Reaching Out

1.9K 302 211
                                    

Taeyeon mengernyitkan keningnya ketika nomor tidak dikenal berulang kali menghubunginya di saat jam kerja.

" Ck, Yeoboseo"
Taeyeon berdecak dengan kesal, memilih menjawab panggilan yang makin dibiarkan makin mengganggunya.

"appa"
Panggil suara diujung sana. Membuat Taeyeon terkejut, itu suara Irene.

" n-ne..Irene-ah"
Jawab Taeyeon.

" appa, Irene menelpon dari ponsel bu guru. eomma belum menjemput, lama sekali..
Irene tidak suka sendiri. "
Irene mulai mengadu pada ayahnya, merengek untuk segera diantarkan pulang ke rumah.

"Irene gwenchana? "
Nada khawatir terdengar jelas dari Taeyeon. Dia khawatir untuk Irene juga untuk Tiffany.

" Irene tunggu disana, appa akan menjemput, Arra?"
Taeyeon menutup telpon setelah mendengar suara Irene yang mengerti akan perintahnya. Dengan cepat Taeyeon langsung menyambar kunci mobil dan bergegas pergi ke tempat Irene berada.

Kau dimana?

Kenapa terlambat menjemput Irene?

Kau baik-baik saja?

Kau tidak pergi lagi dari ku kan?

Taeyeon terus terpikir tentang keadaan Tiffany sepanjang perjalanan pulang.
Hati Taeyeon sedikit gusar, ada ketakutan tersendiri di hatinya.

" appa.. "
Taeyeon mengelus puncuk kepala Irene. Tersenyum, menatapi anaknya yang baru terbangun. Mungkin Irene-nya lelah habis belajar dan bermain bersama teman-temannya.

" chaa.. Kita sudah sampai"
Taeyeon membukakan pintu mobil untuk dirinya dan Irene.

" gendong"
Irene melebarkan kedua tangannya.

Ah, cute.
Batin Taeyeon, rasanya dia ingin mencubit gemas pipi Tiffany versi kecil ini.

Taeyeon menggendong Irene sampai di depan pintu apartement.

Klik.
Pintu apartement terbuka saat Taeyeon selesai memasukan sandi apartementnya.

Sepi. Seperti tidak ada siapa-siapa di rumah.

"Apa Tiffany pergi? "
Batin Taeyeon sambil menggandeng tangan Irene,gadis kecil itu minta diantarkan ke kamarnya.

" Irene ganti baju dulu, appa akan menyiapkan makanan. Arrachi? "

" yes Sir"
Irene mengangguk. Kemudian memberikan tanda hormat kepada Taeyeon.

" Aigoo.. anak appa cerdas sekali"
Taeyeon mengacak rambut Irene. Putrinya itu baru pulang dari taman kanak-kanak tapi kenapa bertingkah seperti tentara yang bersiap melapor menjalankan tugas kepada komandannya.

" apa Irene sudah mirip Myeong-Joo?"
Gadis mungil itu bertingkah centil menirukan gerakan baris-berbaris.

" Myeong-Joo? Siapa? "
Wajah Taeyeon terlihat bingung, siapa yang dimaksud putrinya? Myeong-Joo yang mana.

"Myeong-Joo teman Irene? "
Tanya Taeyeon.

"Ck, Appa.. "
Irene mengerucutkan bibirnya.

" Wae? Myeong-Joo bukan teman Irene? "

"Bukan"
Irene menggeleng.

" Myeong-Joo itu eonni cantik yang muncul di tv, Irene sering menonton bersama eomma"
Senyum kembali berkembang di wajah Taeyeon. Ternyata yang Irene maksud adalah pemeran drama. Taeyeon tentu saja tidak tahu,bukan karena tidak suka.Tapi dia sibuk bekerja. Dan sisa waktu weekend nya dia habiskan bersama kedua orang yang dicintainya. Tidak ada waktu menonton drama kan? Padahal jika ada waktu luang lebih Taeyeon tentu saja tidak menolak untuk menontonnya. Ayolah, banyak wanita cantik yang sering muncul di drama bukan? Lumayan bisa untuk cuci mata tanpa kena amukan Tiffany.

" Mian, Appa tidak tahu"
Taeyeon membungkuk kan badannya kepada Irene. Gadis kecil itu kemudian tertawa.

"permintaan maaf tidak di terima"
Irene melipat kedua tangannya di dada.

Permainan dimulai,
Drama antara anak dan ayah.

"Jadi apa yang harus hamba lakukan supaya tuan putri mau memaafkan hamba?"
Taeyeon berlutut di depan Irene.

" Buatkan aku makanan yang lezat!"
Perintah Irene.

" Ne.. tuan putri"
Taeyeon mengangguk sambil menunjukkan ekspresi memelasnya. Membuat keduanya kemudian tertawa terbahak-bahak bersama.

*

Taeyeon sibuk memotong-motong bahan makanan di dapur. Taeyeon memang seorang ayah, tapi untuk urusan dapur, dia tidak bisa diremehkan juga.

" Appa! "
Teriakan Irene membuat Taeyeon langsung berlari meninggalkan kegiatan memasaknya.

" Wae? "
Tanya Taeyeon,  tapi detik berikutnya tanpa mendengar penjelasan dari Irene, Taeyeon sudah tahu alasan kenapa putri kecilnya itu berteriak.

Disana Taeyeon melihat putrinya memeluk seseorang yang tergeletak di lantai kamar mandi,

Itu Tiffany, istrinya yang sedang tidak sadarkan diri.

*

" Tiffany pingsan karena mengalami kelelahan"
Seseorang dengan jubah putih berbicara kepada Taeyeon.

" Ah,  itu mungkin karena..
k-kami merencanakan punya anak kedua, itu bisa menjadi penyebabnya kan Dok? "
Taeyeon malu-malu bertanya,  wajahnya berbinar. Senang,  membayangkan sesuatu yang akan datang untuknya.

Yes, berhasil !
Sorak Taeyeon di dalam hati. Usahanya dan Tiffany membuahkan hasil. Tiffany pasti akan ikut senang mendengar kabar ini.

"memang kehamilan bisa menyebabkan kelelahan yang berlebihan-"
Lelaki paruh baya berjubah putih itu menjelaskan kepada Taeyeon,  tapi belum selesai penjelasannya, ucapannya terhenti, dipotong oleh Taeyeon.

" benar kan dok? "
Sahut Taeyeon dengan semangat.

"benar''
Kata dokter itu.

"sudah kuduga"
Taeyeon terkekeh diakhir ucapannya. Dia memang pejantan yang tangguh.

"Tapi Taeyeon-ssi"
Dokter itu kembali berbicara.

"penyebab kelelahan Tiffany bukan karena hamil kali ini, tapi karena dia menderita kanker rahim"

"K-kan-ker ?"
Tanya Taeyeon.

" iya. Keadaannya sudah memburuk dan perlu dilakukan Histerektomi"

" Histerektomi? "
Taeyeon mengulang kata yang terasa asing baginya.

"Histerektomi adalah langkah medis untuk mengangkat rahim wanita"
Taeyeon terdiam. Rasanya tenggorokannya tercekat.

"Itu artinya, wanita yang melakukan prosedur ini tidak bisa lagi hamil?"
Taeyeon memandang ke dokter itu, tapi tatapannya terasa kosong, pikirannya sedang berada di tempat lain.

" tidak bisa"
Kata Dokter itu.
Hancur sudah harapan Taeyeon dan Tiffany.

" bagaimana kalau tidak dilakukan? "

"maka keselamatan istrimu akan terancam"
Taeyeon kembali diam,  berpikir sejenak. Jika dia menyetujui maka itu akan melukai perasaan  Tiffany. Jika tidak, maka Tiffany juga akan tersiksa,  begitupun dengan Taeyeon dan Irene. Putri kecilnya itu masih butuh Tiffany.

"Hah.. "
Taeyeon menghela nafas.
Lelah berkutat dengan segala kemungkinan yang ada, Tapi mau tidak mau Taeyeon harus memberikan keputusan.

" Dokter,
Selamatkan dan sembuhkan Tiffany,
Jebal.. "


TBC

Married LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang