chapter 23

1.4K 54 4
                                    

"Nih uangnya makasih ya bang."  Ucap melina sambil memberi ongkos kepada supir taksi.

Melina berjalan memasuki halaman rumahnya dengan langkah santai ia tiba-tiba merasa aneh dengan davino ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan davino.

"Asslamualaikum." Ucap melina sambil membuka knop pintu.

"Waalaikumsalam non udah pulang? Non ganti baju dulu nanti non makan siang bibi udah siapin makanan di meja makan." Ucap bi lastri.

"Bi jangan panggil aku non nama aku tuh melina bukan non jadi bibi panggil aku melina aja ya bi." Ucap melina tersenyum.

"Yaudah melina ke atas dulu ya." Lanjut melina lalu berjalan menuju kamarnya.

Setelah sampai di dalam kamar melina melemparkan tasnya keatas kasur lalu ia menghempaskan tubuhnya keatas kasur tanpa melepas alas kaki dan tanpa mengganti pakaian terlebih dahulu.

Ting!

Davno : serius kamu mau kerumah aku?

Baru saja melina ingin memrjamkan matanya ponselnya berbunyi, ia segera mengambil ponselnya di saku bajunya lalu melihat siapa yang mengrim pesan.

Astaga, melina hampir lupa bahwa ia ingin kerumah davino ia segera mengetikan balasan untuk davino lalu beranjak dari tempat tidurnya berjalan menuju lemari pakaiannya.

melina mengambil pakaian didalam lemarinya lalu ia berjalan kearah kamar mandi yang berada didalam kamarnya.

Setelah 5 menit kemudian melina keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang tadi ia ambil di dalam lemarinya.

Melina berjalan menuju meja rias, lalu ia duduk di kursi tangannya membuka laci mengambil hair dryer di laci meja rias, sebenarnya melina memang tidak mandi tapi ia cuci muka dan ada sebagian rambutnya yang terkena air.

Setelah selesai mengeringkan rambutnya melina mengolesi lips balm di bibirnya agar tidak terlihat pucat.

melina mengambil tas slempangnya di samping meja rias lalu ia berjalan menuju nakas mengambil ponselnya dan mengambil 5 lembar uang berwarna merah miliknya di laci.

Setelah kira-kira yang dibutuhkannya sudah lengkap melina keluar kamarnya dan mengambil kunci mobil yang selalu ia gantungkan di luar kamarnya.

"Bi lastri." Panggil melina sambil menuruni anak tangga.

"Eh iya non, eh maaf melina." Jawab bi lastri.

"Bi kalo abang tanya aku kemana, bialmg aku mau kerumah temen."

"Iya nanti akan bibi sampaikan." Jawab bi lastri.

"Yaudah melina berangkat dulu ya bi." Ucap melina lalu ia berjalan menuju pintu utama.

Melina berjalan menuju garasinya dengan langkah santai, setrlah sampai di garasi melina langsung masuk kedalam mobil jazz putih miliknya.

Setelah melina masuk kedalam mobilnya melina langsung menyalakan mesin mobilnya dan menjalankannya.

Gue kesana bawa apaan ya -gumam melina.

Melina terus fokus menyetir sambil memikirkan apa yang harus dia bawa untuk davino dan orang tua davino.

"Oh iya!" Seru melina ia langsung membelokkan mobilnya mengarahkan ke toko kue.

Melina memakirkan mobilnya lalu ia turun memasuki kedalam toko kue, entah kenapa ia jadi ingin membawakan davino cake.

"Gue pilih yang mana ya?" Tanya melina dalam hati sambil memperhatikan satu persatu cake yang ada di lemari pendingin.

"Yang ini boleh sih keliatannya juga enak, tapi yang ini jauh lebih enak." Ucap melina pelan sambil menunjuk kedua cake.

DAVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang