Part 18

1.2K 31 0
                                    


Eva Celia - Reason

***

Dua tahun yang lalu

London,Inggris

Flashback On

Ia menuruni tangga dengan kaki telanjangnya.Hari masih pagi dan ia terus menguap.Ia menghentikan langkahnya saat berada di depan sebuah lemari pendingin dua pintu berwarna merah marun yang banyak di tempeli oleh magnet beraneka bentuk.Mulai dari angka,huruf hingga kartun.

Dione mengambil sebuah botol dari dalamnya lalu meminumnya langsung.

''Pakai gelas,Di''ucap Ibunya yang tiba -tiba memergokinya.

''Sorry,Ma!Aku lupa''Dione menyengir.

''Kau memang selalu begitu''

Ibunya lalu menyiapkan sarapan.Beberapa helai roti ia susun di dalam piring dan dua botol selai lalu ia menaruhnya di atas nampan.

''Papa mana,Ma?Kok tidak kelihatan''tanyanya saat ibunya hendak meninggalkan dapur.

''Ayahmu ada di taman belakang.Katanya ingin sarapan di sana.Kau mandilah dulu setelah itu menyusul''

''Tumben sekali Papa mau sarapan di sana''

''Papamu ada tamu.Dan ia ingin sarapan sambil mengobrol dengan santai di taman''

''Tamu?Siapa?''

''Jangan banyak tanya.Lebih baik kau mandi dulu,Di''

''Baiklah,Ma''Dione mengecup pipi ibunya sebelum berlari menaiki tangga menuju kamarnya.Ibunya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anak gadisnya.

Dione keluar dari kamar mandinya dengan handuk yang melilit tubuhnya dari dada hingga lutut.Rambutnya yang basah ia keringkan dengan handuk kecil.Ia memiringkan kepalanya kekiri lalu ke kanan untuk memeras air yang mengalir dari rambut basahnya.

Dione lalu meletakkan handuk kecilnya pada capstock yang terletak di balkon kamarnya yang menghadap taman.Saat itulah ia melihat seorang pria sedang bermain di lapangan yang berada di taman belakang rumah.Pria itu memakai kaus hitam dan celana training hitam panjang dengan lis putih.Rambut pria itu panjang hingga bahu.

Dione masih terus memandang pria itu yang terlihat menikmati kegiatannya.Tanpa sengaja pria itu mendongak keatas dan memandang Dione yang berdiri di balkonnya.

Dione tersenyum.Pria itu juga tersenyum.Dione lalu memutus kontak matanya dengan pria itu.Ia lalu menutup pintu balkonnya.Kemudian segera berpakaian.

Dione memilih untuk memakai kaus putih dan hotpant bercorak garis.Rambut basahnya ia biarkan tergerai.Ia pun segera turun hendak menghampiri pria tadi.

Taman itu di penuhi dengan berbagai macam bunga dan tanaman hias.Ibu Dione sangat menyukai bunga.Dione tidak menyukai bunga dan semacamnya.Ia lebih menyukai musik.Ibunya pandai memainkan beberapa alat musik seperti gitar dan piano.

Dione menjejakkan langkahnya menuju ke tengah taman.Disama terdapat empat buah kursi yang mengelilingi sebuah meja bundar.Ia tidak melihat siapapun disana dan meja nya pun kosong.Sepertinya Papa dan tamunya sudah selesai sarapan.

Ia lalu kembali pada niat awalnya yang ingin menemui pria gondrong tadi.

''Hello,Man!Kau pintar sekali bermain basket''

Pria itu menoleh ia menyunghingkan senyum ketika melihat Dione memberikan senyum lebarnya.

''Hai!Aku Dionna Dixie.Putri tunggal dari James Dixie dan Caroline Dixie''Dione mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan pria itu.

Hello,Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang