Bab XXI - Tegang

79.5K 3.1K 20
                                    


yukki pov

aku panik istri dan anakku masuk rs, icha pingsan setelah melihat davin berdarah, sedangkan davin kata dokter harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ya tuhan ada saja cobaan, padahal kami baru berbahagia, setelah memastikan davin dirawat dokter terbaik. aku memasuki ruangan icha dirawat.

aku mendekati tempat tidurnya dan duduk disamping istriku, ku ambil tangannya dan ku berkata "sayang, kamu cepat sembuh ya dan  harus kuat menghadapi ini bersama2" kataku lirih.

tak lama aku melihat dia mulai sadar dan aku mendengar dia memanggil nama davin.

"davin.... davin... bagaimana keadaan davin mas, apa masih mimisan, dimana dia sekarang, aku mau lihat dia mas" dia bertanya kepadaku dan berniat beranjak dari tempat tidur.

"davin baik2 saja kok, kamu tenang aja ya, yang penting sekarang kamu istirahat dulu" kataku menenangkannya.

"tapi aku pengen lihat davin mas, aku pengen disampingnya" dia memaksa dan aku tanpa sadar membentaknya

"sudah mas bilang davin baik2 saja, kamu dengar mas kan, sekarang kamu tidur dan istirahat!!!, besok kita lihat davin" kataku kesal.

dia berbalik memunggungi ku dan ku dengar isakan tangisnya.

"aku hanya ingin lihat anak kita mas, hiksss kok mas malah marah hiksss" katanya dengan isakan tangis

aku pun menaiki  tempat tidurnya dan memeluknya " sayang aku gak marah kok sayang, aku mau kamu sehat dulu baru kita sama2 lihat davin" kataku membujuknya

"tapi mas ...." sanggahnya.

"ishhh punya istri kok gak ya nurut sama suami" kataku lagi

"iya iya punya suami bawel" dia pun menghembuskan nafasnya

pagi harinya setelah bangun dan sarapan aku dan icha melihat davin di ruangan anak, icha mendekati davin dan aku melihat dia mengusap tangan davin "sayang, cepat sembuh, mommy dan papi disini nemenin kamu, jangan takut ya" katanya lirih.

aku menemui dokter diruangannya, aku sengaja tidak membawa icha, karena aku tau dia tipe panikan jika mendapat kabar buruk.

"bagaimana keadaan anak saya dok, apa dia baik2 saja" tanyaku.

"kami sudah melakukan beberapa tes dan menurut hasilnya davin harus segera di operasi secepatnya" kata dokter itu.

"tolong lakukan yang terbaik dok, tolong selamatkan anak saya," kataku memohon

"baik pak, sebelum operasi kita harus melakukan tes sekali lagi apakah cocok sumsum bapak untuk davin" kata dokter itu lagi.

"lakukan semua tes yang dibutuhkan, yang penting anak saya harus sembuh" ucapku kemudian

aku pun memberitahu kepada icha kalo aku harus melaksanakan tes kecocokan sumsum tulang belakangku  dengan davin, dan tanggapannya kembali panik dan aku kembali harus menenangkannya.

besok harinya aku mengikuti tes kesehatan untuk menentukan apakah sumsumku cocok apa tidak untuk davin.

"mudah2an cocok ya mas, karena ini satu2nya jalan untuk kesembuhan davin" katanya sedih.

"kamu yang tenang ya sayang, jangan panikan, aku gak tenang jika kamu panik kayak gini" kataku membujuknya agar tidak panik.

"bagaimana tidak panik mas, suami dan anakku sedang berjuang sedangkan aku gak bisa menolong kalian" jawabnya pilu.

"iya mas ngerti, kamu kalo panik mas panik juga, jadi daripada kamu panik mending kamu kiss mas dulu supaya mas kuat" kataku menggodanya.

"ya elah mas masih juga minta kiss disaat genting gini" dia pun mencubit pipiku.

aku tertawa dan ku kecup keningnya "semua akan baik2 saja, kamu berdoa saja ya" kataku menguatkan istriku.

"iya mas, pasti...." dia pun menemaniku ke ruang labor untuk melakukan tes tersebut.

setelah melaksanakan semua tes yang diperlukan, kami pun kembali keruangan davin.

"kapan hasilnya keluar mas" tanyanya kepadaku.

"mungkin besok"

"sayang, sekarang kamu pulang ya, sudah malam, biar aku yang menjaga davin, kamu istirahat dirumah saja" kataku

"gak aku disini saja sama mas dan davin, aku bakalan gak bisa tidur tanpa kalian dirumah" katanya lagi

"tapi disini gak nyaman buat kamu, enakkan dirumah" bujukku lagi.

"gpp gak nyaman yang penting bersama kalian" jawabnya.

"kamu bandel ya, gak mau dengerin suami, ya sudah kita ambil kamar disebelah, aku gak mau kamu gak nyaman tidurnya" kataku mengalah

"gpp mas disini aja, ngapain buang uang ngambil kamar 1 lagi, gak baik boros" katanya lagi.

"sayang, jangan bawel deh, kamu mau tidur disinikan? kalo iya dengerin aku dan  tidur disebelah" perintahku tegas

"ya sudah deh, aku nurut suami, daripada ntar dibilang gak nurut" diapun menghela napas dan memanyunkan bibirnya

"yah yank, bibir jangan dimaju2in, bikin napsu buat cipok deh" kataku mesum.

"massss......" teriaknya malu

"hahahhaha yuk yank, kita kesebelah" aku pun menarik dia ke kamar sebelah.

"mas ngapain ikut? trus yg jaga davin siapa?" tanyanya kepadaku.

"aku yang jaga, tapi sebelum itu, aku mau ngelonin istriku dulu, dia gak bakalan bisa tidur kali gak aku kelonin" aku pun mengerlingkan mataku ke arahnya dan kembali cubitan menghampiriku.

pagi harinya aku dan icha menemui dokter indah, dokter anak yang terkenal di indonesia.

"selamat pagi bapak yukki dan ibu yurisa" sapa dokter indah.

"panggil saja saya icha dok" kata istriku.

"silahkan duduk dulu bapak dan ibu" kata dokter itu lagi.

"bagaimana hasil tes kemarin dok" tanyaku gak sabar.

"mmmmmm begini pak, bu sebelum saya memberitahu hasilnya sebaiknya bapak dan ibu harus tenang dulu, jangan panik dan kuatir" jawab dokter itu menenangkan kami.

"saya sudah melihat hasilnya tadi dan........"

"dan hasilnya bapak yukki dan davin......" dokter itu menghentikan suaranya

"apa hasilnya dok" kataku tegang.

"hasilnya...."

tbc

hahhahahahah gimana hasilnya ya... cocok apa gak yahhh....

maaf kependekan yah lagi gak ada ide nih

1. Masa Lalu IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang