Part 21

1.1K 34 0
                                    

Petikan gitarnya terdengar ragu.Ia mengingat-ingat kunci nada dari sebuah lagu.Ia mengerinyit heran pada dirinya sendiri.Ia mendesah pasrah karena tak bisa mengingatnya.
Biasanya jika ada Pablo,pria itu dapat memberitahunya.Ia menghapal kunci lagu tersebut.

Mengapa aku harus teringat pada Pablo?Bukankah aku bisa mencarinya di internet!?

Dione menggeleng-gelengkan kepalanya.
Bicara tentang pria itu,Dione sudah lama tak mendengar kabarnya.Biasanya ibunya akan meneleponnya,memberitahunya apa saja yang sedang di lakukan Pablo bersama ayahnya walau Dione tak pernah bertanya.

Tapi,ini sudah lewat dari sebulan dan ibunya tak pernah meneleponnya lagi.

Apa terjadi sesuatu pada....?Ahh lagi-lagi aku mengingat pria itu

Dione meletakkan gitar di atas tempat tidur.Ia menopang kedua pipinya dengan tangan.

Haruskah aku menelepon Mama?

Tidak.Bukan untuk bertanya tentang Pablo.Tentunya ia adalah seorang anak yang kedua orang tuanya masih hidup.Ia merasa seperti anak durhaka kalau tidak mempedulikan orang tuanya.

Maka dari itu,Dione menggapai ponselnya yang terletak di atas meja rias.Mencari nomor kontak ibunya.Nada dering terdengar dari seberang.Dione mengangkat alis merasa heran bahwa tidak seperti biasanya ibunya lama mengangkat telepon darinya.Dione pun mengulang lagi menekan nomor tersebut.Lagi,tak ada yang menyambut panggilannya.Dione menatap ponselnya dan melihat jam yang tertera di layar.

Tentu saja.Jam di ponselnya menunjukkan pukul 12 malam waktu new york.Pastinya di london masih subuh dan ibunya masih tertidur.

Dione kemudian teringat pada Brie dan Kath yang belum pulang.Padahal mereka telah pergi empat jam yang lalu.

Sepertinya mereka menikmati kencan mereka hingga lupa waktu

Dione tidak mau ambil pusing.Kath dan Brie adalah wanita dewasa.Mereka bebas melakukan apapun yang mereka mau.Tapi,jika Nathan dan Zac menyakiti mereka berdua maka Dione tidak akan tinggal diam.

Dione melangkahkan kakinya menuju ruang tamu untuk mengangkat gelas bekas minumnya dan Adam.Saat itu pula ia melihat sebuah jas terletak di atas lengan sofa.Dione pun meraihnya.

Jasnya Adam.Pasti ia lupa membawanya

Mengingat Adam dan pertengkarannya beberapa jam yang lalu membuat Dione berpikir akan hubungannya bersama Adam.

Haruskah aku mengatakan padanya tentang apa yang terjadi antara aku dan Pablo atau mengakhiri kisah cintaku bersamanya?Mengapa aku merasa kalau hubungan kami tidak akan berjalan dengan baik

Dione menjatuhkan tubuhnya di atas sofa.Ia menyandarkan punggungnya.Matanya menatap langit-langit apartemen.Ia mendesah pelan.Tiba-tiba ia menegakkan badannya dan berkata pada dirinya sendiri.

''Come on,Dione.Ini bukan waktunya untuk galau''

Dione beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju dapur meletakkan gelas kotor tadi kedalam tempat pencucian.Jas milik Adam ia beri hanger dan di letakkan di kamarnya.Ia lalu melangkah menuju ruang tamu.Menyalakan televisi dan menikmati film drama yang di putar oleh sebuah stasiun televisi sambil menunggu adik dan temannya pulang.

Dione hampir terlelap ketika ia mendengar bel apartemennya berbunyi.Ia menggosok matanya menghilangkan kantuk.Mulutnya menguap lebar.Ia berjalan lambat menuju pintu.

Kath dan Brie menyapanya.Nathan dan Zac berdiri di belakang mereka berdua.

''Hei,Dione apa kau sudah tidur?''tanya Kath ketika melihat Dione menguap lagi.

Hello,Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang