👑14👑

78 10 2
                                    

Anjani membuka matanya perlahan,kepalanya masih pusing. Ia tau jika ia sedang berada di UKS,tetapi ia merasakan ada yang menggenggam tangannya.

"A-Arsa"kata Anjani sambil menengok ke arah kanannya. Arsa yang tadinya sedang menunduk sambil mengelus tangan Anjani pun mendongak.

Apa Arsa yang bantu gua ya? Batin Anjani.

"Anjani,kamu udah bangun?"tanya Arsa. "Menurut lu aja"kata Anjani lalu berusaha untuk bangun dari kasur,tetepi kepalanya sakit. "Jangan bangun dulu,kamu masih sakit"kata Arsa.

Hening seketika. Tiba tiba ada suara pintu,ternyata Neira dan Risa. "Heh! Lu,balik!"ucap Risa sambil menunjuk Arsa. Dengan sangat berat hati,Arsa meninggalkan ruangan UKS.

"Tadi dia ngga apa apain lu kan?"tanya Neira dengan nada khawatir. "Ngga"kata Anjani singkat. "Kalian ga belajar?"tanya Anjani kepada mereka berdua.

Neira dan Risa saling menatap sambil tersenyum bodoh. "Engga"ucap mereka berdua lalu tertawa. "Tadi itu pelajaran bahasa Indonesia,lu tau kan gurunya baik banget?"ucap Neira.

Anjani baru sadar jika ia baru sadar tiga jam setelah ia pingsan. Soalnya pelajaran bahasa Indonesia selalu paling terakhir.

Neira dan Risa menceritakan keadaan kelas tanpa Anjani. Anjani yang baru bangun hanya bisa meng-iyakan,karena sebenarnya ia belum bisa mencerna betul betul omongan mereka.

Sampai akhirnya Anjani pun bertanya kepada mereka. "Tadi yang bawa gua ke sini siapa?"tanya Anjani. Risa dan Neira terdiam untuk beberapa saat.

Risa yang sedang menengok ke arah jendela pun,langsung berlari ke arah pintu dan keluar UKS tanpa menutup pintunya. "Rafa!ini doi lu sakit!"ucap Risa yang membuat Anjani melotot.

"Oh,GWS ya"ucap Rafael dari arah pintu,lalu mengitip ke arah Anjani sambil tersenyum. Wajah Anjani yang tadinya pucat,sekarang memerah karena perkataan Rafael tadi.

"Si anying mukanya merah"kata Neira sambil mencolek pipi Anjani. "Lu pulang sama siapa?"tanya Risa khawatir. "Sama papa"ucap Anjani seperti anak kecil.

KRIIING!!

"Yes! udah bel pulang"ucap Risa dan Neira berbarengan. "Gua mau ambil tas dulu ya"ucap Risa. "Nitip!"pinta Neira dan Anjani.

Anjani berjalan bersebelahan dengan Neira,karena ucapan Rafael tadi panas di tubuhnya menurun,ia mennadi lebih semangat,tetapi tetap saja mukanya pucat.

"Eh,ada mamanya Rafael!"ucap Neira sambil menyenggol pinggang Anjani. Anjani melihat mama Rafael tengah berbincang dengan Zeira,ia ingin sekali seperti Zeira. Tapi tidak mungkin.

Dari belakang ada yang menyenggol pundal Anjani,yang tadinya ia ingin marah marah ia malah bengong. "Eh sorry sorry"ucap Rafael dengan nada panik.

Anjani melihat ada yang janggal dari pakaian Rafael,ada cairan merah di bajunya. "Ae-m... iya"ucap Anjani sambil tersenyum.

"Eh,Anjani. Tadi kamu sakit ya?"tanya Dewi,mama Rafael sambil berjalan mendekati Anjani. "I-i-iya"ucap Anjani gugup.

Ngga ngomong sama emaknya,anak nya. Sama sama gugup batin Anjani.

"Kamu sakit apa memangnya?"tanya Dewi lagi. "A-itu,apa i-itu ap-"ucapan Anjani terpotong oleh Rafael. "Tadi dia pingsan"ucap Rafael dengan nada datar,berada di sebelah kanan Anjani.

"Loh,kok bisa?"ucap Dewi. "Gara gara Rafael tuh tan"ucap Neira berbohong. "Kamu minta maaf sana! Anak orang sampe pingsan!"ucap Dewi menyuruh   Rafael untuk meminta maaf.

Anjani mengalihkan pandangannya ke arah Zeira yang sudah menatapnya dengan tatapan kebencian. Anjani mundur satu langkah dari posisinya.

Tetapi Rafael menahan badan Anjani dan merangkul pinggang Anjani. "Cabul"gumam Anjani kepada Rafael,lalu berusaha untuk melepaskan tangan Rafael dari pinggangnya.

"Minta maaf Rafael!"ucap Dewi lagi. "Aku yang nolongin dia,kenapa harus minta maaf"ucap Rafael sambil mengeratkan lagi tangannya di pinggang Anjani.

Mulut bego! Batin Rafael.

Anjani yang mendengar itu pun langsung melirik ke arah Rafael. "Apa liat liat?"ucap Rafael ketus. "Nolongin gimana?"tanya Dewi lagi.

"Udah ah,Rafa mau balik"ucap Rafael. "Eh,anterin Anjani sana"ucap Dewi sambil tersenyum licik. "Kamu bawa motor kan?"tanya Dewi.

Dengan pasrah Rafael mengiyakan ucapan ibunya itu. "Mama tunggu di rumah tante Hanin ya,mama mau jemput Dhifa dulu"ucap Dewi.

Dewi memang pernah ke rumah Anjani jadi Rafael tau rumahnya. Awalnya Dewi datang karena ada sahabatnya yang bertetangga dengan Anjani. Tetapi saat itu Rafael tidak ikut di karenakan ada pertandingan basket.

"Dah tante"ucap Vella tiba tiba datang. "Teh,kamu bareng tante aja ya. Rafa mau pacaran dulu"ucap Dewi menggoda Anjani dan Rafael. Neira dan Vella pun tertawa.

"Yaudah,eh jagain temen gua ya! Awas lu"ucap Vella kepada Rafael. "Heeh"jawabnya. "Yah,Neira alone" ucap Neira sambil memesan ojek online dari ponselnya.

Rafael memakai helm fullface nya dan menyalakan mesin motornya."Ayo berangkat"ucap Rafael yang datang dengan motor ninja putihnya. Anjani menaiki kursi di belakang Rafael lalu memeluk tas Rafael.

"Pegangan yang bener"ucap Rafael dengan nada datar ketika sadar Anjani memeluk tasnya. "Ini udah pegangan ke tas lu"ucap Anjani dengan polosnya.

Rafael langsung melepas tasnya dan meletakannya di depan. "Yang bener"ucap Rafael lagi. Anjani  memegang kedua pundak Rafael.

Karena gemas dengan perilaku Anjani yang pekanya 0,1% Rafael menarik kedua tangan Anjani ke pinggangnya yang membuat Anjani sangat kaget.

Rafael yang sudah merasa di perhatikan oleh orang orang pun menjalankan motornya dengan kecepatan normal.

Daritadi Anjani menutupi rona merah di pipinya,mungkin sekarang pipnya sudah seperti kepiting rebus. Ia menyenderkan kepalanya di punggung Rafael yang membuat Rafael tersenyum tipis di balik helm fullface nya.

***
Hola helo heyow
Maafkeun acu baru up ya fren
Makasih yang udah baca,vote dan vommet
Luv yaa😚

G❤

Prince CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang