Part 19

1.1K 26 0
                                    

Dione memakai sepatu boots-nya dengan tergesa-gesa.Ia mengambil jaket hitam yang terletak di kursi belajar.Ia menuruni tangga satu persatu sambil melirik jam yang ada di pergelangan tangan kirinya.Pukul tujuh pagi.

Ia punya rencana pagi ini.Kemarin ia bertanya pada Ibunya dimana Pablo tinggal.Ibunya bilang bahwa Pablo tinggal di apartemen yang berada di pusat kota london.Kini itulah tujuan Dione.

Ia merasa cuaca pagi ini terlihat cerah.Walaupun salju telah mulai  turun menyelimuti jalan.Dione memutuskan untuk berjalan kaki.Letak apartemen Pablo berjarak beberapa blok dari rumahnya.

Dione menekan tombol dua puluh di dinding lift.Ia menanyakan kamar Pablo pada resepsionis gedung.Resepsionis itu menanyakan padanya tentang siapa dirinya.Dione berbohong dengan mengatakan bahwa ia adalah kekasih Pablo Adriano.Dan resepsionis itu langsung saja memberitahunya.

Dione keluar dari lift.Ia menengok ke kiri dan kekanan.Ia tidak tahu letak kamar Pablo.Resepsionis itu tidak memberitahunya letak kamar dengan nomor 1026.Saat ia memilih untuk berbelok ke kanan,ia melihat seorang pria keluar dari pintu.Dione pun tersenyum semringah.Ia mendekati pria itu yang berjalan menunduk karena memperhatikan ponselnya.

Pria itu merasa ada seseorang yang menghalangi jalannya.Ia pun mengangkat wajahnya dan melihat seorang gadis yang tersenyum padanya.

''Hello,Man!Lama sudah kita tidak bertemu''

''Dionna?Darimana kau tahu tempat tinggalku?''Pablo menatap tak percaya pada gadis itu.

''Itu mudah.Kenapa kau tidak datang ke rumah dua hari ini.Aku menunggumu.Kapan kau akan mengajariku lagi?''

''Bisa kita bicara sambil tetap berjalan?''

''Kau terburu-buru?Apa kau ingin bertemu pacarmu?''tanyanya sambil mengikuti Pablo yang berjalan menuju lift.

''Aku tidak punya pacar,''Pablo menjawab ketika pintu lift terbuka.''Aku ingin mencari sarapan''ucapnya lagi ketika sudah memasuki lift.

''Oh!Kukira.Aku juga belum sarapan.Aku cepat-cepat kemari karena ingin bertemu denganmu''ucap Dione sambil mengelus perutnya.

Pablo terkekeh melihat tingkah Dione.

''Kau ingin makan apa?''tanya Pablo ketika mereka telah keluar dari gedung apartemen.

''Bagaimana kalau burger dengan keju dan daging''Dione menjilat bibirnya membayangkan kelezatan makanan itu.

''Baiklah kesana''

Pablo mengajak Dione makan di sebuah restoran cepat saji.Pablo memesan sesuai dengan keinginan Dione.Pablo menyuruh Dione memilih tempat duduk sedangkan ia memesan makanan di kasir.

''Jadi,kapan kau akan mengajariku lagi?''ucap Dione di sela makan mereka.

''Kapan kau mau?''

''Sekarang.Selesai kita makan.Didekat sini ada lapangan umum.Kita bisa menggunakannya''ucap Dione bersemangat.

''Menurutku sebaiknya kita pulang ke rumahmu''

Mereka berjalan kaki menyusuri jalan menuju kembali ke apartemen yang sudah di penuhi salju di sepanjang jalan.Cuaca bertambah dingin.Dione merapatkan jaketnya menutupi kedinginnan yang menusuk kulitnya.

Pablo melihat itu,ia lalu merapatkan tubuhnya dengan Dione.Ia memeluk Dione dengan sebelah tangannya sambil berjalan.Mereka terlihat seperti sepasang kekasih jika tidak ada yang mengenal mereka.

Dione tidak merasa keberatan dengan perlakuan Pablo.Ia malah merasa nyaman.Pablo hanya bisa tersenyum ketika Dione semakin merapatkan tubuhnya pada Pablo bahkan sebelah tangannya memeluk pinggang Pablo.

Hello,Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang