" kau harus memakai syal mu halmoeni"
Taeyeon tertawa saat candaan nya dibalas dengan cubitan tepat di perut." aku baik-baik saja, dan jangan panggil aku halmoeni. Aku belum tua" Tiffany melotot ke arah Taeyeon. Dan laki-laki itu hanya menertawainya.
" langitnya indah"
Tiffany menatap ke atas memperhatikan hamparan biru yang menjadi kubah seluruh dunia." ada yang lebih indah"
Kata Taeyeon." apa? "
" kau"
Taeyeon mengecup lembut pipi Tiffany. Keduanya tertawa bahagia." ada lagi yang juga indah"
" siapa?"
Tiffany sedikit menaikan nada bicaranya." dia"
Tunjuk Taeyeon ke seseorang. Itu Irene, putri mereka yang sudah beranjak dewasa. Sudah lulus S2 di jurusan ilmu pengetahuan bisnis, Syungkyunkwan University. Irene terlihat bahagia bersama teman-temannya, berfoto dengan mengenakan toga. Hari ini adalah hari wisudanya, Taeyeon dan Tiffany hadir untuk menemani permata kecil mereka, harta mereka berdua yang paling berharga." tentu saja, dia putri ku"
Tiffany membusungkan dadanya, memberi kode bahwa putrinya terlahir cantik berkat dirinya." iya, terimakasih"
Taeyeon tersenyum, rasanya baru kemarin putri mereka lahir. Baru kemarin Tiffany dan dirinya berjuang melewati masa-masa sulit, dan sekarang waktu sudah begitu cepat berganti, banyak hal yang telah mereka lewati, dan Taeyeon selalu merasa bersyukur sebab setiap langkah yang diambilnya selalu ada Tiffany yang menemani di sisi. Dan tidak ada kata lain yang bisa Taeyeon ucapkan kecuali terimakasih,terimakasih,dan terimakasih untuk Tiffany." awannya ada yang berbentuk ikan paus"
Taeyeon menunjuk gumpalan salah satu gumpalan awan." aku tidak suka ikan" kata Tiffany.
"tapi karena warna nya sedikit pink, aku suka"
Hari itu memang warna awannya terlihat berbeda. Mungkin pengaruh musim semi yang mulai datang di akhir maret." maniak pink" ejek Taeyeon.
" terserah" Tiffany menjulurkan lidahnya.
Keduanya terlihat serasi, seperti sepasang kekasih yang baru jadi. Tapi tidak, mereka sudah menua.Hanya saja, menua disini bukan berarti mereka tidak bisa berbagi cinta, masih bahkan mereka semakin dalam terikat. Yang menua hanya raga, cintanya tetap sama. Sampai nanti salah satu dari mereka ada yang pergi.
" gwenchana? "
Taeyeon refleks mengusap punggung Tiffany yang terbatuk-batuk. Kesehatan Tiffany akhir-akhir ini memang sering drop." aku tak apa,jangan khawatir" Tiffany menenangkan Taeyeon.
"lihat aku bahkan bisa tersenyum"
Tiffany menyunggingkan senyumnya, membuat matanya menyipit, dan eye smile nya terbentuk." aku takut kau pergi"
Taeyeon menggenggam tangan Tiffany." aku takut kau tak kembali"
Taeyeon mengelus punggung tangan Tiffany. Membuat wanita itu terdiam,
karena tidak ada lagi kata yang bisa menggambarkan perasaannya kalau Taeyeon sudah begini, menunjukkan cintanya sepenuh hati." aku tak pernah pergi"
Kata Tiffany." selamanya aku ada disini"
Tiffany menunjuk dada kiri Taeyeon, posisi yang mengeluarkan degup." aku tak akan pernah pergi, karena kau menyimpan ku" Tiffany memandang kedua bola mata Taeyeon.
" simpan aku disini" Tiffany menunjuk kepala Taeyeon. "di pikiran mu" sambungnya.
" dan disini, di hati" Tiffany menyentuh dada Taeyeon.
"biarkan aku menetap dan memenuhinya"
Taeyeon mengangguk, dan sedikit mengusap bulir air disudut matanya." jangan takut lagi"
Tiffany menyandarkan kepalanya di bahu Taeyeon, nyaman sekali." aku mau mengucapkan banyak kata terimakasih"
" untuk apa saja? " Tiffany bertanya sambil memejamkan matanya.
" banyak"
Taeyeon menarik nafas dalam, menikmati udara musim semi yang begitu menyegarkan." katakan, aku mau dengar"
tangan Tiffany mengeratkan genggaman mereka." terimakasih sudah mau menyetujui untuk menikah bersama ku" Taeyeon mulai buka suara, menyampaikan kata demi kata yang ada di pikirannya.
" terimakasih sudah memberi ku kesempatan untuk hidup bersama mu"
" terimakasih sudah mau mencintai ku"
"terimakasih kau selalu ada disaat fase tertinggi dan terendah menghampiri ku"
" terimakasih sudah mau menua berdua, bersama dengan ku"
" Gomawo Tiffany" tutup Taeyeon di akhir kalimatnya.
" ah ada satu lagi"
Taeyeon hampir lupa akan sesuatu." mungkin aku sudah lama tidak mengatakan ini"
Pipi Taeyeon memerah, dia tersipu malu. Dan semakin merasa malu saat dia melakukan itu di usianya yang menua, terasa tidak cocok, tapi begitulah faktanya.Taeyeon kembali menarik nafas, mengambil jeda untuk menenangkan hatinya.
" aku mencintai mu sepenuh hati ku,Tiffany"
Perasaan Taeyeon lega setelah mengatakannya. Sudah bertahun-tahun berlalu, tapi setiap dia mengucapkan itu maka hatinya tetap akan bergetar, karena bagi Taeyeon itu bukan hanya sekedar kata, itu adalah makna dan janjinya yang harus ditepati.Hening.
Angin musim semi membawa kelopak bunga jatuh ke rambut Tiffany yang mulai memutih." kau tertidur lagi"
Taeyeon tersenyum lebar,memperlihatkan deretan gigi rapinya karena melihat Tiffany yang tak pernah berubah. Suka sekali tertidur saat di ajak bicara." Tidak sopan"
Ucap Taeyeon seperti merajuk sambil tangan nya memungut kelopak bunga yang tadi jatuh di kepala Tiffany.Taeyeon menatapi wajah Tiffany, cantik. Lalu lebih lama dia menatapi Tiffany, ada sesuatu yang berbeda disana. Taeyeon mengamati tubuh Tiffany yang tidak bergerak sama sekali.
" apa sangat nyenyak? " tanya Taeyeon, pelan-pelan Taeyeon mengangkat tangannya yang gemetar. Jari telunjuknya di dekatkan di hidung Tiffany. Tidak ada lagi deru nafas yang berhembus disana.
" hati-hati" kata Taeyeon. " tunggu aku disana" pintanya.
" jangan sedih!" perintah Taeyeon sambil mengelus pipi Tiffany.
" aku melepas mu, aku mengizinkan mu pergi" buliran air mata turun membasahi pipi Taeyeon, didekapnya tubuh Tiffany, erat di peluknya.
Hari itu, dalam pelukan Taeyeon, tepat di musim semi, dibawah langit yang biru, bersamaan dengan gugurnya kelopak bunga apricot dan cherry blossom yang indah. Tiffany, kelopak bunga yang Taeyeon miliki, istrinya, belahan jiwanya, teman hidupnya, bagian terpenting yang dia punya, juga ikut pergi. Tertidur pulas di pangkuan ilahi.
" Tiffany, terimakasih" bisik Taeyeon.
" aku mencintai mu"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Life
FanfictionTiffany love is enough for me - kim taeyeon - Cerita lengkap dapat diakses di kailshmahameru.blogspot.com