15 ◾ Pertemuan

2.7K 216 5
                                    

Tadinya, mau apdet sabtu kemarin, dan jadiin part special, karena bae sabtu kemarin ultah ke–17, eak. Tapi jadinya malah sekarang, maaf ya.

*Di MULMED itu gambaran DRYAD*

Happy reading!!!

_______

Nayara diam, membiarkan tatapan khawatir dari semua orang menusuk nya. Entah itu dari Mom, Dad, Oliver, Danola. Gadis itu hanya cemberut dengan menekuk kedua lutut nya, bingung harus berbuat apa, semua orang menginginkan darah nya, sedangkan orang lain ada yang ingin melindunginya, sedangkan Nayara sendiri yang harus melindungi mereka. Sebagai elves terkuat, ia merasa tidak bisa melindungi siapa-siapa, dan bahkan cenderung merepotkan orang lain.

"Mom, aku tidak papa," ucap Nayara saat mom nya terus menatap khawatir dirinya.

"Bagaimana bisa kau duduk tenang disaat semua orang khawatir padamu?! Pikirkan rakyat mu! Kau adalah yang terpilih,Ara! Dewasa lah!" ujar Nirina, nada nya terdengar sedikit menekan.

"Aku tidak tenang! Aku sangat tertekan! Apa kau kira aku tidak memikirkan nya,Mom? Apa kau kira aku sebagai yang terkuat tidak memikirkan bahwa aku selalu merepotkan, bukan melindungi! Aku memikirkan nya!" sentak Nayara, tangisan nya mulai pecah. Gadis itu bangkit dan meninggalkan ruangan dengan tatapan yang tertuju padanya.

Nirina mengigit bibir gemas, ia terbawa emosi karena rasa khawatirnya, baru kali ini ia memarahi putri nya, pantas saja Nayara bertindak seperti itu.

"Sayang, tenangkan dirimu," tenang Ryan.

"Apa aku keras padanya? Aku hanya khawatir..." sesal Nirina.

Ryan tersenyum kecil, "wajar, sayang... Setelah ini, bicaralah padanya."

Nirina mengangguk, "sekarang, Oliver mungkin sudah menyusul nya."

Nayara's POV

Sebal, kenapa mom mengira aku tidak memikirkan nya? Padahal aku sangat bin gung dengan keadaan seperti ini. Dan ini, ini pertama kalinya mom memarahi ku, aku tahu aku salah, aku terlalu membuang waktu dalam latihan, aku terlalu manja, aku terlalu kagum dengan semua yang ada disini. Tapi, aku masih memikirkan nya, meski pemikiranku belum sampai untuk melindungi seluruh rakyat ophelix, tapi setidaknya aku memikirkan orang terdekat ku. Ya... Aku sadar, mom ada benarnya, apa aku egois? Apa aku terlalu menganggap ini sepele? Aku masih bimbang, sungguh! Aku terkadang tidak tahu apa yang harus kulakukan, fikiranku yang melakukan nya. Ya, mungkin itu fikiran elves ku.

Aku diam, menatap bayangan diriku sendiri yang terpantul dipermukaan air, dengan refleks, aku menggerakan jariku kesana, membuat garis tak terlihat diatas permukaan air, membuat bayangan ku goyang, seperti diriku sekarang, tidak stabil. Aku egois, dan tadi aku malah menyentak mom.

"Ara..."

Aku terkesiap dan langsung memutar tubuhku, mencari seseorang yang baru saja memanggil namaku.

"Ara, kau tidak bisa melihatku."

"Ini apa lagi... " desis ku, "kali ini siapa?" tanyaku pada suara tersebut, aku bangkit, mengeluarkan sayap ku dan mengembangkan nya. Apa dia Azris,lagi?

"Harusnya kau bisa melihatku, karena kau memiliki kekuatan ku, sayang..."

Suara itu kembali terdengar, suaranya lembut, seperti beludru... Tidak mungkin Azris selembut itu, mengingat ia sangatlah jahat. Atau, memang mungkin?

"Apa kau, Azris?" tanyaku.

Yang kudengar selanjutnya, bukanlah jawaban, melainkan kekehan kecil, dari suara yang sama.

OPHELIX [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang