bisa kita mulai tanpa keributan?" Sialnya setelah berkata seperti itu Sham sukses mendapat pelototan maut dari Glen dan Jems.

"Siapa yang ribut?" kata keduanya yang tiba-tiba berubah jadi kompak. Sham hanya meringis serbasalah karena hal itu dan memilih diam tidak ingin ikut campur.

Sementara itu Bima sedang duduk di balik kemudinya di parkiran sebuah restauran mewah, tidak lama seorang perempuan cantik masuk bergabung bersama Bima. Tanpa kata Bima melajukan mobilnya membelah jalanan yang sedang padat.

Warning Love [M-PREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang