chapter 21

1.5K 46 0
                                    

Davino dan keluarganya sedang sarapan di meja makan dengan keadaan hening.

Davino membalikkan sendoknya setelah selesai makan lalu melihat kedua orang tuanya yang sedang asik memakan-makanannya masing-masing.

"Mah, pah kenapa sih kalian setiap hari selalu sibuk kerja, sehari aja kalian gak kerja itu gak buat uang papah sama mamah hilang."ucap davino tiba-tiba dan kedua orang tuanya langsung menghentikan makan.

"kamu kenapa kok tiba-tiba ngomong kaya gitu? Dulu aja kamu gak pernah mempermasalahkan hal itu." Tanya mamah-nya bingung.

"Itu dulu, tapi sekarang beda mah davino ingin merasakan bagaimana berkumpul bareng dengan keluarga, 16 tahun papah dan mamah sibuk dengan perkerjaan kalian masing-masing dan gak pernah memperdulikan davino, itu alasan kenapa aku marah dengan papah dan mamah setelah kalian baru pulang." Jelas davino,sebenarnya ia ingin menangis tapi ia tahan karena ia tak mau dilihat lemah oleh siapapun.

Mamah davino menoleh kearah suami-nya yang sama bingungnya harus menjawab apa.

Papah davino mendengus pelan sebelum menjawab ucapan davino.

"Itu semua papah dan mamah lakuin untuk kamu davino, untuk kebutuhan kamu." Jawab papah-nya dengan suara brriton.

"Aku gak butuh uang ataupun harta kalian, aku cuman butuh kasih sayang dari kalian dan waktu berkumpul, apa itu segitu berat permintaan aku?"

"maafin mamah dan papah ya sayang, mamah janji kita kabulin permintaan kamu, tapi bukan sekarang." Jawab mamahnya.

"It's okey, yaudah aku berangkat dulu ya pah, mah." Ucap davino lalu mencium satu persatu punggung tangan orang tuanya.

"Hati-hati, belajar yang benar." Ucap papahnya.

Davino hanya menjawab dengan anggukan dan senyum saja lalu berjalan kearah pintu luar.

Davino berjalan munuju garasi dengan langkah santai, davino membelok kekanan dan ia terkejut melihat ada seorang perempuan yang tak asing bagi dirinya.

"Lo ngapain disini?" Tanya davino dingin sambil mengerutkan keningnya.

"Gue mau berangkat bareng lo." Jawab seseorang itu.

"Pergi lo." Davino berjalan memasuki mobilnya tanpa memerdulikan seseorang itu.

Gadis itu mengikuti davino memasuki mobil davino hingga membuat davino kesal.

"Lo ngerti bahasa indonesia kan?!" Ucap davino kesal, ingin rasanya mndorong seseorang yang dihadapannya ini hanya saja dia wanita dan davino masih mempunyai rasa kasihan.

"Kalo lo gak mau turun dari mobil gua mending gua aja yang turun." Lanjut davino lalu membuka pintu mobilnya dan pergi meninggalkan gadis itu.

Davino berjalan keluar perkarangan rumahnya menunggu taksi yang lewat dihadapannya.

"Dav gue kesini cuma mau ngejelasin kejadian lalu." Ucap bianca dengan nada pelan.

"Buat apa? Buat gua semakin benci sama lo?"

"please, dav listen to me." minta bianca.

"Ngapain gua ngedengerin lo." Jawab davino lalu ia melihat ada taksi yang lewat dihadapannya lalu ia melambaikan tangannya mengintrupsi taksi itu agar berhenti.

Taksi itu berhenti tepat dihapadan davino, lalu davino segera memasuki mobil taksi itu dan cepat menyuruh supir taksi itu segera jalan.

Davino mengambil ponsel yang berada disaku bajunya dan mengetikan sesuatu kepada seseorang.

DAVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang