0.4

6.7K 855 74
                                    


"Lepasin gue!"

Jisoo berusaha memberontak dari cengkraman Taeyong, tapi tenaganya tidak lah cukup.

Taeyong baru melepaskan cengkramannya setelah membuka pintu mobil dan memasukkan Jisoo secara paksa kedalam mobil.

"Jangan asal narik tangan gue kayak tadi, sakit tau!"protes Jisoo sambil mengusap pergelangan tangannya yang memerah akibat cengkraman kuat Taeyong.

Taeyong yang baru duduk didepan kemudi langsung menutup pintu mobilnya dengan kencang.

"Itu pelajaran buat lo! Lo pikir muterin sekolah gak capek apa? Gue nyariin lo dari tadi Jis, tapi lo malah mesra-mesraan sama cowok laen!"kepala Taeyong terasa panas.

"Gue gak mesra-mesraan! Gue cuma minta bantuan kak Jinyoung ngerjain tugas fisika!"

"Gak mesra?"Taeyong terkekeh miris."Kalau gue gak dateng tepat waktu, lo pasti udah ciuman sama dia Jis!"

"Eng-gak Yong, tadi itu gak seperti yang lo-"

"DIEM!"

Perintah sekaligus bentakan yang keluar dari mulut Taeyong membuat Jisoo terdiam sepersekian detik.

Taeyong menyalakan mesin mobilnya kemudian melaju meninggalkan halaman sekolah yang sunyi-sepi.

Jisoo melirik wajah Taeyong yang masih mengeras ditimbun guratan emosi.

"Taeyong, lo cemburu?"

"Gue gak cemburu"jawab Taeyong secepat mungkin, tanpa menoleh kearah Jisoo dan tetap fokus pada jalan raya yang mereka lewati.

"Terus kenapa lo marah2 gak jelas kayak gini?"

"Karena lo tunangan gue. Gue gak terima ada cowok laen yang nyentuh lo, cuma gue yang boleh nyentuh lo."

Jisoo membasahi bibir bawahnya kemudian melengos kearah jendela.

Jadi dirinya hanya sesuatu yang boleh disentuh Taeyong dan tidak boleh disentuh orang lain?

Sesampainya di garasi rumah, Jisoo langsung turun dan membanting pintu mobil Taeyong seperti yang Taeyong lakukan tadi dan juga kemarin.

Taeyong hanya bisa membuang nafas kasar dan mengacak rambut merah mudanya.





























Jam dinding menunjuk pukul 21:30 kst, Jisoo yang terus mendekam didalam kamar sejak pulang dari sekolah tadi siang akhirnya memutuskan keluar dari kamarnya dan berjalan lurus kearah timur.

Ia tidak bisa tidur dengan perut kelaparan. Yeah, Jisoo memang melewatkan waktu makan siang dan malamnya. Ia malas bertemu dengan Taeyong dimeja makan apalagi orangtuanya sedang ada urusan diluar rumah.

Jisoo menghentikan langkahnya di penghujung lantai 2 dimana sebuah ruangan yang tertutup oleh pintu berwarna hijau tua berdiri tepat didepannya.

Ia membuka pintu tersebut dan masuk kedalam ruangan yang mirip perpustakaan kecil, ada sekitar 2 rak buku dengan lebar dan tinggi 3x4 m, ada meja berbentuk persegi panjang setinggi 50 cm yang letaknya persis ditengah gelaran karpet beludru warna coklat tua.

Jisoo mengambil salah satu komik koleksi Suho kemudian duduk diatas karpet beludru dengan posisi menghadap meja begitupula kedua siku tangannya yang berpangku disana.

Jisoo ingat sekali jika ruangan bercat putih gading itu adalah ruangan yang sengaja ayahnya dekorasi untuk tempat belajar putra dan putrinya.

Sewaktu masih duduk disekolah dasar, Jisoo dan Taeyong sering belajar bersama disana. Tapi semenjak Taeyong pindah ke paris, Jisoo tidak pernah lagi menginjakkan kaki di perpustakaan mini tersebut. Apalagi Suho yang hanya menghabiskan waktu di rumah kurang dari 15 jam.

Endless (Taesoo Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang