Bab XIV - Rahasia 2

80K 3.7K 15
                                    


ketika aku terbangun dari pingsan, aku langsung menuju ruangan icu dan melihat ruangan itu kosong, pria itu tidak ada, aku kelilingi ruangan itu tetap tidak ketemu.

aku menatap nanar ruangan itu dan tiba2 tangisku pecah, lalu aku mengelus perut ku "apa ayahmu sudah meninggal nak" ucapku ke anakku.

entah karena binggung atau lupa, aku lupa menanyakan ke suster dimana pasien di ruangan itu.

aku lalu pergi meninggalkan rumah sakit dengan perasaan hancur, aku tau ini cepat atau lambat akan terjadi, pria itu akan meninggal, tapi aku gak tau akan secepat ini, baru 1 bulan, bahkan anak kami baru sebesar biji jagung, dia sudah meninggal.

aku lalu kembali ke panti dan beristirahat untuk melepaskan kepenatan dan sakit dihati.

tiba2 pintu kamarku di ketuk.
"siapa" kataku dengan suara parau

"ini aku ibu ira" katanya

"kenapa bu"

"ini ibu bawakan makanan buat non icha" kata ibu itu.

"aku lagi gak nafsu makan bu, nanti saja" jawabku.

"gak baik non, nanti baby nya kelaparan" kata ibu itu

ya, cuma ibu itu yang tau semua keadaan aku karena aku sudah menganggap dia ibu kandung ku.

"tapi aku gak nafsu bu, aku....." aku pun kembali menangis.

"jangan nangis non nanti babynya nangis juga kalo ibunya sedih"

"non harus kuat, demi anak non"

"tapi ayahnya sudah meninggal bi, sebelum melihat anaknya lahir, sebelum tau aku sudah hamil anaknya, sebelum tau aku" kataku dengan nada sedih. akupun kembali menangis pilu.

"yang sabar non, kematian tidak bisa kita hindari" kata ibu ira.

"aku harus gimana bu, aku takut membesarkan anak sendirian, aku takut diusir dari panti ini karena hamil diluar nikah". ucapku lagi.

"sebelum mereka tau kita harus pergi dari sini, dan memulai hidup baru di bogor"

"apa non mau? kalo non mau, non bisa tinggal di rumah keluarga saya di bogor, dan saya yang akan mengurus kehamilan non dan baby non jika dia lahir nanti." Kata nya panjang lebar sambik memegang tangan ku.

"apa itu jalan yang baik bu?"

"kalo iya, aku setuju, ibu siap2 ya besok kita pindah ke bogor, tapi jangan sampai ada yang tau tujuan kita, kalo mereka bertanya bilang saja kita ke sumatera ke kampungku" pintaku ke bu ira.

"baik non, non tenang aja, kita akan hidup bertiga dengan tenang"

Kami pun bersiap-siap untuk pergi meninggalkan panti tempat aku mengabdikan diriku.

pagi hari nya kami pun berangkat menuju kota bogor, meninggalkan kenangan indah, kenangan buruk tapi aku membawa berkah yang tumbuh dirahim ku

6 bulan kemudian

kandunganku sudah memasuki bulan ke 7, kata dokter anakku berjenis kelamin laki2. aku senang mendengarnya.

apa aku hidup tenang setelah keluar dari panti? tidak..
aku harus berpindah-pindah rumah dari satu kota ke kota lain karena aku tidak diterima di lingkungan karena hamil tanpa suami.

aku dihina , di caci sampai di usir dari kampung, aku cuma bisa tersenyum.

akhirnya aku kembali ke jakarta dan mengontrak sebuah rumah sederhana hasil usaha ku menjual makanan kecik di rumah.

pagi ini aku berencana untuk memasak untuk jualan, ketika berada di dapur tak sengaja aku terjatuh dan perut ku terhempas ke lantai.

aku kesakitan dan aku melihat banyak darah di lantai, aku berteriak memanggil ibu ira.

"buuuuuu.... aduhhhh sakittttt.... tolong icha bu....sakittttt icha gak kuat" aku berteriak memanggil ibu ira.

"non kenapa, darah non,... " ibu ira panik.

"bawa aku ke bidan bu... cepattttt" aku masih merintih kesakitan.

"i.... iyaaa non sabar" kata bu ira

"ya allah kenapa sakit banget, jangan ambil anakku, aku gak mau kehilangan lagi, cukup ayahnya jangan anakku" aku berdoa

aku tetap berteriak menahan sakit yang menyerang.

"sakitttt bu... hikssss mama.... aku gak kuattt sakittttnya ....." teriak ku.

akhirnya kami sampai di bidan dan aku langsung dibawa ke ruangan melahirkan.

"sakitttt bukkkk kata ku"

"ayo bu hembuskan napas dan siap2 buat mengejan"

dengan kekuatan penuh aku lalu mengejan dan tak lama aku mendengar suara tangis bayiku

"selamat bu, anaknya cowok, tapi berhubung lahirnya prematur, kami akan membawanya ke inkubator"

aku kaget dan bertanya ke bidan "tapi dia gak bakal kenapa2 kan bu"

"kita liat sampai besok, kalo tidak membaik , terpaksa ibu nembawa ke rumah sakit yang lebih besar untuk dirawat lebih lanjut"

aku menangis mendengar berita dari bidan, dan melihat ke box inkubator "hiksss maafkan mommy nak, kamu cepat sembuh ya, jangan bikin mommy sedih dan kuatir lagi"

besoknya ketika aku mau melihat bayi ku, aku bertemu bidan dan dia memberi kabar kalo keadaan anak ku makin parah dan harus secepatnya dibawa ke rumah sakit.

akupun berkata "lakukan yang terbaik bu, anakku harus sembuh," aku pun memegang tangan bidan dengan wajah memohon.

"iya bu, kami akab berusaha menolong anak ibu".

anakku akhirnya dibawa ke rumah sakit dan dibawa masuk ke ruangan icu.

aku pun menyusul ke rumah sakit dan ketika aku melihat anakku di ruangan icu, tiba2 terlintas kenangan buruk ketika ayah anakku berada diruangan yang sama dengan ruangan anakku dirawat, nasib sudah mempertemukan anakku dengan ayahnya walau melalui ruangan inap yang sama.

"maaf kan mommy nak, kamu harus seperti ini krn mommy, bahkan kamu belum merasakan asi" kataku lirih setelah melihat dadaku basah karena asi yang tumpah.

tak lama datang dokter anak yang merawat davin.

ya, aku memberikan jagoan ku nama davin persada.

"bagaimana keadaan davin dok" tanyaku cemas

"dia masih dalam keadaan kritis bu, karena dia lahir prematur, dia gampang terserang penyakit, makanya kita harus waspada dan kita harus mengontrol kondisinya sesering mungkin" beritahunya

aku terduduk mendengar kabar itu, ya allah davin masih kecil, jangan dia, aku saja....

tbc

maaf kependekan capek ngetik wkwkkwkwkw

soal melahirkan maaf gak tau caranya wkwkkw soalnya belun pernah

1. Masa Lalu IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang