Hello,Man!

Part 28

Rahasia yang di tutupinya selama tujuh bulan ini terbongkar begitu saja hanya karena kebodohannya sendiri.Ia tidak mengunci pintu kamarnya dan tidak menyangka kalau gadis itu akan menemukan dirinya di kamar saat ia melepas kaki palsunya dan menampilkan kakinya yang terpotong hingga lutut.Namun,semua telah terjadi,gadis itu telah mengetahui ke-cacat-an yang di alaminya akibat kecelakaan di malam pertengkaran mereka tujuh bulan lalu di new york.

Kaki kirinya harus di amputasi karena kecelakaan tersebut.Mobil yang menabraknya,melindas kaki kirinya tanpa permisi.Gadis itu hanya tahu operasi yang dijalaninya adalah operasi pada kepalanya yang mengalami pendarahan karena membentur aspal.

Ia melakukannya karena tak ingin gadis itu menyalahkan dirinya sendiri karena mengakibatkan pria itu terluka.Oleh karena itu,ia memutuskan hubungan cintanya bersama gadis itu.Dan gadis itu sepertinya menerima dengan besar hati karena gadis itu nyatanya tidak mencintainya dan mengembalikan cincin pertunangannya lewat ayahnya pikir pria itu.

Tapi,malam itu setelah mengetahui kecacatannya,gadis itu justru berkata bahwa gadis itu juga mencintainya.Ia bersikap dingin selama ini kepada pria itu karena ia kecewa.Kecewa pada ketidaksabaran pria itu untuk memiliki dirinya.

Dua hari yang lalu,ia menjenguk gadis itu.Ia sakit.Gadis itu tidak tahan cuaca dingin.Malam itu ia memakai pakaian yang terbuka di tambah ia menangis maka yang di dapatnya adalah flu sebagai sakitnya.Pagi itu gadis pirang itu tersenyum lagi padanya.Senyuman yang sama seperti saat gadis bertemu dengannya dulu sebelum mereka menjalin hubungan.Mereka tidak membicarakan tentang perasaan,karena mereka tahu kalau mereka masing-masing telah memiliki kekasih dan hubungan mereka tak dapat di lanjutkan kembali.Hubungan mereka sekarang hanyalah sebatas partner kerja.

Di saat kita memiliki perasaan yang sama kita justru terpisah karena adanya orang lain di sisi kita

*

Gadis itu tak menyangka karena kemarahannya dapat membuat pria itu menderita seumur hidupnya secara tak langsung.Seseorang yang patut di salahkan dari semua kejadian ini adalah dirinya.Seandainya ia memaafkan pria itu dan tidak pindah ke lain hati maka ini semua tidak akan terjadi.Ia terjebak pada dua cinta yang ia ciptakan sendiri.

Nasi telah menjadi bubur.Sesuatu yang telah terjadi tidak dapat di ubah lagi.Yang harus ia lakukan sekarang adalah menjalani kehidupannya bersama pasangannya sekarang walau kekasihnya itu tengah jauh darinya.

Ia pun sendiri tak menyangka kepergiannya ke new york akan mempertemukannya dengan seseorang yang menarik perhatian saat pertama kali melihatnya.Membuatnya mengkhianati sebuah hubungan yang telah di binanya lebih dulu.

Di saat diriku mengakui perasaan ini kita terpisah karena adanya orang lain disisi kita

*

Pablo bertepuk tangan dengan kerasnya di atas meja kerja menghadap pada seorang gadis yang sedang tersenyum puas sambil menepuk-nepuk bahunya merasa bangga.

Satu jam yang lalu ia telah berhasil membuktikan pada pria di depannya bahwa ia mampu mendapatkan kontrak kerja sama dari sebuah perusahaan besar di new york.

Selama enam bulan Pablo telah mengajarinya segala hal tentang bisnis dan sejenisnya.Tentunya bukan waktu yang terbilang lama,tapi Dione telah membuktikannya pada pria itu bahwa ia bisa.Dan Pablo merasa sangat puas dengan hasilnya.

''Awal yang bagus,Dionna.Kau melakukannya dengan sangat baik.Apa yang akan kau lakukan setelah ini?''tanya Pablo menatap padanya.

''Well.Papa telah cukup pulih sekarang dan ku rasa kau lebih berkompeten untuk menjalankan perusahaan ini.Jadi,aku memutuskan minggu depan akan kembali ke new york menyelesaikan studiju.Hanya tinggal menjalani ujian dan selesai.How about you?Apa kau berniat menuju jenjang yang lebih serius dengan Jenny?''

''I have no idea''

''Come on,Man!Seorang wanita dewasa seperti Jenny butuh kepastian.Jangan membuatnya menunggu atau kau akan kehilangan dia''

''Jika dia meninggalkanku maka aku akan kembali padamu''

''Itu tidak mungkin terjadi''

''I know.Kau sudah bisa menghubunginya''

''Belum.Madih seperti yang sudah-sudah.Nomornya tidak aktif.Aku tidak tahu apa yang membuatnya tidak bisa menghubungiku walau sebentar.Aku sedikit curiga padanya''

''Kau harus percaya padanya''

''Aku mencoba''

Dione menoleh ke samping memandang pada sofa terdapat gitar miliknya atau lebih tepatnya gitar yang di berikan oleh Pablo.

''Ku rasa akan meninggalkan gitar itu disini''

''Kau tidak memerlukanya lagi?''

''Tidak.Ahh!Aku lupa aku ingin mengucapkan terima kasih padamu,Pablo.Terima kasih untuk semua yang telah kau lakukan untuk keluargaku''

''Aku tidak melakukan apapun,Dionna.Kau berlebihan''

''Ya.Baiklah.Aku pergi dulu''

tbc
280218