1.0

5.1K 620 56
                                    


Taeyong dan Jisoo sedang duduk berhadapan di meja makan sekaligus melangsungkan acara makan malam bersama.

Taeyong tidak bergeming memperhatikan Jisoo yang menyantap rakus ayam goreng pesanan mereka. Meskipun begitu, bukannya terlihat serakah, Jisoo justru terlihat sangat menggemaskan.

Kalau boleh jujur-- jujur Taeyong masih terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang terjadi pada Jisoo didalam dapur beberapa jam silam. Dia tahu Jisoo mengidap trauma semenjak musibah kebakaran 3 tahun lalu, dia pikir trauma Jisoo remeh dan bisa luntur dihapus waktu, tapi sekarang Taeyong sadar jika semua persepsinya itu salah. Untuk pertama kalinya, Taeyong menyaksikan secara langsung betapa tertekan dan takutnya seorang Kim Jisoo.

Jika saja Taeyong tidak datang ke dapur, mungkin Jisoo sudah gila sekarang.

Namun se-menyesal dan bersalah apapun, Taeyong tetap tidak tahu bagaimana cara menyembuhkan trauma Jisoo, karena hanya Jisoo satu-satunya saksi hidup disaat adik tunggalnya terbakar hidup-hidup.

"Ngapain ngelihatin aku sampe kayak gitu?"

Pertanyaan menodong yang keluar dari mulut belepotan Jisoo seperti lemparan bola bowling yang mencetak strike. Lamunan Taeyong hancur berantakan.

Terlepas dari semua hal buruk yang menimpa Jisoo, setidaknya Taeyong bersyukur gadisnya sudah terlihat jauh lebih baik dari pada beberapa jam yang lalu.

"Kamu kelihatan cantik banget pas lagi makan kayak gini, Jis"

Jisoo tersedak dan buru-buru menegak segelas air putih yang bertengger diatas meja makan. Setelah itu, Jisoo menurunkan garpu yang sedang dipegangnya, sebuah tanda jika dia sudah selesai makan.

"Kok berhenti? Aku ngerusak mood makan kamu ya?"

"Aku udah kenyang."

"Tapi ayamnya masih setengah, biasanya kan kamu makan sampe tulang-tulangnya?"

"Ngaca dulu sebelum ngomong, itu makanan kamu sendiri masih utuh gak kesentuh"

"Kan aku udah bilang, cantiknya kamu kebangetan kalau lagi makan. Aku jadi kenyang lihatnya"

Jisoo menahan nafas beberapa detik sebelum menghembuskannya kasar.

"Yong, kamu gak usah gombalin aku kayak gitu. Aku beda sama cewek-cewek yang suka ngintilin kamu dan nyari perhatian kamu"

"Masa sih? Jadi kamu cemburu sama cewek-cewek yang suka ngintilin dan nyari perhatian aku?"

"Cemburu? Gak banget"Jisoo mengayunkan telapak tangannya ke kanan dan ke kiri.

"Berarti kamu gak keberatan dong kalau aku kencan sama mereka?"

"Putusin dulu tali pertunangan kita, baru kamu boleh kencan sama cewek manapun!"

"Yaudah, itu artinya kamu gak mau membagi tunangan kamu sama cewek lain kan?"

Taeyong tersenyum menang melihat Jisoo mendadak terdiam, habis kata-kata.

"Gak usah senyum!"

"Kenapa? Baru nyadar kalau senyum aku nagihin?"

"Udah deh Yong, mending kamu cepetan makan. Nasi sama ayamnya udah dingin tuh, dan kamu juga butuh tenaga ekstra buat jaga2 kalau nanti kamu jatoh, soalnya mimpi kamu ketinggian"

"Gak ketinggian kok Jis, buktinya tadi kamu nyatain sayang ke aku"

"Sayang? Kapan?"Jisoo shock.

"Sebelum kamu ketiduran"

"Dih, itu mah ngigau. Bisa jadi aku mimpi lagi nyatain sayang ke cowok lain"Jisoo tidak akan mengakui perasaannya semudah Taeyong menggencatkan gombalan.

Endless (Taesoo Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang