Chapter 50

419 44 11
                                    

Sama seperti kemarin, di pagi hari Alice sudah kembali ke rumah sakit. Alice membawakan selusin donat untuk ia bagikan dengan Emily dan Sarah. Alice pun memasuki ruang inap Harry dan mendapati Emily berada di sana. Emily melempar senyum, begitu juga dengan Alice.

            "Ini, aku bawakan donat untukmu dan Sarah. Ngomong-ngomong, di mana Sarah?" tanya Alice sambil meletakan kotak donat tersebut di meja, dan menatap Harry sebentar.

            "Terima kasih banyak, Alice. Aku juga tidak tahu di mana dia, dari semalam ia tidak muncul."

            Memang sejak Sarah pergi dengan alasan untuk mengerjakan tugas, Sarah tidak kembali lagi sejak itu. Sementara Alice dan Emily sudah membuat perjanjian, kalau selama Emily bekerja, Alice akan menjaga Harry dan kalau Emily sudah kembali di malam hari, Alice akan pulang dan gantian dengan Emily untuk menjaga Harry. Alice memang tidak diizinkan untuk menginap di rumah sakit oleh orang tuanya, tetapi ia diperbolehkan tinggal di rumah sakit sampai malam.

            "Mungkin sebentar lagi dia akan datang."

            Setelah Alice berucap itu, batang hidung Sarah pun akhirnya terlihat. Sarah melempar senyum pada mereka, begitu juga dengan mereka.

            "Maafkan aku tidak kembali lagi kemarin karena tugas yang harus kukerjakan ternyata lebih banyak dari yang kuduga," ujar Sarah lalu melepas pakaian hangatnya.

            "Tidak apa-apa, Sarah. Maaf sudah merepotkanmu," balas Emily.

            Sarah tersenyum. "Tidak apa-apa."

            "Kalau begitu aku harus pergi sekarang. Aku kembali titipkan Harry pada kalian, ya."

            "Baiklah," ujar mereka serempak lalu Emily pun meninggalkan mereka, tidak lupa mengambil dua donat yang telah dibawakan Alice untuk sarapannya di tengah jalan.

            "Oh ya Sarah, itu aku bawakan donat, ambil saja," ujar Alice lalu duduk di sofa.

            "Ah, terima kasih banyak," balas Sarah lalu mengambil salah satu rasa donat kesukaannya.

            Suasana pun hening, tidak ada yang bicara satu sama lain. Sarah tahu, kehadirannya ke sini adalah sebuah kesalahan karena ini akan membawanya ke suasana membosankan lagi. Alice pun mengambil dan membuka laptopnya, ingin melanjutkan tulisannya di sana.

            "Kau bawa laptop?" tanya Sarah sambil terkekeh.

            "Iya, daripada aku bosan, jadi aku bawa laptop saja," jawab Alice lalu cengengesan.

            Rajin sekali, batin Sarah. Lagi-lagi perempuan itu beranjak, membuat Alice mendongak. "Aku jalan-jalan sebentar, ya." Alice tersenyum dan mengangguk sementara Sarah langsung keluar dari ruangan itu. Alice pun menatap Harry yang masih tidak sadarkan diri.

            Perempuan itu menutup laptopnya lalu ia berlutut di lantai sambil meletakan sikunya di sofa. Ia memejamkan matanya, menautkan jemarinya satu sama lain, dan mulai berdoa. Ia tidak berani kalau berdoa di depan Emily ataupun Sarah, ia malu. Namun ia berani melakukan ini jika ia sendirian. Ia berdoa dengan kusyuk demi kesembuhan Harry.

            Sementara Sarah, perempuan itu berjalan tanpa arah di gedung rumah sakit, yang penting ia tidak bosan. Namun tanpa sengaja, perempuan itu bertabrakan dengan seseorang, membuatnya tersungkur sedikit.

            "M-maafkan aku, kau tidak apa-apa?" tanya lelaki tak dikenal itu lalu mengulurkan tangannya pada Sarah. Sarah mendongak, lalu meraih tangan lelaki dengan pakaian pasien rumah sakit dan kapas yang bertengger di kening lelaki itu.

An Introvert Man's Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang