ᴅᴇᴀʀ, sʜᴇʟᴅᴏɴ...
ᴋɪᴛᴀ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴅᴜᴀ ᴏʀᴀɴɢ ᴀsɪɴɢ
ʏᴀɴɢ sᴇʟᴀʟᴜ ᴍᴇɴᴊᴀʀᴀᴋ ᴛᴀɴᴘᴀ ᴛᴇʀʟᴜᴘᴀ
ᴍᴇɴɢɢᴇʀᴀᴋ sᴇʀɪʙᴜ ᴀɴɢᴀɴ ᴅᴀʟᴀᴍ ʜᴀᴍᴘᴀ
ᴋɪᴛᴀ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴍᴀsᴀ
ʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍᴜʟᴀɪ ʀᴀsᴀ ᴅᴀʟᴀᴍ ᴅɪᴀᴍᴘᴇɴɢɢᴇʀᴀᴋ ᴅᴀʟᴀᴍ ᴊɪᴡᴀ
ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴɢɢᴏʀᴇs ʟᴜᴋᴀ
ᴋᴀᴍᴜ ᴀᴅᴀʟᴀʜ sᴇᴍᴀɴɢᴀᴛ
ʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍʙɪsɪᴋᴋᴀɴ sᴇᴜɴᴛᴀɪ ᴋᴀᴛᴀ
ᴛᴇɴᴛᴀɴɢ ᴋɪᴛᴀ* * *
"Shel,"
Setelah beberapa kali menelan ludah, dan hanya sepatah kata itu yang berhasil lolos dari bibir tipis nya. Kaki nya mulai bergetar menahan luka akibat latihan balet yang ia tempuh selama beberapa bulan terakhir ini. Kini, dihadapannya ada Sheldon yang teramat dingin tengah sibuk dengan dirinya sendiri. Rara yang mengajaknya untuk bertemu di Ruangan OSIS, ia juga yang diam seribu bahasa, padahal niatnya ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada Sheldon.
"Lo mau nanya apalagi sekarang?"
Tatapan Rara melemah, ketika cowok yang ada di depannya mulai mendekat semakin rapat. Berkali-kali ia coba untuk membenci dan meyakinkan diri, apa yang sebenarnya terjadi . Mengapa begitu sulit melepaskan cowok yang ada di depannya ini. Mengapa Rara takut kehilangan Sheldon, sebenarnya apa yang ia tunggu.
"Kenapa?" Satu kata yang penuh penekanan, penuh maksud tertentu. Mengapa bertemu dengan Sheldon begitu sangat menyiksa dirinya. Rara mendongak, memandang cowok dingin di depannya. Hingga pada detik kedua, Rara menunduk, ia tak sanggup jika harus berlama-lama menatap Sheldon.
"Nanti temenin aku ke,"
"Gue sibuk, gabisa nemenin lo les balet."
Masih sama, Rara menarik nafas dalam, "kalau gitu gue ke kelas dulu."
Baru satu langkah, Sheldon sudah berjalan dan segera meraih tangannya.
"Masih ada yang harus diperjelas dan lo milih pergi?" ucap Sheldon seraya mengusap wajahnya geram.
"Mau kamu apasih? daritadi kamu cuman sibuk sendiri!" Rara mendongak menatap Sheldon kesal. Seolah tak gentar, perempuan itu memberanikan diri berusaha tidak berkedip melawan tatapan tajam milik Sheldon, hingga akhirnya ia kalah. Rara akui ia menyerah, tidak tahan dengan aura menerkam dari Sheldon. Bibir Rara bergetar, kemudian kembali menunduk seraya meremas ujung rok nya.
Jika perempuan selalu benar, maka hal tersebut tidak berlaku untuk hubungan Sheldon dan Zell Fora, selalu ada alasan dan pembenaran yang membuat Rara selalu salah dan menyerah, dan akhirnnya bertahan dengan seribu alasan yang sudah ada di pikirannya.
"Banyak yang mau gue denger dari lo," ucap Sheldon mulai meraih pundak Rara.
"Kamu pikir aku kuat Shel?" Rara menjeda ucapannya hingga akhirnya Sheldon kembali meraih tangan Rara, mengelus nya hangat. Ia bingung harus bagaimana menanggapi tangis Rara yang mulai pecah.
"Iya aku gapinter, engga cantik, aku tau Shel, aku gabisa jutek kayak kamu, aku gak tahan kalo kamu diemin aku, cuman aku yang sayang sama kamu. Kamu sendiri engga, Shel."
"Kamu bahkan gaperduli, kamu diemin aku, kamu ga anggap aku sama sekali, kamu takut kan kalau cewe-cewe yang suka kamu pada kabur?"
"Aku gabisa Sheldon," Rara menarik nafasnya dalam-dalam, menggigit bibir nya yang sedaritadi bergetar hebat.
"Lo engga bisa kenapa? Muka lo jangan mewek gitu, jelek."
"Gue lagi marah!" Kesal Rara dengan dada nya yang naik turun, ia kembali menatap Sheldon yang datar, berusaha menerka pikiran laki-laki di depannya.
"Atau kamu malu kalo aku suka KPop?"
"Gue ga secantik mantan lo?"
"LO BISA DIEM GAK!" bentak Sheldon kemudian merogoh saku celananya dan meraih handsplast.
"Pasang sendiri, jangan manja!"
Rara menatap bungkusan handsplast yang ada di lantai, ia meraih dengan gugup. Suara Sheldon kali ini membuat nya susah untuk berkutik.
"Jangan sampai ada yang tahu kalo kita pacaran, ngerti kan?"
Jleb
Perasaan Rara semakin hancur, lagi-lagi ia mendengar kalimat yang paling ia benci sedunia.
"Shel," ujar Rara dengan suara gemetar.
Tercetak jelas bahwa dirinya benar-benar tidak lagi sanggup menampung rasa sakit yang hampir meledak di dada nya.
"Gue mau udahan aja," putus Rara dengan perasaan campur aduk, bibir nya terasa kelu setelah berhasil mengucapkan kalimat barusan.
"Lo gada hak atas hubungan ini." Tegas Sheldon.
"Lo gada hak atas hidup gue!"
"Lo lebih aman kalo ga bocor!"
"SHELDON!"
Sheldon melangkah dan meninggalkan Rara sendirian di ruang OSIS.
* * *"𝙻𝚘 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚜𝚒𝚑? 𝚋𝚎𝚗𝚝𝚊𝚛 𝚕𝚊𝚐𝚒, 𝚙𝚕𝚎𝚊𝚜𝚎 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚐𝚞𝚎."
-𝚂𝚑𝚎𝚕𝚍𝚘𝚗 𝙰𝚛𝚠𝚊𝚗𝚍𝚊 𝙽𝚒𝚔𝚜𝚘𝚗-
"𝙿𝚎𝚛𝚎𝚖𝚙𝚞𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚜𝚒𝚖𝚙𝚎𝚕, 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚔𝚎𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚛𝚞𝚜𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚋𝚎𝚗𝚌𝚒 𝚋𝚊𝚗𝚐𝚎𝚝, 𝚍𝚊𝚗 𝚐𝚞𝚎? 𝙶𝚞𝚎 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚒𝚙𝚎 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚒𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝𝚒 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚕𝚎𝚜 𝚗𝚢𝚊𝚔𝚒𝚝𝚒. 𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚏𝚒𝚝𝚗𝚊𝚑 𝚐𝚞𝚎 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊-𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊"
-𝚉𝚎𝚕𝚕 𝙵𝚘𝚛𝚊-
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELDON🚫
Romance"Jangan sampai ada yang tahu kalau kita pacaran. Lo ngerti kan?!" Bentak Sheldon dengan tatapan tajam. Bernama Sheldon Arwanda Nikson, laki-laki yang mampu membuat siapa saja terpikat. Kata murid Cakrawala, Sheldon jutek nan bengis, ketua Osis yang...