0.5

6.6K 758 149
                                    


"Irene bakal kecewa banget kalau lo sampe ngelupain dia secepet ini.."

Jinyoung tersenyum miring melihat Taeyong terdiam dengan rahang mengeras.

"Gue udah ngelihat lo beberapa hari ini, tapi gue baru bisa ngenalin lo sekarang.."

Taeyong memalingkan wajah bersamaan dengan kedua tangannya yang terkepal kuat.

"Asal lo tau, kondisi Irene gak baik-baik aja setelah lo putusin. Dia udah kayak mayat hidup, tapi apa yang gue lihat? Lo sama sekali gak ada rasa bersalah. Lo jalin hubungan sama Jisoo? Lo ninggalin Irene buat Jisoo?"

"Gak usah bawa-bawa Jisoo!"bentak Taeyong dengan tatapan nyalang yang membuat urat nadi di wajahnya tertarik.

Bukannya gentar, Jinyoung justru menertawakan emosi Taeyong.

"Cewek baik kayak Jisoo gak pantes buat lo"

Taeyong yang tersulut amarah pun kembali menarik kerah Jinyoung dan mencengkramnya.

"Sebelum gue nonjok muka lo,mending lo omongin aja apa tujuan lo ngedesak gue kayak gini?"

Jinyoung menghempaskan cengkraman Taeyong lebih kasar dari sebelumnya. Pemuda bermarga 'Park' itu kemudian merogoh saku celananya dan mengeluarkan secarik kertas yang langsung diselipkan kedalam saku almamater Taeyong.

"Gue mau lo nemuin Irene.."

Taeyong & Jinyoung saling bertatapan sengit sebelum akhirnya meninggalkan satu sama lain.























Taeyong kembali ke kantin dengan senyum pura-pura agar Jisoo yang masih setia menunggunya di tempat semula-- tidak menaruh kecurigaan.

"Ayo pulang"ajaknya yang langsung mendapat anggukan kepala dari Jisoo.

Jisoo bangun dari meja kantin kemudian berjalan bersebelahan dengan Taeyong menuju parkiran sekolah.

Jisoo merasakan desiran aneh ketika Taeyong mengenggam tangannya. Rasa nyaman seketika tersalurkan hingga kedalam aliran darah Jisoo.

Diam-diam senyuman manis tersungging di kedua sudut bibirnya.

Taeyong langsung melajukan mobilnya meninggalkan halaman sekolah setelah dirinya dan Jisoo sudah berada didalam mobil.

Perjalanan kali ini menyisakan kebisuan-- tidak biasanya Taeyong dan Jisoo saling diam dalam satu tempat yang sama, dengan keadaan yang baik-baik saja (tidak sedang bertengkar atau semacamnya).

Jisoo pun tergelitik untuk mengamati wajah serius Taeyong ketika sedang mengemudi-- namun yang ia tangkap justru raut bingung dibumbuhi sedikit kecemasan yang membuat ketajaman mata Taeyong menurun secara perlahan.

"Yong.."

Jisoo memanggil Taeyong lirih, namun Taeyong terlihat kaget dan menoleh sepersekian detik. Kentara sekali jika pemuda berambut pink tersebut sedang sibuk berfikir.

"Kenapa, Jis?

"Elo lagi ada masalah ya?

Taeyong diam beberapa jurus.

"Enggak kok, gak ada masalah"

"Bohong"cela Jisoo."Kalau emang lo lagi ada masalah, ceritain aja. Bakal gue dengerin kok"

"Gak papa Jis, cuma masalah sepele. Gak usah khawatirin gue sampe segitunya"

"Dih, siapa juga yang khawatirin elo"Jisoo buru-buru memalingkan wajah kearah jendela. Ia tidak mau Taeyong melihat pipinya yang memerah.

Endless (Taesoo Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang