Part 6

2K 49 0
                                    

The Bangles - Eternal Flames

***

Suasana hening tercipta di dalam ruangan berwarna serba putih itu.Adam terus memandangi wajah damai Dione yang terlelap tidur.

Sebuah pergerakan tercipta dari mata gadis pirang yang kaki sebelah kirinya di perban sampai mata kaki.

Adam mengalihkan pandangannya ke arah lain ketika ia di pergoki memandang Dione.Dione kaget.Tidak percaya siapa yang di lihatnya kini.

''Kenapa kau ada disini?''tanya Dione kemudian beranjak duduk.''Bukankah kau masih harus bertanding?''

Adam berdehem mencari suaranya.Ia kemudian menoleh menatap Dione yang tersenyum geli.

''Kau jangan percaya diri dulu.Aku hanya ingin mengurusmu sampai sembuh.Itu saja.Pertandingannya sudah usai.Minggu depan tim kami masuk semifinal''jelasnya.

''Atas dasar apa?Kau tahu mungkin butuh waktu lama untukku sembuh.Dan selama itulah kau akan berada disisiku''ucap Dione sambil sedikit memelankan suaranya.

''Tenang saja.Aku tidak akan menyukaimu atau bahkan jatuh cinta padamu.Jadi,jangan terlalu berharap.Lebih baik kau tidur lagi.Ini sudah malam''ucap Adam lalu menyelimuti Dione dengan selimut rumah sakit.

Dione tersenyum lalu berkata''Kita lihat saja nanti''.

Adam tak menggubris perkataan Dione dia lalu menuju sofa dan tiduran disana.Sebelum memejamkan matanya Dione melirik Adam yang sudah tertidur.

Sudah lima hari Adam menemani Dione di rumah sakit.Mereka berdua jarang berbicara.Hanya sesekali Dione yang bertanya pada Adam dan pria itu hanya menjawab singkat.Adam begitu cekatan merawatnya.Kath beberapa kali datang berkunjung bersama Brie juga Nathan dan Zac.

Nathan dan Zac kadang-kadang menggoda Adam saat ia memaksa Dione untuk minum obat atau makan karena Dione sedikit keras kepala.

''Kau seperti pacar yang posesif,Adam''ucap Nathan dan Zac tertawa.

Adam tidak menanggapi ocehan teman-temannya itu.Kath meminta Adam agar dia saja yang mengurus Dione.Tapi,Adam menolaknya dengan alasan kalau Kath tidak boleh bolos kuliahnya sedangkan ia sudah memasuki semester terakhir jadi bukan masalah baginya.

Dione berusaha berdiri dengan sebelah kakinya.Ia kemudian mencoba menapakkan kakinya yang di perban ke lantai.Ia merasakan nyeri teramat sangat di kakinya ia pun terjatuh seketika itu pula Adam datang dan menolongnya lalu mendudukkanya di ranjang.

''Apa yang kau lakukan?''Kakimu itu belum sembuh''cerocos Adam.

''Aku hanya mencoba berjalan.Ternyata masih sakit'!jawab Dione sambil masih menahan nyeri.

''Tunggu disini biar ku ambilkan kursi roda''

''Jangan kursi roda''pinta Dione.''Tongkat saja.Aku bukan gadis cacat''

''Baiklah''

Adam pun datang dengan dua buah tongkat kruk berwarna silver lalu ia berikan pada Dione.Ketika dia sedang membantu gadis itu memakai tongkatnya,teman-teman mereka datang dan melihat mereka seperti sedang berpelukan.

Zac bersiul menggoda keduanya.Nathan dan Kath saling berpandangan sedang Brie tersenyum malu.

''Jangan berpikiran macam-macam''ucap Adam.Dione tidak menanggapi godaan temannya ia merasa masih kesakitan dan terus meringis.

''Sorry.Habisnya kalian mesra sekali''ucap Zac lalu ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

''Kau pulang hari ini,kan,Di?Aku akan mengurus administrasinya''ucap Kath hendak bergerak dari posisinya namun suara Adam menghentikan langkahnya.

Hello,Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang