Part 11

1.5K 44 0
                                    


               *Vanessa Carlton*
                A Thousand Miles

***

Hujan turun dengan derasnya membasahi kota new york padahal kini sudah memasuki musim panas.Meski begitu tak menyurutkan niat Dione untuk menghampiri Adam yang akan bertanding final sore ini di manhattan.

Semoga saja aku tidak terlambat doanya.

Walau jarak dari new york menuju manhattan hanya sekitar empat puluh menit.Tapi,Dione mengalami berbagai kendala sebelum berangkat.

Ia yang biasanya bisa dengan mudah mengerjakan ujiannya,kini terhambat karena ia salah dalam membaca soalnya sehingga ia harus mengulangnya lagi.Di tambah lagi keempat ban mobilnya kempes dan mesin mobilnya tidak mau menyala.

Yang benar saja!

Mau tidak mau ia harus menunggu tukang bengkel datang untuk memperbaiki mobilnya.Setelah sejam di perbaiki akhirnya mobilnya selesai juga di periksa oleh dokter bengkel.

Kini di tengah jalan,ia mendapatkan masalah lagi karena ia melanggar rambu lalu lintas.Ia pun mendapat surat tilang.

''Banyak sekali hambatan yang kulalui untuk dapat menemuimu,Adam.Semoga saja kau bukanlah sesuatu yang sia-sia dan salah seperti yang temanku katakan''pinta Dione.

*

Suara peluit panjang terdengar tanda permainan babak pertama baru saja berakhir.Adam berdiri di tepi lapangan sambil berkacak pinggang dan wajahnya terlihat muram.Dia tidak fokus dalam permainan.Dia bahkan beberapa kali melakukan kesalahan.

Adam terlihat gelisah menanti-nanti seseorang yang tak kunjung datang hingga kini.Padahal biasanya orang itu pasti sudah ada bahkan sebelum pertandingan di mulai.

Nathan menghampiri Adam yang terdiam dengan wajah kusutbya sambil memandang pada pintu masuk stadion.

''Mungkin dia ada urusan''

''Siapa?''

''Menurutmu?''

''Dione?Aku tidak menunggunya''

''Lalu siapa?Hanya dia seorang yang belum datang.Olivia ada di antara penonton.Bahkan dia sedang memandangmu dari sana''ucap Nathan sambil mengarahkan tangannya ke arah Olivia yang melambaikan tangannya pada Adam sambil tersenyum.Adam pun melihat sekilas lalu beralih lagi memandang pada pintu masuk.

Wasit meniup peluit lagi tanda babak kedua akan segera dimulai.Adam dengan langkah gontai memasuki lapangan.Nathan dan Zac memberi semangat pada Adam dengan menepuk-nepuk bahunya.

''Dione kemana ya?Kok dia belum sampai?''tanya Brie pada Kath.

''Baguslah.Berarti rencanaku berhasil''

''Maksudmu,Kath?Brie bertanya sambil mengerutkan keningnya.

Kath pun berbisik di telinga Brie

''Aku mengempeskan empat ban mobil Dione di kampus''

''Kath!!''Brie hampir saja berteriak jika Kath tidak menutup mulutnya dengan telapak tangan.''Bagaimana kalau Dione tahu?Dia pasti sangat marah''

''Itu lebih baik daripada ia bertemu dengan Adam''

''Aku tidak setuju denganmu,Kath''

''Kau pasti akan setuju denganku jika kau sudah tahu masalahnya''

''Kalau begitu ceritakan padaku''

''Nanti saja''

Skor tercipta dari kubu lawan pada detik-detik terakhir.Itu berarti tim Adam kalah tipis dengan nilai 98-100.Ini adalah kekalahan pertamanya setelah tiga tahun berturut-turut mempertahankan gelarnya sebagai juara.

Hello,Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang