👑29👑

18 2 0
                                    

Kriiiiing

Kini bel pulang akhirnya bunyi,seluruh siswa dan siswi berhamburan keluar kelas untuk segera pulang, termasuk Anjani dan Neira.

"Nei, lu pulang naik apa?"tanya Anjani yang kini tengah merapihkan buku dan tempat pensilnya untuk di masukan ke dalam tas.

"Gua ada acara, jadi gua di jemput sama papa" jawab Neira yang sudah siap dengan tas di gendongannya.

Ting!

Terdengar suara notifikasi dari smartphone milik Neira.

"Eh! Gua duluan ya! Hati hati Anjani" ucap Neira sambil lari keluar kelasnya yang membuat Anjani mengerutkan kedua alisnya.

Dasar aneh batin Anjani.

Anjani akhirnya keluar kelasnya—sendirian. Baru saja ia ingin memesan ojek online, tiba tiba saja ada sesuatu yang menimpa dirinya hingga terjatuh karena benda yang menimpanya sangatlah kencang.

"Aw!" Anjani berteriak ketika merasakan lututnya sakit.

"Eh! Sorry banget, gua ga sengaja" ucap seseorang yang kemugkinan dalang dari jatuhnya Anjani.

Belum sempat ia mendongak untuk melihat siapa yang membuat dirinya terjatuh, tiba tiba saja Anjani merasakan badannya sedikit terangkat dan juga ia merasakan kedua lututnya benar benar sakit.

"Lu ngga apa apa?"tanya orang yang kini membopong badan Anjani, Rafael. Dengan menahan rasa sakitnya Anjani mengangguk pelan.

"Yakin ngga apa apa? Kaki lu berdarah gitu"ucap Rafael dengan nada yang sangat datar.

"E-um handphone gua mana ya?"tanya Anjani yang baru menyadari hilangnya smartphone miliknya.

Naas sekali, sayangnya ternyata bola basket Rafael lah yang membuat smartphone miliknya 'hilang'.

Yap! Dalang dari semua ini adalah Rafael yang sedang bermain dengan bola basketnya, dan kebetulan saat ia sedang men-dribble, bola tersebut mengenai Anjani dan juga smartphone nya.

Anjani menahan tangis nya, setelah melihat smartphone miliknya sudah tidak berbentuk lagi.

"Gua bakal ganti, sekarang gua anter ke UKS dulu ya" ucap Rafael setelah membersihkan pecahan smartphone milik Anjani.

Sesampainya di UKS, Rafael mendudukan Anjani di ranjang UKS. Sedangkan dirinya mulai mencari obat untuk mengobati luka di lutut Anjani.

Anjani menundukan kepalanya—ia masih menahan tangisnya—yang sayangnya Rafael tidak menyadarinya.

"Ini bakalan agak sakit, tahan ya" ucap Rafael sembari menempelkan kapas yang telah ia beri alkohol ke luka yang ada di lutut Anjani.

"Hiks"

Satu tetes air mata akhirnya mengalihkan perhatian Rafael. Rafael yang sedang duduk pun akhirnya mendongak ketika melihat Anjani menangis.

"Sakit?"tanya Rafael dengan nada sedikit khawatir. Anjani menggeleng sebagai jawabannya, namun tangis nya semakin menjani jadi yang membuat Rafael agak panik.

"Terus kenapa? Handphone lu ya?"tanya Rafael. Sambil menghapus air matanya, Anjani mengangguk pelan.

"Tenang okey? Gua bakal tanggung jawab semuanya"ucap Rafael sambil pengelus pundak Anjani, untuk menenangkannya.

Sungguh entah ada apa dengannya, Rafael benar benar ceroboh. Ia sudah melukai anak orang sekaligus merusak barang orang, lebih tepatnya menghancurkan barang orang.

Akhirnya setelah lima belas menit di dalam UKS, Anjani dan Rafael akhirnya keluar. Tentu saja dengan keadaan Anjani yang masih harus di bopong.

Kini mereka sudah di parkiran sekolah yang sudah sangat sepi. Tentu hal ini membuat Anjani sedikit kebingungan.

"Kenapa?"tanya Rafael yang melihat wajah bingung Anjani. Baru saja Anjani ingin membuka mulutnya,namun lagi lagi Rafael memotong.

"Udah gua bilangin,gua bakal tanggung jawab" ucap Rafael sambil memberikan helm kepada Anjani.

Sesampainya Anjani di rumahnya, dia bingung apakah ia harus sedih atau senang dan juga bagaimana nasibnya nanti.

Tadi saat Rafael mengantarnya, ia mengatakam bahwa ia akan mengantar jemput Anjani, mungkin sampai Rafael bisa mengganti smartphone milik Anjani kembali lagi.

Namun berita buruknya, bagaimana ia mengatakan kepada Pangeran, terlebih kepada kedua orang tuanya mengenai smartphone nya.

***
Omg up lagi!!!
Kayaknya endingnya bakal agak terulur gais...
Makasih ya yang udah mau baca ❤️

Pfft

-G❤️

Prince CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang