Bab XXIII - Dilema

69.7K 3.2K 21
                                    


icha pov

"sa...saya hamil dok, yang benar dok?" aku bertanya tidak percaya

"iya ibu sedang mengandung 3 minggu, untuk lebih jelasnya mari kita menemui dokter haris, dokter kandungan di rumah sakit ini" dokter indah mengajak aku menemui dokter haris.

aku pun mengikuti dokter indah untuk menemui dokter kandungan.

setibanya di ruangan dokter haris, aku langsung melakukan USG untuk memastikan kembali.

"selamat ibu, ibu sedang hamil 3 minggu" dan dia menunjukkan dilayar mesin USG foto bayiku.

aku melihat dan tanpa sadar aku menitikkan air mata, "ya allah itu bayiku dok?" tanyaku.

"iya bu, bayinya sehat walau masih sebesar jagung tapi dia akan menjadi anak yang sehat" kata dokter itu lagi.

ya allah bagaimana ini,  sumsumku cocok untuk davin, tapi sekarang aku lagi hamil, bagaimana bisa aku melakukan operasi ketika lagi hamil.

"jadi sekarang saya belum bisa operasi dok?" tanyaku.

"belum bu, ibu harus melahirkan dulu, setelah melahirkan dan kondisi ibu sudah baik lebih kurang 3 bulan baru kita melakukan operasi" kata dokter itu lagi.

"apa tidak terlalu lama dok? apa davin bisa menunggu?" tanyaku lagi.

"mudah2an dengan obat yang saya beri dan davin meminumnya tepat waktu, kita bisa menunggu 1 tahun kedepan" kata dokter indah.

"apa kalo saya tidak hamil, sekarang waktu yang tepat untuk operasi dok?" kataku lagi.

"apa ibu akan menggugurkan anak itu?" tanya dokter haris.

aku terdiam, aku tidak menjawab pertanyaan tsb. aku bingung dan dilema disatu sisi aku harus menyelamatkan anakku, disisi lain aku sedang mengandung anakku juga. ya allah kenapa bisa seribet ini.

"saya diskusikan kesuami saya dulu ya dok" kataku lagi.

"baiklah bu, silahkan ibu dan bapak diskusikan" kata dokter indah.

aku pun permisi untuk pulang dan aku berjalan gontai, aku memegang perutku, "ya allah ada bayi lagi diperutku, tapi kenapa aku harus dikasih pilihan" batinku lirih.

aku memutuskan untuk pulang dan tidak jadi ke kantor mas yukki.

aku pun menelepon mas yukki

"hallo mas, aku gak jadi datang ke kantor mas ya"

.......

"iya aku lagi gak enak badan, jadi aku mau pulang saja"

........

"gpp kok mas, aku gpp hanya pusing saja"

........

"iya dirumah aku minum obat, bye mas"

......

"luv u so much much much"

aku menutup telpon dan menundukkan kepala dan kembali menangis.

“seharusnya aku bahagia mendengar kehamilan ku ini tapi....hiksss, tapi davin butuh sumsumku sekarang" batinku.

"aku gak bisa memilih, mereka berdua anakku anak kami, buah cinta kami" batinku lagi.

"ya allah apa yang harus aku lakukan" tanyaku lirih dan aku pun memegang kembali perutku, "maafkan mommy nak, bukan mommy gak sayang kamu, mommy sangat sayang kamu, tapi kakakmu lebih membutuhkan mommy nak, tolong kamu mengerti ya" kata ku lirih.

1. Masa Lalu IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang