Battle

2.8K 350 20
                                    

Ini masih pukul enam pagi, masih terlalu dini bagi ibu hamil untuk berkeliaran. Tapi Tiffany melakukan itu. Biasanya akan ada sosok yang memeluk nya di pagi hari, mengecup dahinya dengan lembut, dan menawarkan membuat sarapan pagi untuknya.Tapi pagi itu,  sosok itu menghilang entah kemana,  meninggalkan Tiffany seorang diri.

" Tae"
Tiffany memanggil nama dari sosok yang dicari, ia sudah merasa lelah menyusuri semua ruangan yang ada dengan perut yang sedang membuncit. Ini sudah masuk bulan ke enam, itu artinya sebentar lagi akan ada anggota baru yang datang. Dan si bodoh Taeyeon itu malah membuatnya kesulitan sekarang.

" Tae"
Tiffany kembali memanggil nama itu sambil mengedarkan pandangan nya disekeliling  dapur.Kosong, sosok itu tidak ada disana. Rasa kecewa menyelimuti diri Tiffany,  membuat nya mencoba menyeret langkah untuk kembali ke kamar saja  menunggu suaminya yang pergi tanpa izin di pagi buta. Tapi,  langkah Tiffany terhenti,  ketika samar-samar mendengar suara aneh dari  kamar mandi yang ada di sudut dapur.Rasanya badan Tiffany bergetar,  merinding membayangkan apa yang menjadi sumber sebab suara itu. Bisa saja itu hantu atau ada penyusup yang masuk. Yang pasti ada sesuatu mencurigakan disana.

Dengan langkah yang ragu,  Tiffany mulai mendekati sumber suara itu. Sesekali ia menarik mundur kakinya karena terlalu takut tapi rasa penasaran terus mendorongnya untuk mendekat ke pintu kamar mandi itu.

" Dimana diri mu disaat seperti ini Tae? Aku takut"
Dalam benak Tiffany seharusnya ia pergi saja, mencoba menjauh. Tapi apa yang dilakukan nya sekarang jelas berkebalikan, nalurinya mengatakan ia harus membuka
pintu itu.

Pelan-pelan  Tiffany membuka pintu yang tertutup itu, memberikan nya sedikit celah untuk melihat apa yang ada di dalam sana. Suara orang yang terengah membuat Tiffany melongok kan kepalanya ke arah celah pintu, yang akhirnya membuat Tiffany menemukan semua jawaban yang dibutuhkan nya pagi itu. Tentang kemana suaminya menghilang dan apa yang dilakukan nya.

" Oh my God"
Tiffany menutup mulutnya,  mencoba meredam agar dirinya tidak membuat suara gaduh yang akan mencurigakan nantinya. Tiffany masih harus bertahan disitu untuk menyaksikan apa yang sedang terjadi.

" Ahhh... Ahhh.. Oohh"
Suara desahan semakin jelas memenuhi ruangan itu. Ini pertama kalinya bagi Tiffany melihat seorang pria bermasturbasi secara live. Dan Taeyeon yang sedang melakukan itu.

" Sebegitu frustrasi nya kah dirimu Tae? "
Tiffany merasa kasihan tapi juga ingin menertawakan suaminya yang tengah tertimpa kemalangan itu. Pemeriksaan minggu lalu dokter memang mengatakan pada kami untuk tidak melakukan itu dulu demi keselamatan janin ku yang melemah. Dan Taeyeon dengan sekuat tenaga menahan tidak menyentuh ku, bahkan dia tidak melakukan aksi-aksi mesum nya akhir-akhir ini. Dia bilang ibu hamil punya libido yang besar dan jika aku terpancing tapi tidak bisa melakukan hanya akan menyiksa ku. Tapi lihatlah sekarang siapa yang lebih pantas disebut sebagai orang yang tersiksa.

Tiffany sedikit menelan saliva ketika gerakan tangan Taeyeon semakin liar pada buddy nya naik turun secara kasar, mengurut dan sedikit meremas milik nya sendiri. Tiffany harus mengakui pagi itu menjadi pagi yang panas ketika melihat tubuh Taeyeon menggeliat kesana kemari dengan peluh yang menetes di sekujur tubuhnya. Wajah suaminya itu seperti dipenuhi rasa frustrasi dan beban yang ingin dilepaskan. Hampir sepuluh menit Tiffany berdiri disana sampai akhirnya ia mendapati Taeyeon memejamkan matanya, mengerang,  dan meneriakan namanya. Ada raut kelegaan yang terpancar di wajah Taeyeon bersamaan dengan keluarnya cairan penanda  klimaksnya.







" Hey,  kau sudah bangun Fany ah? "
Tiffany tersenyum saat sosok yang ditunggunya tiba, dan mencium lembut puncuk kepalanya. Tiffany tadi hampir saja ketahuan jika tidak lekas buru-buru kembali ke kamar,  dan berpura-pura duduk di depan meja rias untuk merapihkan rambutnya.

"Hmm..  Kau darimana saja?  Aku merindukan mu Tae"

" Benarkah?  Aku hanya pergi sebentar untuk berolahraga tadi"
Taeyeon menjawab dengan sangat tenang,  seolah tidak ada hal yang salah. Atau mungkin memang dia menganggap itu sebagai olahraga.

" Kau pasti melakukan olahraga yang sangat hot sampai berkeringat sebanyak ini kan? "

" Bisa di bilang begitu"

" Tae? " Tiffany menyandarkan kepalanya di bahu pria yang duduk sebelahnya itu.

" Wae Fany ah? "

" Berjanjilah padaku kau tidak akan mencintai perempuan lain, kecuali aku dan ibu mu "

" Aku tidak bisa"

" Jadi ada orang lain?  Ada perempuan lain yang kau cintai?"

Pelupuk mata Tiffany sudah berair dan rasanya sebentar lagi siap tumpah,  dan benar saja  ia tak tahan. Baru saja Tiffany merasa suaminya itu orang yang rela berkorban menahan nafsunya demi dirinya,  tapi sekarang dia mengatakan ada orang lain yang dia cintai. Tiffany kesal, ia menangis dan memukuli tubuh Taeyeon, menjambak rambutnya juga. Tidak perduli jika nantinya Taeyeon berteriak kesakitan atau memohon ampun, orang yang tidak setia pantas menerima itukan?

" Sudah? Sudah belum marahnya?"
Taeyeon membuka mulut selepas Tiffany berhenti memukulinya,  seluruh badannya sakit bahkan  rambut di kepalanya hampir tercabut  tadi.Tapi entah kenapa Taeyeon malah merasa bahagia dengan tingkah istrinya itu. Tiffany cemburu,  artinya dia takut kehilangan ku. Itu sudah lebih dari cukup untuk mengukir senyum diwajah Taeyeon.

" Katakan padaku apa benar ada wanita lain huh? "
Tiffany masih terisak dan terbata saat mengatakan itu,  tapi respon Taeyeon sedari tadi malah hanya nyengir kuda.

" Tentu saja ada"

" Kau benar-benar keterlaluan ! Katakan padaku siapa orangnya?  Aku akan memberi pelajaran padanya"

" Ya.. Kau bisa memberinya banyak pelajaran nanti"

" Katakan padaku siapa orangnya Tae"
Tiffany semakin larut dalam tangisnya,  bahkan dia kesulitan bernafas sekarang.

" Fany ah" Taeyeon mencoba mengusap air mata yang mengaliri pipi Tiffany.

" Wae.. Wae..  Wae?  Cepat katakan padaku dasar kau pria jahat! "

" Pertama-tama bidadari ku tidak boleh menangis,  kau akan terlihat jelek nantinya. Aku tidak mau itu terjadi.Dan soal wanita lain itu,  memang benar aku akan mencintai yang lain"

" Tapi siapa? "

" Dia terlihat mirip seperti mu,  lebih muda,  dan akan memanggil mu ibu Fany ah"
Taeyeon menangkup wajah Tiffany,  membawanya untuk menatap kearahnya.

" maksud mu? " Tiffany mengernyitkan kening nya mencoba berpikir akan maksud Taeyeon.

" Aku mencintai gadis kecil kita, anak kita. Apa aku akan dilarang untuk hal itu? "

" Yak..! Kenapa kau suka sekali Membuat ku salah paham!  Kenapa kau menyebalkan? " Tiffany mencubiti lengan Taeyeon,  gemas sekali akan ulah Taeyeon.

" Aku romantis bukan? "

" Tidak. kau menyebalkan !"

" Yang benar? "

" Iya, Tae aku mau bertanya padamu"

" Apa? Tanyakan saja semuanya"

"Olahraga apa yang kau lakukan dikamar mandi







yang membuatmu mendesah dan meneriakan namaku?"
Tiffany tersenyum penuh kemenangan,  ketika mendapati Taeyeon terdiam tak mampu berkata apa-apa.Keadaan berbalik, Pria mesum itu akhirnya terbungkam menandakan ia larut dalam kekalahan.

TBC







Married LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang