Part 23

1.1K 35 0
                                    

''Kau tahu,Pablo seandainya kau tidak melakukan kesalahan itu mungkin aku sudah jatuh cinta padamu''

Dione mengingat lagi kata demi kata yang membuatnya berlari meninggalkan pria itu.Kalimat yang sukses membuat Pablo menatapnya dengan rasa tak percaya.Kalimat yang membuatnya memikirkan satu hal.Benarkah ia lebih dulu menyukai Pablo sebelum Adam.
Atau karena satu kesalahan yang di perbuat Pablo,membuatnya mendekati Adam hanya sebagai pelarian.

Tidak.Itu tidak mungkin.Aku pasti mencintai Adam

Dione terduduk di kursi taman merasa pening memikirkan ini.Ia meraih gitar yang berada di sisinya.Malam telah larut.Tapi,matanya tidak mengantuk.Ia mencoba memainkan sebuah lagu yang entah apakah dapat mendekripsikan perasaannya saat ini atau tidak.Tapi,ia ingin menyanyikannya.

Remember the way you made me feel
Such young love but
Something in me knew that it was real
Frozen in my head
Pictures i'm living through for now
Trying to remember all the good times
Our life was cutting through so loud
Memories are playing in my dull mind
I hate this part paper hearts
And i'll hold the piece of yours
Don't think i would just forget about it
Hoping that you won't forget about it

*

Dione terlambat bangun pagi ini.Tentunya karena ia tidur sudah larut bahkan hampir mendekati subuh.Untung saja Brie membangunkannya.Jika tidak maka ia akan terlambat untuk sarapan pagi bersama.

Dione menuruni tangga satu persatu dengan senyum mengembang di wajahnya.Setelah dua tahun sarapan sendiri,hari ini untuk pertama kalinya ia sarapan bersama dengan kedua orang tuanya di tambah Brie.

Langkah Dione terhenti dan senyumnya memudar tatkala ia melihat Pablo telah duduk bersama keluarganya di meja makan.Dione hendak berbalik menuju kamarnya,namun suara Brie menghentikan langkahnya.

''Di,ayo kita sarapan.Kami sudah menunggumu''

Dengan terpaksa Dione kembali lagi mengayunkan kakinya menuju ruang makan.Dione menarik kursi di sebelah Brie.

''Silahkan nak Pablo nikmati sarapannya''ucap ibunya Dione dengan wajah ramahnya.

''Terima kasih,nyonya Dixie''ucap Pablo sambil melirik pada Dione yang tidak memandangnya.

Dione mengambil selembar roti lalu mengoleskan dengan selai coklat kesukaannya.

''Pablo,boleh aku tahu hasil dari rapat kemarin''Ayah Dione memulai pembicaraan.

''Oh,ya.Tuan Dixie.Para direksi dan investor setuju jika sementara jabatan direktur utama di berikan padaku''jawab Pablo.

Dione yang mendengar itu,mengangkat sebelah alisnya.

''Apa aku tidak salah dengar?''tanyanya

''Soal apa,Di?''tanya Brie

''Papa mempercayakan Pablo untuk mengurus perusahaan!''

''Bukan Papa,Di.Itu semua sudah di bicarakan oleh semua penanam saham di kantor''jawab ayahnya tenang.

''Secara tidak langsung Papa sudah menunjuknya''

''Memangnya kenapa,Dionna?Apa kau ingin menggantikan Ayahmu mengurus perusahaan?''tanya Pablo

''Tentu saja.Aku dan Brie sudah siap untuk itu''jawab Dione lantang.

Hello,Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang