chapter 16

2K 69 4
                                    

'Bukan aku tapi kamu yang bikin hatiku berwarna kembali.'

"Kamu kalau bohong lucu ya, bilang sama aku ada apa?"

"A-ku takut dav, aku takut kalau kak putri tau kita pacaran aku takut dia bakalan disakitin sama dia lagin"ucap melina air matanya menetes setitik setelah mengingat kejadian eaktu itu dan langsung melina hapus agar tidak terlihat cengeng oleh davino.

"Kamu pernah dibully sama si putri dan dua dayangnya itu?"tanya davino ia sudah mengepalkan tangannya.

"I-iya aku pernah dibully sama dia dikamar mandi, dan aku dijambak rambutnya tanganku dicakar dan dia juga menjelek-jelekkan aku"melina menangis kembali.

"Waktu aku pergi dari sekolah sambil menangis dan berada ditaman waktu itu akibat itu."

Rahang davino mengeras saat melina menjelaskan, davino tidak mau orang yang ia sayanginya itu terluka.

"Jika putri melakukan itu kembali kepada kamu, kamu jangan segan-segan melaporkan kepada guru BK kalau kamu takut kamu bisa bilang sama aku."ucap davino menggenggam tangan melina memberi ketenangan.

"Jika kamu mau kamu bisa bersandar dipundakku kapanpun kamu butuh pengertian, aku tidak akan menuntutmu untuk memberi hal yang sama kepadaku setelahnya. Kamu boleh menggenggam jemariku kapanpun kamu butuh keseimbangan, aku tidak akan menuntutmu untuk menarikku kembali saat giliranku terjatuh.

"Kamu tahu, selama ini aku mencintaimu tanpa ingin merepotkanmu kembali. Aku tahu hidupmu sudah dituntut banyak hal. Membuatmu nyaris kelelahan san gagal. Aku memahaminya."jelas davino panjang lebar tak ia sangka air mata melina kembali turun semakin deras. Davino segera mengambil tissu dan menggelapkan air mata melina.

Sang waiter datang membawa makanan yang mereka pesan dan lalu setelah selesai waiter itu kembali pergi.

"Ayo dimakan mel."ucap davino masih memandang wajah melina.

Mereka memakan makanan yang mereka pesan tadi dengan hening hanya ada suara benturan antaea piring dengan sendok saja Lebih-lebih suara pelayan atau pengunjung cafe.

"Woi, tungguin napa."oceh orang itu saat memasuki cafe tersebut. Dan ia melihat sekeliling cafe itu tanpa disengaja ia melihat ada dua orang yang tak asing didalam cafe tersebut.

"Lihat orang yang duduk dipojok itu?!"suruh seseorang itu kepada temannya. Temannya pun langsung mengikuti arah jari seseorang itu.

"Gue kaya kenal tapi gue lupa namanya siapa?"tanya orang itu bingung pada dirinya sendiri.

"Lah lo sih lupaan, coba aja samperin yuk siapa tau kita bakalan bisa jelas mereka siapa."ide seseorang itu dan langsung mendapat persetujuan.

Mereka mendekat kearah davino dan melina. Mereka tidak sadar bahwa ada orang yang mendekati mereka.

"Woi! ternyata disini lo berduaan sama melina."ucap ivan sambil mengebrak pelan meja cafe. Dan tiba-tiba ada dua orang kembali yang mendatangi meja itu dengan napas terenggah-enggah.

"Yaampun lo pada ninggalin gua dah! Gue sama shezy capek ngejar lo pada." Ucap vina memarahi ivan dan gavin dengan napas yang masih ngos-ngosan. Vina tak sadar jika melina berada disitu saat ini.

"Suruh siapa lo pada lama banget."jawab gavin ketus dan gavin memutar bola matanya dengan malas.

"Yaampun mel ternyata lo ada disini juga! Eh ada davino kalian kesini berdua? Wah wah wah kita bakalan ditraktir nih."celoteh vina dan tersenyum jail kearah gavin, ivan dan shezy.

"Wow boleh kali ya pj-nya ya gak guys."sambung ivan dan melirik kearah davino.

Davino mendengus kesak jika sudah begini uang bulanan davino akan menipis, tapi yasudahlah jika habis ia akan meminta mamahnya untuk tranfer uang ke rekeningnya.

DAVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang