Chapter 17

814 72 10
                                    

Harry mengambil sebuket bunga berisi mawar-mawar putih yang indah dan memanjakan mata. Ia tersenyum menatap bunga yang ia pegang, dan membayangkan reaksi apa yang akan gadis itu berikan kalau Harry memberikannya bunga ini.

Semoga dia suka.

"Harry?" Harry tersentak dan melihat ke arah orang yang menepuk bahunya. Ternyata itu Sarah. Harry pun melempar senyumnya pada Sarah.

"Hey, Sarah, apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku ke sini untuk menjemput Claire. Dia bekerja paruh di sini."

Harry ber-oh ria sambil mengangguk-ngangguk. "Di mana dia? Aku tidak melihatnya."

"Mungkin dia di dalam sana, aku juga tidak tahu," jawab Sarah. "Kau ke sini untuk membeli bunga?" Sarah melirik ke sebuket bunga yang Harry pegang. "Untuk siapa? Ibumu?"

Harry terkekeh. "Bukan. Ibuku tidak menyukai bunga."

Sarah menahan senyumnya kuat-kuat. Bisa saja bunga itu ... untuk dirinya. Ya, kan? Tidak ada yang tahu hal itu kecuali Harry dan Tuhan. Tapi Sarah sangat berharap dan juga yakin kalau mawar-mawar putih indah ini diberikan untuknya.

"Hmm, pasti untuk seseorang yang spesial ya?"

Pipi Harry sedikit memerah begitu ditanya seperti itu. "Ya, begitulah." Harry terkekeh, begitu juga dengan Sarah. "Maaf, aku harus pergi dulu karena aku terburu-buru. Sampai bertemu nanti, Sarah."

Sarah tersenyum. "Iya, Harry. Hati-hati, ya."

Harry tersenyum lalu meninggalkan Sarah. Senyum yang perempuan itu tahan-tahan, akhirnya mengembang juga setelah Harry pergi. Sarah benar-benar penasaran, bagaimana caranya Harry nanti saat ia memberikan bunganya pada Sarah? Apakah secara terang-terangan, atau diam-diam seperti seorang secret admiral?

Bagaimanapun caranya, Sarah akan tetap senang jika bunga itu diberikan untuknya dari Harry.

Tanpa menunggu lama lagi, Sarah segera memasuki toko bunga dan berjalan menuju tempat di mana biasanya Claire berjaga. Senyum Claire langsung merekah dan wajah Sarah juga tampak berbinar. Mereka memang selalu seperti ini setiap bertemu.

"Tunggu sebentar ya, Sarah, shift-ku selesai sepuluh menit lagi. Habis itu kita akan pergi ke bar dan aku benar-benar butuh pasangan untuk malam ini." Sarah langsung tertawa karena ia tahu apa maksud Claire tentang pasangan yang sangat ia butuhkan malam ini.

"Tidak apa-apa. Santai saja."

"Omong-omong, ada apa denganmu?"

Dahi Sarah berkerut. "Ada apa maksudnya?"

"Kau tampak sangat ceria dan kau daritadi senyum-senyum sendiri tanpa alasan. Beritahu aku sekarang, Sarah."

Sarah lagi-lagi tertawa dengan pipi merahnya. Ia juga tidak sabar untuk menceritakan hal ini pada Claire. "Kau tahu, tadi aku bertemu dengan Harry di depan toko ini."

"Wow, kau pasti sangat senang. Apa yang kalian bicarakan setelah itu?"

"Did you know? He just buys a flower! White roses! Who do you think he will give it to?" tanya Sarah dengan senyum miringnya. "Tidak ada selain aku, Claire. Bukalah matamu. Apakah ada wanita lain yang dekat denganna selain aku? Tidak, Claire. Jadi, kau tahu konklusinya."

Claire tertawa singkat. "Yang seharusnya membuka mata adalah kau, Sarah." Ucapan Claire membuat Sarah tidak lagi tersenyum. "Menurutmu, ini pertama kalinya dia datang ke toko bunga ini? Tidak, Sarah, ini sudah kedua kalinya. Sebelumnya aku juga pernah melihat dia membeli sebuket bunga di sini. Sarah, aku adalah sahabatmu. Aku harus memberitahukanmu sebuah fakta, aku tidak ingin membohongimu agar kau senang di awal dan kecewa di akhir. Intinya, bunga itu bukan untukmu." Hati Sarah terasa tertohok. "Karena bunga pertama yang ia beli di sini, bukan untukmu, kan? Jadi bunga yang kedua ini juga bukan untukmu."

An Introvert Man's Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang