Part 17

1.2K 35 0
                                    

Suara pantulan dari bola karet menggema di ruangan yang besar namun sepi.Hanya ada seorang gadis yang tengah memainkan bola basket sendirian.

Ia menembakkan bolanya ke ring dari jarak beberapa meter.Bola  itupun berputar-putar dahulu sebelum akhirnya masuk dan membuat sang gadis tersenyum miring.

Suara tepuk tangan mengalihkan pandangannya.Ia menoleh dan mendapati seorang pria berpakaian kantor sedang duduk di bangku penonton.

''Hello,Man!Sejak kapan kau disana?''

Pria itu berjalan menghampiri sang gadis yang kini berdiri di tengah lapangan sambil berkacak pinggang dan tersenyum.

''Sudah dari tadi.Kau saja yang tidak menyadari kehadiranku''

''Oh ya!?''

Adam mengambil bola yang menggelinding ke tepi lapangan.

''Bagaimana kalau kita bertaruh?''tawar Adam sambil memutar bola dengan kedua tangan.''Apa kau bisa mengalahkanku?''

''Hello,Man!Kau tidak lihat kemampuanku tadi''

''Kau hanya bermain sendiri.Sekarang ayo lawan aku''

''Okay!Apa taruhannya?''

''Kalau kau menang kau bisa meminta apapun dariku.Tapi,jika aku yang menang.....''Adam menggantung kata-katanya.

''What?Just tell me''Dione mengatakan sambil menyipitkan matanya.

''Aku...ingin meminta sesuatu darimu.Akan aku katakan jika aku yang menang.Deal''

Dione tampak berpikir sebentar sambil memandang wajah Adam lalu berkata''Deal''

Adam mendominasi permainan.Ia terus mengecoh Dione dengan taktiknya.
Tapi,bukan Dione namanya jika ia harus menyerah.Dione berusaha merebut bola dari Adam dan kini ia mencoba untuk mengeshoot bola ke ring namun sayang ia meleset.

''Wow!Hebat!''ejek Adam.

''Jangan meledekku''ucap Dione.

''Buktikan,nona''

''Kau belum tahu dengan siapa aku berlatih''

''Ya.pastinya papamu,kan!''

Dione terdiam sebentar.Ia mengingat seseorang yang sudah mengenalkannya pada olahraga basket.Adam memanfaatkan waktu saat Dione melamun merebut bola dari tangan gadis itu.

''Hei!Bolaku''teriak Dione ketika ia menyadari Adam mengambil bolanya.

''Siapa suruh kau melamun, nona''

Adam kini berlari sambil memantulkan bolanya lalu bersiap untuk menembakkan bolanya ke ring dan masuk.

Adam tersenyum lalu berbalik memandang Dione yang memasang wajah kesal.

''Kau lihat.Aku yang menang''

''yeah.Aku tahu.Katakan apa permintaanmu''

''Akan aku katakan nanti malam di apartemenmu''

Adam melirik jam tangannya.

''Aku pergi dulu.Aku ada rapat setengah jam lagi''

''Kalau kau masih bekerja,kenapa datang kemari?''

''Aku merindukanmu,Dione.Karena kesibukanku kita jarang bertemu''Adam menangkup wajah Dione dengan tangannya.

''Aku bisa memakluminya''

''Aku akan segera menyelesaikan pekerjaanku.Tunggu aku di tempatmu''

''Okay''

Adam dan Dione telah menjalin hubungan kasih beberapa bulan.Selama itu mereka jarang bertemu.Hanya pada saat akhir pekan atau saat -saat Adam bisa keluar kantor untuk sebentar.Dione tak mempermasalahkan pekerjaan Adam yang membuatnya tidak ada waktu.Lagi pula Dione juga tengah di sibukkan dengan tugas kuliahnya yang menumpuk.

Hello,Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang