Part 16

1.3K 34 0
                                    

Suasana sunyi senyap.Matanya tak lepas dari sebuah ruangan yang ada disampingnya.Hatinya penuh kekhawatiran.Ia menangisi kebodohannya.Ia menangisi keadaannya.

Ia mengusap wajahnya  yang basah karena air mata dengan kedua tangannya.Namun,cairan itu tetap turun membahasi wajah pucatnya.

Berbeda dengan seseorang wanita paruh baya yang duduk di sampingnya yang terlihat tegar dengan keadaan.Seharusnya wanita itu yang merasakan kekhawatiran seperti gadis itu.Tapi,ia memilih untuk menenangkan dari pada menangisi.

Wanita itu adalah ibunya Pablo,pria yang saat ini tengah kritis dan sedang menjalani operasinya dan juga yang di tangisi oleh Dione.

Dione menolehkan wajahnya pada wanita itu yang selalu memeluknya dan mengusap punggungnya.

''Maafkan aku,Bibi''

''Kau sudah puluhan kali mengatakannya,Dione.Kau tidak bersalah''

''Tapi,aku yang menyebabkan ini terjadi.Aku mendorongnya''ucapnya terisak.

''Sebenarnya apa yang terjadi?''tanya wanita itu.

Dione menegakkan tubuhnya.Ia mencoba lagi menghapus air matanya dan menarik napas dalam-dalam.

Tidak mungkin aku menceritakan yang sebenarnya

''Kami bertengkar.Aku turun dari mobil dan Pablo mengejarku.Aku kesal padanya lalu tanpa sengaja aku.....aku...mendorongnya''Dione kesulitan untuk mengatakan kalimat terakhirnya.

''Ini semua sudah terjadi.Kau jangan menyalahkan dirimu sendiri''ucap wanita itu tenang.

''Bibi pasti membenci diriku sekarang''

''Kenapa kau berpikiran seperti itu.Ini adalah kecelakaan.Dan kita tidak bisa menghindarinya''

''Aku takut terjadi sesuatu padanya''

''Kita berdoa untuk Pablo.Semoga dia baik-baik saja''

Dione mengangguk.Dia merasakan sedikit kelegaan setelah berbicara dengan wanita itu.Ibunya Pablo mirip seperti Mamanya.Kuat dan tegar.

Pintu ruang operasi terbuka menampilkan sosok seorang dokter yang memakai masker di wajahnya.

''Bagaimana keadaan anak saya dok?''tanya Ayah Pablo

''Tuan Adriano anak anda sudah melewati masa kritisnya''

''Kapan kami bisa,menjenguknya?''tanya Ayah Dione yang terlihat lebih cemas dari kedua orang tua Pablo.

''Kami akan memindahkannya ke ruang perawatan.Kalian bisa menjenguknya satu persatu''

''Baik.Terima kasih dokter''ucap Ayah Pablo lagi.

Dione dan Ibunya Pablo yang mendengarkan pun tersenyum lega.

''Boleh aku dulu bertemu dengannya?''tanya Dione pada mereka.

''Tentu Dione.Kau tunangannya''

Sebelum ia melangkahkan kakinya menuju ruang dimana Pablo di rawat.Ia membersihkan wajahnya di toilet.Ia tidak mau lelaki itu melihat wajahnya sembab karena menangisinya.

Dione membuka pintu yang di cat berwarna putih susu itu perlahan.Ia menelisik wajah Pablo yang di keningnya terdapat perban.Matanya terpejam.

''Maafkan aku menyakitimu''

Pablo membuka matanya.Ia tersenyum singkat.

''Tidurlah.Kau perlu istirahat''ucap Dione.

Pablo lagi hanya bisa tersenyum.

Hello,Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang