Affection

2.7K 329 23
                                    

" Yak..  Berhenti! "
Taeyeon menarik mangkuk yang ada di tangan Tiffany,  itu sudah mangkuk kelima dari ice cream yang di makannya.Tidak bermaksud pelit,  tapi segala sesuatu yang berlebihan tidak akan baik kan?

" Hikss..
Appa mu tidak menyayangi kita lagi"
Tiffany mulai berakting merengek dan menangis,  dia tahu Taeyeon akan selalu luluh ketika melihatnya menangis. Saat ini tidak ada yang boleh memisahkan aku dengan ice cream strawberry ku.

"Hey..
Jangan menangis Fany ah" Taeyeon kebingungan harus bagaimana, menghadapi wanita itu sulit,  menghadapi wanita yang PMS itu juga sulit , menghadapi wanita yang menjadi istri mu jauh lebih sulit,  tapi yang paling sulit dari semuanya adalah menghadapi istrimu yang merupakan wanita hamil , dengan segala keinginannya yang harus dipenuhi.

" ice cream nya" Tiffany menunjuk ke arah mangkuk yang disita Taeyeon.

" Ini,  tapi ini mangkuk yang terakhir okey? "

" okey"
Tiffany bahagia saat mangkuk itu kembali pada dirinya, layaknya mendapat harta berharga.

" Aaww" Tiffany merasa nyeri yang luar biasa di perutnya saat akan menyuapkan suapan terakhir.

" Wae Fany ah?  Appo? "

" Dia seperti menendang ku Tae, tapi ini jauh lebih sakit "

" Sudah dulu makan ice cream nya ya? Besok lagi,  nanti perut mu sakit"
Taeyeon mengelus perut Tiffany, berharap agar wanitanya tidak kesakitan lagi.

" Kenapa kau tidak memarahi ku Tae?" 

" kau mau aku memarahi mu ?"
Tiffany menggeleng,  Taeyeon seram kalau sudah marah.Dia tidak mau itu terjadi,  tapi diperlakukan lembut seperti ini juga membuat Tiffany merasa gugup. Taeyeon selalu punya cara untuk membuat Tiffany merasakan jatuh cinta berkali-kali, pada orang yang sama.

" Bibir mu Fany ah "

" Kenapa? "

" Itu.. ada noda "
Taeyeon membuat gesture menunjuk sisi bibir nya.

" disini? "
Tiffany menyeka sudut bibir yang dimaksud Taeyeon.

" Bukan yang itu,  tapi disini"
Tiffany terkejut saat Taeyeon menyeka bibirnya dan mengecup lembut disana membuat pipi Tiffany bersemu merah.

" Mesum "
Tiffany memukul Taeyeon menjauh, berlama-lama membiarkan Taeyeon tidak baik untuk debar jantungnya. Membiarkan Taeyeon melakukan aksinya sama seperti membiarkan dirinya meleleh secara perlahan  karena pesona Taeyeon.

" Mesum ke istri sendiri boleh
kan? "
Taeyeon menaik turunkan alisnya, sementara Tiffany tidak tau harus berbuat apa selain menertawakannya.

" Tae.. "

" Wae? "

" Thank you"

" For what? "

" Everything "

" Jangan berterimakasih Fany ah,  mencintai mu adalah kewajiban ku"

" iyuhh..  So cheesy "

" Tapi suka kan? "

" Engga!  No,  Big NO NO"

" are you sure? "
Taeyeon menunggu jawaban dari Tiffany,  lama menunggu tapi suasana masih saja hening membuat Taeyeon beralih menatap Tiffany. Istrinya itu menyender di bahunya dengan kepala tertunduk dan rambut menutupi wajahnya.

" Fany ah?  Kau marah? "
" Kau menangis karena perkataan ku"
" Mianhae Fan..

Ucapan Taeyeon terhenti ketika mendengar dengkuran kecil dari wanita yang bersandar di bahunya. Deru nafasnya terasa teratur,
Tiffany-nya tertidur.

Apa yang kau rasakan ketika kau sedang berbicara tapi lawan bicara mu malah tertidur,  terbuai di mimpi?

Sebal?  Taeyeon juga sedikit merasakan nya, dia masih ingin berbicara lebih banyak lagi dengan Tiffany. Tapi rasa sebal nya dikalahkan oleh rasa kasih, ketahuilah bahwa kemana-kemana membawa beban di perut itu bukanlah hal yang mudah. Ibu hamil kuat melakukan hal yang belum tentu kaum pria sanggupi. Dan Taeyeon mengerti akan hal itu.

Itu sebabnya Taeyeon tak pernah menolak dan selalu berusaha memenuhi apapun yang di maui Tiffany.

Memakai celana dalam pink.
Berlari mengelilingi lapangan.
Bangun di tengah malam untuk memasak makanan.
Berjalan dengan high heels.
Mengenakan bikini.
Menjadi samsak hidup.
Memakai lipstick.
Menyanyi di depan umum.
Membuat dan membacakan puisi.
Mendongengkan cerita.
Memakan makanan yang
tidak kau suka.
Di ganggu saat bekerja.
Menggendong saat ia malas melangkah.

Dan banyak lagi tingkah pola Tiffany yang belum disebut satu persatu. Semuanya dikerjakan dengan sepenuh hati, Tiffany butuh hiburan dan memarahi nya bukan cara yang tepat. Lagipula jika bukan dirinya siapa lagi yang akan menghibur Tiffany?  Orang lain?  Tidak.  Taeyeon tidak akan membiarkan itu terjadi. Kalau Tiffany nya tertawa maka sebisa mungkin Taeyeon lah yang menjadi sumber tawanya itu.

" Kau pasti lelah hmm? "
Taeyeon merapihkan anak rambut yang menutupi wajah Tiffany. Merasa kalau Tiffany nya pasti lelah sampai tertidur secepat itu,  padahal sebelumnya dia tadi protes sana sini.

" Mian,  karena ulah ku perut mu jadi membesar "
Sekarang Taeyeon menatapi wajah Tiffany.

" Dan kau Akachan, jangan nakal pada eomma mu ne? "
Taeyeon beralih mengelus perut Tiffany. Mencoba bicara pada janin yang kelakuan nya usil mirip dengan dirinya itu. Taeyeon rasa mereka akan kompak saat mereka bersama nanti. Hidupnya benar-benar terasa sempurna,  dulu Taeyeon kesepian setelah kehilangan keluarga yang dimilikinya. Tapi sekarang dia bahkan sudah punya keluarganya sendiri. Menjadi pemimpin dan pelindung bagi dua jiwa yang  menjadi tanggung jawabnya. Itu bukan tugas mudah,  tapi Taeyeon akan mencoba sekuat tenaga.

" Happy valentine day Tiffany"
" Happy valentine day Akachan"
Taeyeon mengucapkan itu tepat tanggal 14 februari,  15 , 16 ,17, 18,19,20 dan seterusnya. Karena baginya semua hari adalah hari kasih sayang yang harus dirayakan bersama Tiffany dan Akachan, dua orang yang Taeyeon cintai untuk saat ini dan sampai nanti,  sampai mati.



Married LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang