Thunder (Storm) 2

3.3K 380 21
                                    

22:00  KST
Gemuruh petir dan suara rintik hujan masih terus beradu tapi bukan itu yang menjadi masalah bagi Tiffany sekarang. Masalah utama yang membuat dirinya melakukan aksi mondar-mandir di depan pintu penthouse nya adalah Taeyeon belum juga pulang dan ponselnya tidak bisa di hubungi.

" Dimana sekarang kau Tae? "
Tiffany merasa kecemasannya semakin membesar,  ia merasa tidak bisa diam saja.Tiffany memutuskan untuk mengenakan jaketnya dan akan mencari Taeyeon di luar sana, setidaknya itu akan lebih membantu daripada hanya berdiam dirumah.  Saat Tiffany akan membuka pintu ada orang lain yang melakukan nya lebih dulu. Orang yang kehadiran nya mengejutkan Tiffany.

" Ommo Taeyeon ah
Aa.. app..apa yang terjadi padamu? "
Siapa yang tidak akan terkejut jika melihat keadaan Taeyeon sekarang, wajahnya lebam bahkan pelipisnya mengalami sedikit luka sobek,  bajunya berantakan, dan bau alkohol menguar dari tubuhnya.

" Minggirlah !! "
Tiffany tersentak saat mendengar Taeyeon berteriak kepadanya dan mendorong tubuhnya dengan kasar, ini bukan Taeyeon yang ia kenal. Tiffany mengekori langkah Taeyeon yang terlihat gontai dan beberapa kali hampir terjatuh kalau saja Tiffany tidak membantunya.

" Aku ingin tidur , jangan ganggu aku"
Taeyeon merebahkan tubuhnya diranjang dan kemudian mengibaskan tangannya pada Tiffany, memberi isyarat kalau ia tidak ingin diganggu.

" Tapi Tae kau harus ganti baju
lebih dulu "

" Jangan mengatur ku , jangan buat kesabaran ku habis "

" Kalau begitu biarkan aku obati luka mu dulu ne?  "

" Tiffany Hwang !!
Kau tuli huh?!  Kubilang jangan ganggu aku "
Taeyeon bangun dari posisi tidurnya kemudian berjalan ke arah wanita yang sedari tadi mengiterupsinya hingga jarak diantara mereka semakin menipis.

" Kau berhentilah memainkan
drama mu itu "
Taeyeon mengatakan setiap kata dalam kalimatnya itu dengan penekanan di depan wajah Tiffany. Sementara Tiffany merasa bingung dengan sikap Taeyeon.

" Drama apa maksud mu Tae? "

" Berhentilah pura-pura tidak tahu "

"  Aku memang tidak tahu Pabo "

" Aku memang Pabo , sampai tidak menyadari kebohongan mu "

" Cukup Tae!! "

" Aku yang seharusnya mengatakan
itu Fany ah , kau membuat kesabaran ku habis "
Taeyeon melepaskan dasi kerja yang masih melekat di lehernya kemudian melangkah mendekat kepada Tiffany.

" Apa yang akan kau lakukan? "
Tiffany bergidik ngeri melihat ekspresi Taeyeon sekarang,  ia bahkan tidak bisa mengartikan senyum menyeramkan di wajah Taeyeon Sekarang.

" Aku hanya ingin menghibur diriku"
Taeyeon memegang kedua tangan Tiffany lalu melilitkan  dasinya,  membentuk simpul ikatan yang dirasa akan sulit untuk dibuka.

" Tae "

" Diamlah "
Taeyeon menatap Tiffany dengan intens, mengamati wajah Tiffany sampai berhenti pada satu titik.

" Hmnpp.. Mmmpp"
Tiffany tidak bisa berkata-kata, bibirnya dibungkam oleh Taeyeon dengan ciuman yang dirasa menuntut.

" Euughh"
Tiffany tak bisa menahan desahan nya ketika Taeyeon mengigit bibirnya. Ciuman itu terasa semakin menggairahkan ketika lidah Taeyeon menelusup masuk kedalam meminta akses pada Tiffany, bak gayung bersambut Tiffany membalas ciuman panas itu,  lumatan demi lumatan tercipta,  suara decakan antara keduanya beradu menggantikan suara gemuruh dan hujan.

" Hahh..Hahh"
Tiffany terengah-engah ketika Taeyeon melepaskan ciuman mereka,ia seperti habis berlari marathon .

" Itu akan menggantikan bekas ciumannya Fany ah"
Tiffany membulatkan matanya saat Taeyeon mengatakan itu, darimana Taeyeon tahu bahwa hari ini ada orang lain yang sudah mencium nya.Bukankah tadi Taeyeon tidak jadi datang menjemputnya?

" Aawwhh "
Tiffany menjerit kecil ketika Taeyeon meremas buah dadanya dengan kasar dan tiba-tiba. Tapi itu hanya sesaat karena berikutnya yang ada hanya rasa nikmat.

" Ouhhss...Taeuee ah "
Tiffany semakin dibuat tidak karuan ketika tangan Taeyeon menelusup ke dalam bra nya. Detik berikutnya Tiffany sudah topless dan entah sejak kapan berada di ranjang, Tiffany tidak tahu, ia sudah tidak bisa fokus pada apapun lagi. Ia pasrah ketika Taeyeon melucuti pakaian nya.

" Aaaahhh.. Ooohhh "
Tiffany tidak pernah merasakan sensasi seperti ini. Ini terasa berkali-kali lebih nikmat ketika Taeyeon mengulum niple nya sementara satu tangan  meremas buah dadanya , dan satu tangan lainnya mengelus daerah sensitif Tiffany  yang sudah terasa basah dari balik underwearnya.

" Taee ah "

" Wae Tiffany ?  "

" Ssshh.. Bb.. Bu.. Ka "
Tiffany mencoba menarik kemeja Taeyeon untuk membukanya, tapi  ditepis oleh Taeyeon. Tidak adil rasanya bagi Tiffany ketika ia sudah tak mengenakan apapun lagi tapi Taeyeon masih lengkap dengan setelan kerjanya.

" Aku mau menyentuh mu juga Tae "

" Anii..  Kau tak bisa menyentuhku jika kau masih menjadi wanita murahan"

" Apa maksudmu Tae? "

"  Aarrgghh..  "
Taeyeon mendorong Tiffany , kemudian menggiringnya ke ranjang, memastikan Tiffany terkunci dalam kungkungan nya.

" Tutup mulutmu,  aku akan menghukum mu"

Taeyeon tidak membuang waktunya, ia memulai pekerjaannya mulai dari memagut bibir Tiffany beralih turun ke rahang nya menciumi setiap inchi wajah Tiffany,  menyesap bagian leher putihnya sampai pada bagian dada. Taeyeon meremas buah dada Tiffany dengan gemas, mencubit puncuknya yang menegang dan mengulumnya.

" Ouhhh Tae honnney "
Tiffany mengerang ketika Taeyeon  menggigit niple nya .

" Aaauhh..emmmpp" Jika kalian berpikir Taeyeon hanya menyiksa Tiffany di bagian dada, kalian salah. Tangan Taeyeon yang lainnya sedari tadi sudah menari-nari dibawah,  memutar titik sensitif Tiffany,  dan mengelus belahan bibir kemaluannya yang sudah terasa sangat basah.

" Ouughhh "
Tiffany tersentak ketika  jari Taeyeon masuk kedalam kemaluan nya, dan mulai bergerak maju mundur. Rasa nyeri awalnya menyelimuti diri Tiffany tapi hanya sekejap saja.

" Aaaa... Ahhhh.. Ohh.. Yess Tae
" Fastt.. terr.. jeball"
Tiffany tidak mengerti lagi harus bagaimana, ini baru jari Taeyeon tapi rasanya ia sudah sangat tidak berdaya.

" Ennnggghhh Ahhhh Tae ahh"
Tiffany merasakan sensasi yang luar biasa,  miliknya berkedut dan benar saja berikutnya ia merasakan sesuatu keluar darisana, rasanya seperti pipis tapi membuat sekujur badan Tiffany kehilangan seluruh tenaganya.

" Tiffany"

" Ne..
Taeyeon ah?"

" Aku ingin mengatakan sesuatu untuk mu? "

" Apa?  Kau ingin bilang bahwa kau mencintai ku "

" Bukan"

" Kau ingin menjelaskan kenapa tidak menjemput ku tadi? "

" Bukan juga "

" Pasti Kau ingin meminta maaf karna pulang terlambat dan mabuk kan? "

" Itu..
Juga tidak benar "

" Lalu..
Apa Tae? "








" Tiffany..










Ayo bercerai. "

TBC

Married LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang