chapter 24

1.5K 51 2
                                    

Melina merebahkan tubuhnya di atas kasur, dirinya baru saja pulang dari rumah davino dan sekarang sudah pukul 20:00 wib. Tubuhnya terasa lengket melina ingin mandi tapi malas berjalan kearah kamar mandi.

Baru saja melina ingin memejamkan matanya sejenak ponselnya berbunyi, melina langsung mengambil ponselnya yang tadi ia simpan di atas nakas tanpa berniat bangun.

Melina melihat layar ponselnya lalu menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan.

"Halo?"

"Halo sayang, kamu gimana kabarnya?"

"Baik mah, mamah gimana?"

"Alhamdulillah mamah baik disini, oh iya bang raga gimana?"

"Alhamdulillah baik juga mah." Jawab melina sambil memejamkan matanya.

"Syukurlah klo semuanya baik, oh iya mel senin kan kamu sudah ulangan kenaikan kelas ya? Gimana sehabis kamu selesai ulangan dan pasti akan libur dan mamah mau ngajak kamu pergi ke makam papah di jogja, gimana?"

Melina langsung membuka matanya dan ia langsung mengubah posisinya menjadi duduk.

"Serius mah?" Tanya melina tak percaya.

"Iya mamah serius, gimana kamu mau kan?"

"Aku mau banget mah, aku kangen banget sama papah."

"Yasudah nanti akan mamah kabari lagi, semangat ya ulangannya mamah selalu mendoakan kamu disini."

"iya mah."

Mamahnya memutuskan sambungan telepon terlebih dahulu. Melina langsung membuka aplikasi LINE nya.

Melina : bang.
Melina: bang.
Melina: bang.

Melina sengaja mengspam abangnya agar dibalas karena ia sangat yakin jika abangnya tidak yang membutuhkan chat dari melina jarang raga balas.

"Awas aja kalo ga bales gak gue bukain pintu." Gumam melina kesal.

Baru saja melina ingin mengirim pesan kepada davino ada notifikasi masuk.

Abang : apaan?

Melina: mamah tadi telfon.

Abang: terus?

melina mendengus kesal chatnya hanya dibalas singkat dengan abangnya.

Melina: cepet pulang katanya, jangan main mulu kasian gue dirumah.

Melina terkekeh melihat chat yang baru dikirim kan untuk abangnya.

Abang: lah orang gue udah pulang.

Melina :masa? Coba gue ke kamar lo.

Melina langsung beranjak dari tempat tidurnya dan langsung berjalan menuju kamar abangnya yang berada di depan kamarnya.

"Woi." Teriak melina sambil mengetuk pintu kamar raga.

Tak lama pintu kamar raga terbuka."apaan?" Tanya raga.

Melina tidak menjawab raga ia langsung masuk kedalam kamar abangnya tanpa sedikit sungkan.

"Ga sopan banget jadi adik." Cibir raga sambil melemparkan bantal kearah melina setelah menutup pintu kamarnya.

"Sohor lo jadi abang." Balas melina mencibir raga, lalu ia juga membalas melemparkan bantal ke arah raga.

DAVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang