Bab XVIII - Bahagia itu Sederhana

87.9K 3.8K 12
                                    

Icha POV

sudah 2 minggu aku berpisah dengan suamiku, 2 minggu juga aku tidak memberi kabar ke rumah, karena aku takut nanti mas yukki tambah marah, lebih baik aku menghilang sampai kondisi mulai kondusif.

entah mengapa  selama 2 minggu ini aku hanya bisa tidur setelah memakai pakaian mas yukki yang aku bawa, apa karena kau terlalu merindukannya, jadi ketika aku memakai baju itu, seakan aku lagi bersamanya. cinta memang gila dan aku makin gila karena mencintainya meskipun dia tidak mencintaiku.

aku cuma bisa duduk termenung mengingat semua jalan nasib kehidupanku, semua bermula dari permintaan mami, tapi aku tidak menyesal, karena aku bisa melahirkan davin dan menikah dengan lelaki yang aku cintai.

tiap malam aku berdoa, semoga allah mengirim mas yukki ke panti ini untuk menjemputku, tapi sampai 2 minggu dia gak ada datang kesini, apa dia sudah melupakanku? apa dia gak bisa memaafkanku? apa dia membenciku lagi?, semua pertanyaan buruk menghampiri benakku.

aku sangat ingin ketemu davin dan mas yukki, aku kangen mereka, hari ini aku memutuskan untuk melihat mereka walau dari kejauhan saja, itu sudah cukup membuatku bahagia.

aku bersiap-siap menuju rumah mami, aku mengenakan pakaian mas yukki dan meminta izin  kepada kepala panti untuk pergi sebentar. aku seperti orang gila, memakai pakaian pria yang kebesaran dan kepala panti hanya menggeleng2kan kepala setelah melihat penampilanku, mungkin didalam hatinya mengatakan, wanita ini sudah mulai gila karena cinta.

"pak tolong ke alamat ini ya, buruan ya pak" kataku kepada supir taxi.

cuma lihat dari jauh saja sudah cukup mengobati kerinduanku kepada mereka.

setibanya di depan pagar aku menyuruh supir taxi untuk menunggu, "ini jam makan siang dan mungkin mas yukki pulang untuk melihat davin," batinku sambil melirik kiri kanan untuk melihat mobil mas yukki.

setelah menunggu satu jam aku melihat mobil range rover hitam berhenti dan turunlah mas yukki, aku melihat penampilannya berantakan, kurus, kumis dan jenggot tidak dipotongnya. "apa dia tidak mengurus badannya?" kataku sedih

"apa kamu menyakiti badanmu mas? apa kamu tidak makan hingga badan mu menjadi kurus? apa kamu sedih aku pergi? apa kamu rindu juga denganku mas" kataku lirih dan tanpa sadar air mataku pun jatuh.

aku melihat dia memasuki rumah, ah padahal kangenku belum selesai, kenapa cepat sekali dia masuk, ayo keluar lagi mas dan bawa davin yah, aku kangen kalian, ayo bawa davin keluar sebentar saja......

entah karena ada ikatan darah atau karena apa, setengah jam kemudian aku melihat pintu pagar kembali terbuka dan ku lihat mas yukki berjalan keluar sambil mengendong davin yang sedang menangis, "kenapa menangis nak? kamu kangen yah sama mommy???? sabar ya nak, mommy akan kembali untuk melihat kamu tapi tidak sekarang, nanti setelah kamu sembuh...." batinku sambil menutup mulut menahan suara tangis.

aku kembali melihat davin dan mas yukki masih di gerbang rumah mami, aku senang ketika mas yukki sangat tulus mengasuh davin, ternyata dia benar2 menyayangi anaknya.

tak lama kemudian tiba2 aku melihat davin menunjuk2 ke arah taxiku, aku takut ketahuan dan aku meminta supir taxi untuk pergi secepatnya. aku belum mau ketemu mereka, takut dia memintaku untuk menjauh lagi itu sebenarnya yang paling aku takutkan.

akhirnya aku kembali ke panti jompo dan bertemu kembali dengan kepala panti....

"wah cerah banget mukamu nak" kata ibu kepala itu.

"iyabu saya sangat bahagia" kataku dengan senyum sumringah...

"wah bagi2 donk kok bisa bahagia setelah beberapa minggu ini kamu muram dan sedih terus" kata ibu itu kembali.

"saya baru melihat permata hatiku bu, itu sudah cukup membuat aku bahagia, karena kebahagianku hanya mereka berdua," kataku dengan riang.

"wah baguslah, kebahagiaan itu harus dicari nak, kalo meratapi kesedihan, itu akan merusak diri kita sendiri," kata ibu itu lagi.

"iya bu, saya akan tidak bersedih lagi bu" kataku dengan nada pasti.

esok paginya ketika aku sedang membantu ibu kepala memasak, tiba2 pak karyo tukang kebun panti menghampiri   dan memberitahu bahwa ada tamu mencari Ibu Kepala.

Katanya ada donatur tetap datang dan ingin memberikan sumbangan ke Ibu Kepala Panti.

"nak Ibu ke kantor dulu, kamu lanjutkan masaknya yah" kata ibu kepala.

"iya bu tenang aja icha yang akan memasak buat kakek dan nenek disini" kataku sambil memotong ayam.

setengah jam aku memasak, ketika sedang mengiris bawang, tiba2 ada  yang masuk ke dapur, aku kira ibu kepala yang kembali dan aku berbicara memunggunginya  "bu, perih banget ya mengiris bawang merah ini, biasanya aku gak bakalan nangis, tapi kenapa sekarang air mataku gak bisa berhenti ya" kataku sambil melap air mata yang turun.

Ibu itu hanya diam, dan aku kembali berkata "kemarin aku melihat suamiku bu, dia sangat kurus dan tak terurus, aku kasian dan merasa bersalah bu, dia seperti itu karena aku, apa aku jahat ya bu? meninggalkan suami dan anakku sendirian di rumah" kataku masih mengiris bawang.

"aku yang salah cha, bukan kamu, aku yang tidak menepati janji ku kepada kamu, aku pantas menerima semuanya cha" katanya dan aku berbalik ke arah suara itu dan aku melihat suamiku berdiri di pintu dapur, dan aku pun menggelengkan kepala "ah icha kamu mulai lagikan berhalusinasi"

"mana mungkin mas yukki ada disini" kataku lagi

"apa aku terlalu merindukannya sehingga aku pun bermimpi dia ada disini sekarang" kataku

"tidak cha kamu tidak bermimpi, mas disini...mas datang untuk menjemputmu, kita pulang ya, davin dan mami sudah menunggu dan aku butuh kamu cha buat hidup...maafkan mas yah sudah menyakitimu." dia pun mendekatiku dan memegang tanganku.

tiba2 dia memelukku, aku kaget dan mendorongnya

tbs

eng ing eng.....

apakah icha akan menerima maaf suaminya...

1. Masa Lalu IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang