Part 7

1.8K 53 0
                                    

Suara petikan gitar terdengar di kamar milik Dione.Sesuai dengan janjinya pada Kath,ia memainkan lagu yang di minta oleh temannya itu.

Kath dan Brie mendengarkan Dione bernyanyi.Dione duduk bersandar pada kepala ranjang sambil memegang gitar dan bernyanyi.Kath duduk di ranjang menghadap pada Dione sedangkan Brie berbaring tengkurap dengan tangan menahan dagunya.

Kath meminta Dione untuk menyanyikan lagu dari seorang model asal inggris yang kini berubah profesi menjadi seorang aktris sekaligus penyanyi.

Pertunjukkan Dione berakhir dengan tepuk tangan dari kedua temannya.Kath dan Brie telah berhenti menepuk tangan.Tapi,masih terdengar suara nyaring itu.Dione beserta kedua temannya pun mengalihkan pandangannya ke pintu kamar yang terbuka lebar.

Disana Adam berdiri di ambang pintu dengan angkuhnya.

''Bagaimana kau bisa masuk?''tanya Kath.

''Aku ingat kodenya''jawab Adam santai.''Apa kau sudah makan?''tanyanya pada Dione.

''Ya''jawab Dione pelan masih menahan rasa malunya karena untuk kedua kalinya Adam mendengarnya bernyanyi.

''Kau tenang saja kami menjaganya dengan baik''jawab Brie.

Adam masih memandang Dione yang merasa kikuk di pandangi olehnya.

Apa gadis itu merasa malu?Dia lucu sekali seperti itu.pikir Adam.

Tanpa sadar Adam menggeleng-gelenggkan kepalanya menghapus pikiran yang seharusnya tidak ada.

''Kau pusing?''tanya Dione.

Adam tersentak''Ah!Tidak apa-apa.Kalian bisa pulang sekarang.Biar aku yang menjaganya''ucapnya sambil berjalan mendekati ranjang.

''Bisa-bisanya kau mengusir kami''ucap Kath tidak terima.

''Nathan dan Zac sudah menunggu kalian di ruang tamu.Pulanglah ke asrama.Sekarang sudah malam.Besok kalian harus kuliah''

''Kau berkata seperti ayah yang bicara dengan anak gadisnya''ucap Brie.

Dione tertawa mendengar  ucapan Brie.Adam menatap tajam pada Dione.

''Itu tidak lucu,Dione''

''Ups,sorry''ucapnya tanpa rasa bersalah.

Adam dan Dione pun mengantar teman-temannya sampai didepan pintu.Dione tidak langsung menuju kamar dengan bantuan tongkatnya ia berjalan menuju sofa,duduk disana lalu menyalakan televisi.

Adam pergi ke dapur membuat minuman untuknya juga Dione.Adam memberikan segelas coklat hangat pada Dione,ia pun menerimanya.Adam lalu duduk di samping Dione.Untuk beberapa saat mereka mendiamkan diri hanya menatap tayangan di televisi yang menampilkan acara musik.Dione lalu mengeluarkan suaranya menghilangkan keheningan yang tercipta di antara mereka.

''Bukankah kau harus bersiap-siap untuk ujian akhir semestermu?Kenapa kau malah disini menemaniku?''tanya Dione mandang pada Adam.

''Seharusnya kau senang aku ada disini.Bukankah itu yang kau inginkan.Dekat denganku.Masalah ujianku,aku sudah mengatur waktu.Jadi,nikmati saja waktumu bersamaku''ucap Adam tanpa melihat pada Dione.

Gadis pirang itu terdiam kepalanya menunduk sedikit.Matanya memandang pada kedua kakinya yang ia letakkan diatas sofa panjang.

''Aku memang menyukaimu.Tapi,aku tidak suka jika kau terpaksa melakukan semua ini hanya karena aku sedang cedera''ucapnya pelan.

Adam menoleh pada Dione.Begitu juga Dione ia menoleh menatap Adam.

''Bagaimana jika aku tidak terpaksa melakukan ini?''tanya Adam.

''Maksudmu?''Dione bertanya sambil mengerutkan keningnya.

Adam menggeser duduknya mendekati Dione.Ia lalu memegang kedua bahu Dione.Menyatukan keningnya dengan kening Dione.Adam menghirup oksigen sedalam-dalamnya seakan-akan sejak tadi ia tidak bernafas.Kemudian ia menatap mata Dione sebentar lalu membawa kepala Dione kedalam dekapan dadanya.Dione terkejut dengan perlakuan Adam.Ia merasa tidak nyaman.

''Jangan bergerak''pinta Adam.''Tetaplah seperti ini dulu.Aku tidak pernah terpaksa melakukan ini semua.Aku hanya ingin menebus kesalahanku yang selalu mengabaikanmu.Jadi,biarkan aku melakukannya''

Dione pun menyamankan dirinya di dalam dekapan Adam.Dengan sadar ia memeluk Adam dengan sebelah tangannya.Begitu juga dengan Adam,sebelah tangannya memeluk tubuh Dione sedangkan yang satunya di pakai untuk mengelus rambut Dione.

''Tidurlah''pinta Adam.

Dione pun langsung memejamkan matanya.Ia tersenyum.Hidungnya mencium aroma maskulin dari tubuh Adam.Dione merasa sangat tentram berada dalam dekapan Adam.Ia tidak pernah menyangka jika hal ini akan terjadi.Ia begitu dekat dengan pria yang ia cintai.



tbc

240118



Hello,Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang