0.3

7.9K 950 123
                                    

Jisoo duduk disebelah Taeyong saat makan malam. Taeyong tidak banyak bicara sejak tadi siang, bahkan dia tidak melirik Jisoo sama sekali. Kelihatannya Taeyong masih marah, kakanakkan memang.

"Yong, gimana sama sekolah lo?"Suho tiba-tiba bertanya.

"Taeyong masuk ke sekolah Jisoo mulai besok"alih-alih Taeyong, justru Tn. Kim (ayah Suho dan Jisoo) yang menjawab.

Taeyong masuk ke sekolah yang sama dengan Jisoo?

Jisoo harap ayahnya hanya bercanda.

"Bener Yong?

"Yoi Bang"jawab Taeyong ditengah kegiatannya mengunyah makanan.

Hidup Jisoo tidak akan tenang mulai besok.

"Berarti lo bakal sekelas sama Jisoo dong?"

"Taeyong langsung lompat ke kelas 3"ucap Ny. Kim dengan suara yang terdengar bangga.

"Wihhh keren!"Suho menepuk kedua tangannya. Reaksi yang berlebihan memang."Kalau lo sempet, ajarin Jisoo Yong. Gue khawatir dia ketinggalan dikelas"

"Eh Bang, meskipun otak gue gak seencer otaknya Taeyong, tapi gue gak segubluk itu keles"

Jisoo tau Taeyong sudah pintar sejak kecil, dia bahkan mendapat beasiswa diumur 10 tahun, tapi tetap saja.. Jisoo tidak suka Taeyong dipuja-puja.

"Tumben nyadar? Gue belom ngatain lo gubluk loh Jis"

Suho = abang-abang bangsat sedunia.

Jisoo ingin sekali meremas mulut kakaknya seperti ia meremas sendok yang tengah di pegangnya.

"Emang Taeyong mau menetap disini dan gak balik ke Paris lagi? Om sama Tante masih disana kan?"

Suho masih saja bertanya, Namun pertanyaannya kali ini terdengar menarik di telinga Jisoo.

"Kalau itu terserah Taeyong"jawab Tn. Kim.

Ralat-- sebenarnya itu bukan jawaban.












Setelah acara makan malam selesai--- Jisoo dan ibunya kembali berkecimpung di dapur untuk sekedar membersihkan peralatan dan menyiapkan bahan-bahan untuk memasak esok hari.

"Bunda.."Jisoo menatap sosok wanita paruh baya yang sudah melahirkan dan merawatnya.

"Kenapa Dek?

"Gimana ceritanya Bunda sama Ayah bisa nikah dulu?

"Lho, kok kamu tiba-tiba nanya gitu sih Dek?"

"Gak papa Bun, pengen tau aja"

Jisoo mematikan aliran kran dan mengakhiri acara cuci-mencuci piring.

"Mmm.. dimulai dari mana ya??"

Jisoo mengambil sebuah kursi kemudian duduk disebelah ibunya.

"Mulai aja dari hal-hal yang Bunda suka"

"Waktu itu Bunda sedang merayakan kelulusan sama teman-teman satu sekolah. Biar tambah meriah, Bunda sama teman-teman yang lain bikin taruhan konyol"

"Taruhan apa?

"Nulis surat cinta buat guru magang yang masih muda"

"Guru magang itu Ayah ya?"

Endless (Taesoo Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang