👑28👑

19 1 0
                                    

Setelah hari dimana Vella ulang tahun, semuanya kembali seperti semula. Tak ada yang berubah, Anjani tetap melakukan aktivitasnya—mengambil foto Rafael secara diam diam—dan Neira belum memberi tahu Anjani mengenai siapa tunangannya.

Hari ini dimana Anjani dan teman temannya harus melaksanakan ujian tengah smester, dan hal ini membuat Anjani benar benar sibuk.

Semenjak ujian smester, Anjani seringkali pergi ke perpustakaan sekolah untuk belajar. Di hari pertama Anjani sempat di temani oleh Neira, namun Neira tidak kuat menahan rasa ngantuknya, jadi terpaksa Anjani harus sendiri di perpustakaan.

"Nei, lu ngga mau nemenin?" Lagi lagi Anjani memaksa Neira untuk menemaninya di perpustakaan.

"Ngga bisa, bosen tau!"jawab Neira sambil memutar kedua bola matanya, yang lagi lagi membuat Anjani mengerucutkan bibirnya.

"Bye Anjani, gua mau balik!"ucap Neira sambil tersenyum mengejek ke arah Anjani.

🌜🌜🌜

Anjani sudah berkutat dengan bukunya sekitar 15 menit. Biasanya ia belajar sambil mendengarkan lagu, namun tadi pagi ia lupa mengambilnya di atas meja riasnya.

Hari ini perpustakaan sedikit ramai, banyak adik kelas dan teman yang se-angkatan dengannya—dan tentu saja Anjani tidak mengetahui siapa mereka.

"Eh gue denger denger ya, Rafael mau pindah bukan sih?"

"Kata siapa lu?"

"Dari temen basketnya lah!"

"Padahal dia disini tinggal beberapa bulan lagi loh"

Samar samar Anjani mendenger percakapan dari kedua adik kelasnya—yang Anjani juga tidak tahu namanya siapa.

Karena hal tersebut, Anjani benar benar tidak fokus dengan buku yang sedang ia baca, mood-nya berubah drastis.

Daripada ia mempermalukan dirinya di perpustakaan, akhirnya Anjani beranjak dari tempat duduknya dan bergegas keluar perpustakaan untuk pulang.

Kacau banget sih, batin Anjani.

🌜🌜🌜

Hari ini adalah hari terakhir ujian dan Anjani sama sekali tidak bisa fokus dengan materi materi yang harusnya ia pelajari.

Semenjak hari dimana ia pergi ke rumah Vella,ternyata Anjani baru menyadari jika teman temannya menjadi sedikit berubah—atau mungkin dia yang berubah.

Anjani lebih sering melamun, dan itu membuat Neira khawatir dengan keadaannya.

"Heh! Kenapa sih dari kemaren gua perhatiin kok lu kayaknya jadi hobi banget bengong" ucap Neira yang tentu saja menyadarkan Anjani dari lamunannya.

"Em.. e-engga kok"ucap Anjani sedikit gugup. Neira? Tentu saja dia tidak percaya dengan jawaban Anjani.

"Sekarang, ayo kita ke kantin. Yuk!"ucap Neira sambil menarik lengan Anjani.

Sesampainya di kantin, ternyata kantin sudah penuh. "Udah yuk nei, ini rame banget" ucap Anjani yang mulai pengap.

Namun takdir berkata lain, Neira menemukan tempat duduk dan pas untuk dua orang. "Gua nemu! Yuk!" Lagi lagi Neira menarik lengan Anjani.

Anjani mulai panik saat Neira membawanya ke meja dimana Rafael dan teman temannya sedang makan, namun hari ini ia tidak sepanik biasanya.

"Eh gua boleh duduk si sini ga?" Tanya Neira dengan pedenya. Semua orang di meja tersebut mengangguk, termasuk Rafael.

"Lu mau apa?" Tanya Neira, yang langsung di jawab gelengan oleh Anjani. Melihat hal itu Neira langsung memegang telapak tangan Anjani.

Kok ga keringetan? Jangan jangan dia udah move on?! Batin Neira.

"Aduh! Kenapa pegang pegang sih nei!" Anjani protes, sedangkan Neira hanya cecengiran melihatnya dan langsung saja ia memesan makanan.

"Ngga makan?"

Ayo Anjani ngga boleh ge-er, dia pasti nanya temennya batin Anjani saat mendengar suara Rafael.

Lagi lagi takdir berkata lain, tiba tiba saja ada yang menarik rambut Anjani.

"Aww! Apa sih?!" Anjani menengok ke sebelah kanan nya, ternyata Rafael yang menarik rambutnya.

"Gua nanya"ucap nya dengan wajah yang sangat sangat datar dan juga nada yang dingin.
Anjani menghela nafasnya kasar, "ngga" jawaban Anjani membuat alis tebal milik Rafael mengkerut.

Rafael beranjak dari tempat duduknya, yang membuat seluruh siswa dan siswi yang ada di kantin langsung tertuju kepadanya.

Tidak lama Rafael kembali dengan sekotak susu stroberi dan juga roti isi coklat. Anjani terkejut karena tiba tiba susu dan juga roti yang di bawa Rafael di taruh di depannya.

Sekali lagi, Anjani sedang di mode malas dengan Rafael, tentu karena ia kepikiran dengan berita pindahnya Rafael yang membuatnya berusaha mengurangi rasa sukanya.

"Makan" ucap Rafael entah pada siapa. Anjani menoleh, dan mendapatkan wajahnya dan Rafael benar benar dekat.

Gila gangeng banget batin Anjani.

Namun Anjani langsung menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya. Rafael yang merasa tertolak pun lagi lagi mengerutkan alisnya.

"Makan" ucapnya lagi dengan nada yang terdengar sangat dingin. Tak kunjung mendapatkan jawaban akhirnya Rafael membuka bungkus roti dan menancapkan sedotan di atas susu kotak yang ia beli.

Setelah dari situ Anjani mau tidak mau memakan roti dan meminum susu yang Rafael berikan kepadanya.

"Rafa!"ucap salah satu teman Rafael yang ada di meja tersebut. "Gue denger denger lu mau pindah ya?"tanya nya.

"Oh itu..."

***
Halooooo
Lama tak jumpa!!!
Maaf ya jarang banget update
Bentar lagi ending loh!

-G❤️

Prince CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang