17. Tiket nonton ?

73 3 0
                                    

Jam 9 a.m

"Bangunnnn!!!" Teriakan itu terdengar dibalik pintu kamarnya Ra Hyun.

Ra Hyun dengan malasnya bangkit dari tempat tidurnya, dengan muka yang khas baru bangun tidur. Ra Hyun bangkit dari tidur gegara, suara itu asik memanggilnya dengan mengedor pintu keras. Ra Hyun berjalan dari tempat tidurnya ke pintu, dan membuka pintu.

Terlihat Justin berada disana dan menyodorkan sebuah tiket bioskop. Binggung. Ra Hyun binggung dengan tingkah anak ini, pagi-pagi bangunin dia dan mengedor pintu dengan keras.

"Apa!?" Tanya Ra Hyun dengan nada judes.

"Santai aja, nih.. tiket nonton" ucap Justin sambil menyodorkan kertas kecil tersebut.

"Ngapain ? Sendirian ?" Tanya Ra Hyun.

"Enggak" ucap Justin singkat.

"Sama siapa dong ?" Tanya Ra Hyun lagi.

"Nanti sampai sana, baru aku beritahu" kata Justin lalu pergi begitu saja.

Baru saja Ra Hyun ingin bertanya, tapi ia sudah turun dari tangga dan keluar dari rumah. Ra Hyun masuk sembari membawa tiket tersebut. Meletakkannya di meja belajarnya dan kembali tidur.

Beberapa ia menutup matanya, ia baru sadar jam berapa filmnya dimulai ?. Ia bangun dari tempat tidurnya dan mengambil kertasnya dan melihatnya, perlu beberapa menit ia melihatnya dikarenakan otaknya yang masih belum sadar sepenuhnya.

"Jam 8 malam" gumamnya dan kembali tidur.

****

Ra Hyun kembali beraktivitas seperti biasa, sekarang ia sedang menjalankan piketnya. Datang pagi untuk menyusun kursi dan meja agar rapi dan juga dibantu oleh 1 teman kelasnya. Setelah semuanya rapi dan beres, Ra Hyun duduk di tempat duduknya, dan memandang langit dibalik kaca.

' Seandainya bisa ketemu ' itulah kalimat yang berada dipikirannya sekarang.

RenJun masuk kelas dengan gaya yang biasa saja, tapi tunggu. Tidak biasanya RenJun datang sepagi ini pikirnya.

"Pinjam tugas yang kemarin guru kasih" ucapnya langsung to the point.

"Kau datang sepagi ini gara-gara belum mengerjakannya ?" Tanya Ra Hyun dan dibalas anggukan.

Ra Hyun mengambil buku tugas yang di maksud RenJun dan memberikannya dengan muka masam. Renjun yang hanya bisa terkekeh pun langsung mengerjakan tugasnya dengan lancar.

Drtt.. drttt..

Handphone milik Ra Hyun bergetar, menandakan ada pesan yang masuk.

Dari : Justin
Noona, nanti ingat yah.. jam 8 malam.

Ra Hyun tidak menghiraukannya, ia hanya membacanya tanpa niat untuk membalasnya. Sebenarnya Ra Hyun sangat malas malam ini, ia berencana untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Namun, adik sepupunya ini terus memaksanya sejak tadi pagi, sebelum berangkat sekolah juga Justin terus mengigatkannya.

(Sigh) Ra Hyun hanya bisa menghembuskan napas dengan kasar mengingat kegiatan tidur di rumah tidak terjadi.

Jam pelajaran dimulai, seperti biasa, guru membahas tentang bahan yang mau diujiankan, RenJun seperti biasa bertingkah seperti anak baik.

****
Bell istirahat pun berbunyi, Ra Hyun dan RenJun berdiri dari tempat namun, arah tujuan mereka berbeda, RenJun yang pergi ke arah kantin, sedangkan Ra Hyun pergi ke arah lapangan.

"Apa kau mau titip sesuatu ?" Tanya RenJun saat Ra Hyun berada di depan pintu kelas.

"Boleh, susu vanilla" jawab Ra Hyun.

"Baiklah, aku akan menyusulmu nanti" kata RenJun langsung pergi dengan gaya sok coolnya.

Ra Hyun berbelok ke arah kiri, melewati beberapa kelas, menuruni anak tangga dengan banyak sapaan yang ada, 3 orang yang menyapanya saat dia menuju lapangan.

Saat berada di lapangan, Ra Hyun memilih duduk dibawah pohon yang rindang dan melihat teman sekelasnya bermain basket dengan lawan yang setimpal.

Ra Hyun mengeluarkan ponselnya dan melihat ada telepon masuk, awalnya ragu untuk mengangkatnya karena nomornya tidak dikenal. Ra Hyun tidak menjawab berarti Ra Hyun menekan tombol hijau, dan membiarkan orang yang berada disaat untuk bicara duluan. Ra Hyun dengan sabar menunggu agar orang tersebut menyapa atau menegurnya, namun tidak ada suara, Ra Hyun telah menunggu 2 menit, namun tidak ada suara muncul dari handphonenya, ia langsung mematikan sambungan dan meletakkan handphonenya di sampingnya.

Ra Hyun yang tenang duduk di bawah pohon dengan pemandangan yang lumayan, melihat mereka bermain basket, adanya yang menyemangati tim mereka sendiri, teriakan untuk mengoper bola dari satu orang ke orang lain.

RenJun telah balik dari kantin dengan membawa 2 minuman dingin, dan duduk di samping Ra Hyun. RenJun menyodorkan minuman tersebut ke Ra Hyun. Ra Hyun menerimanya dengan tatapan ke depan dan membuka tutup botol yang tertutup dengan sangat rapat. RenJun yang melihatnya sangat sulit untuk membuka tutup botol tersebut pun akhirnya turun tangan untuk membantunya.

"Eh?" Ra Hyun kaget, karena minuman di tarik oleh orang.

"Kau ?" Tanya Ra Hyun.

"Kenapa ?" Tanya JaeMin

Ya.. bukan RenJun yang membukanya, namun JaeMin.

"Aku haus" ucapnya singkat dan langsung meminumnya tanpa meminta izin terlebih dahulu.

"Loh ? Kok gitu ? Itu kan punyaku! Kembalikan!" Ucap Ra Hyun menaikkan nadanya sedikit.

"Nahh" JaeMin dengan senang hati memberikan botol tersebut.

Ra Hyun yang melihat botolnya sudah hampir habis pun, langsung mengumpati JaeMin.

"Woi! Dasar! Apa kau tidak mempunyai duit untuk membeli ini? Sangat tidak ada perasaan...." dan masih banyak luapan emosi yang ingin Ra Hyun berikan, namun lelaki tersebut melanjutkan permainan basketnya.

RenJun hanya menggeleng dengan tingkah teman-temannya ini. RenJun memberikan minuman yang belum di minumnya kepada Ra Hyun.

"Ambil ini, biar aku saja yang minum itu" ucap RenJun sembari memberikan botol minumnya.

"Ini?" Ucap itu terdengar seperti pertanyaan. Tidak perlu tunggu waktu lama RenJun langsung meraih botol tersebut dan menggantinya.

Ra Hyun menganggukan kepalanya mengerti dan setelah itu beberapa menit kemudian. Handphone Ra Hyun kembali menyala dan menimbulkan suara pelan dan kursi juga ikut begetar karenanya. Ra Hyun membuat hanphonenya vibrate

Ra Hyun melihat nomornya, dan nomor itu juga tidak dikenalinya. Ra Hyun hanya membiarkannya saja, tidak memperdulikannya. RenJun yang merasakan itu akhirnya melihat handphone Ra Hyun.

"Kau tidak mengangkatnya ?" Tanya RenJun dengan menujuk ke arah handphone tersebut.

"Aku tid--" ucapan Ra Hyun terhenti saat melihat handphonenya sudah berada di tangan RenJun.

"Halo?" RenJun memberikan sapaan terlebih dahulu.

"....."

"Ra Hyun sedang berada di sebelahku" ucap RenJun sekali lagi.

"....."

"Baiklah" RenJun seakan itu juga memberikan handphone tersebut ke Ra Hyun. Ra Hyun menunjukkan jari telunjuknya ke arahnya sendiri berarti, penelepon tersebut ingin berbicara dengannya.

Ra Hyun binggung harus melakukan apa, akhirnya dengan pasrah mengangkat telepon tersebut.

"Yaa?" Tanya Ra Hyun dengan nada malas.

"Hey! Jangan lupa dengan janji malam ini" ucap penelepon tersebut dan langsung memutuskan hubungan.

______________________________________
Ĺəťé

YOU + METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang