New part

2.4K 320 26
                                    

Taeyeon mendekat kearah Tiffany dan Irene ,anak mereka berdua  
( namanya joohyun tapi Tiffany bilang dia mau memanggilnya Irene) .Kalau Taeyeon sih masih tetap suka Akachan,  tapi Tiffany paling anti dengan nama itu.Katanya aneh,  padahal lucu.

Tapi yang namanya wanita selalu benar,  menentang hanya akan membawa petaka,  jadi Taeyeon nurut saja.

" Apa dia selalu menyusu sebanyak itu? "
Taeyeon bertanya ke Tiffany.

" Iya, bahkan lebih lahap lagi"
Tiffany mengelus kepala Irene dengan lembut, naluri keibuan nya sudah muncul.

" Aku jadi sedih"
Taeyeon memasang wajah sedihnya yang otomatis membuat Tiffany bingung setelahnya.

" Kenapa? "
Tiffany memandangi Taeyeon.

" Kalau dia minum sebanyak itu lalu aku dapat apa? "
Tiffany memutar bola matanya,  dia kira ada sesuatu yang penting untuk Taeyeon sampaikan tapi ternyata suaminya itu hanya khawatir kekurangan jatah.

" Sini , di sebelahnya"
Tiffany berbicara pada Taeyeon dengan nada menggoda, tangannya menuntun tangan Taeyeon untuk berada disana. Dan tebak apa yang terjadi? Pipi Taeyeon merona merah seperti pipi anak mereka yang masih bayi. Oh, Tiffany lupa Taeyeon juga bayi,  bayi besar tepat nya.

" Boleh? "
Tanya Taeyeon seolah tak percaya.

" Coba saja"
Tiffany mengerlingkan sebelah matanya pada Taeyeon sambil menahan tawa ketika Taeyeon mulai mendekati nya. Ck,  Suaminya itu benar-benar berniat rupanya.

" Yah.. Kenapa di tutup? Aku bahkan belum merasakannya?"
Taeyeon menampakkan raut kekecewaan di wajahnya saat Tiffany menutup akses masuk nya,  padahal tinggal beberapa centimeter lagi bibirnya bisa menyentuh benda lembut itu.

" Irene sudah selesai,  dan sekarang dia tidur"
Tiffany menatap buah hatinya,  kemudian melirik sekilas kearah Taeyeon. Pft..  Wajah cemberut nya itu benar-benar menggemaskan.

" Kau lebih sayang Irene daripada aku sekarang Fany ah"

" Memang"

" Ya sudah kalau begitu"

" Iya sudah"

" Kau tidak mau membujuk ku?"

" Kau mau di bujuk Tae?"
Tiffany hanya menggelengkan kepalanya melihat Taeyeon yang beranjak pergi keluar dari kamar,suaminya merajuk. Akhir-akhir ini dia begitu.

Tiffany tahu memang ada sebuah sydrome yang bernama baby blues yang membuat seorang wanita memiliki emosi dan rasa sedih yang tidak stabil setelah melahirkan.Tiffany tidak mengalaminya justru Taeyeon yang begitu,  tapi Taeyeon kan bukan wanita. Jadi pertanyaan nya,  sebenarnya Taeyeon itu kenapa?
Tiffany bingung.

" Kau kenapa Tae? "
Tiffany berjalan ke arah Taeyeon yang sedang duduk di meja makan tanpa melakukan apa-apa.

" Kenapa Hm? "
Tiffany mengambil posisi duduk berhadapan dengan Taeyeon.

" Tidak kenapa-kenapa"
Taeyeon menjawab tanpa memandang lawan bicaranya.

" Kalau tidak ada yang salah kenapa wajah mu murung
begitu? "
Tiffany mengelus tangan Taeyeon yang ada di atas meja makan.

" Kau.. benar lebih sayang Irene? "
Taeyeon bertanya dengan suara yang kecil,  hampir seperti menggumam tapi Tiffany masih bisa mendengarnya dan mengangguk sebagai jawaban nya. Detik berikutnya yang Tiffany dengar adalah suara helaan nafas Taeyeon yang bahunya semakin terkulai lemah seperti kehilangan harapan.

Sekarang Tiffany tahu kenapa Taeyeon begini, suaminya itu cemburu pada anak nya sendiri.  Benar-benar bayi besarkan?

" Tae.. "
Panggil Tiffany.

" Wae? "
Jawab Taeyeon dengan wajah yang masih tertunduk.

" Mau berdansa? "
Taeyeon terkejut saat sebuah tangan sudah terulur di hadapannya.

" Ayo.. "
Tiffany menarik Taeyeon untuk berdiri berhadapan dan menatap matanya.Lagu dari sound system sudah terputar sesuai dengan yang sudah Tiffany setel,sempurna.Hanya tinggal Taeyeon saja yang memulainya.

" C'mon move your body boo"
Sekali lagi Tiffany meyakinkan Taeyeon yang masih saja berdiri mematung.

" Please"
Pinta Tiffany.

" Ku mohon "
Tiffany menatap Taeyeon dengan eyesmile nya.

Tiffany hampir saja ingin menangis sebagai pilihan terakhir tapi tidak jadi karena Taeyeon mulai menarik rapat tubuhnya. Taeyeon nya mulai menari.

Kalian harusnya melihat bagaimana Taeyeon saat berdansa. Itu adalah salah satu hal sexy yang Taeyeon miliki, dan Tiffany mengakui itu.

Karena Tiffany bisa melihat wajah sempurna Taeyeon dari jarak yang sangat dekat sambil mengalungkan tangannya di leher Taeyeon.

Karena Tiffany bisa bergerak bersama Taeyeon, menyelaraskan langkah kaki keduanya membentuk gerakan yang indah.

Karena Tiffany suka ketika Taeyeon memutar tubuhnya lalu menarik menarik kembali ke dalam dekapannya.

Dan Tiffany suka saat Taeyeon menutup semua yang sudah sempurna dengan kecupan lembut di bibirnya.

" Tae"
Tiffany menatap iris mata Taeyeon.Damn. Itu masih saja membuat  jantungnya berdebar tak tentu.

" Wae Fany ah?"
Tiffany merasa hampir meleleh saat Taeyeon tersenyum kearahnya.

" Itu.. Aku... Ak-"
Sial. Tiffany malah tergagap sekarang.
" Kenapa? "
Taeyeon mendekatkan wajahnya sampai jaraknya dan Tiffany sejajar.

" Aku minta maaf"
Ucap Tiffany.

" Untuk? "
Taeyeon mengangkat satu alisnya, itu terlihat keren sekali untuk Tiffany.

"Karena ucapan ku tadi"
Sekarang giliran Tiffany yang menundukkan wajahnya, dia tiba-tiba merasa sangat malu.

" Tidak apa-apa"
Taeyeon menarik Tiffany ke dalam pelukannya, menepuk pelan punggung istrinya.

" Kau boleh menyayangi Irene lebih dari aku,karena itu memang tugas seorang Ibu. "
Bisik Taeyeon di telinga Tiffany.

"Kau boleh menyayangi Irene lebih dari aku, karena kau selalu punya ruang di hatimu untuk mencintaiku.Aku tahu itu, karena aku juga begitu"

Begitu akhir kalimat yang dibisikkan Taeyeon untuk Tiffany. Sederhana, tapi mampu membuat Tiffany merasa sebagai salah satu makhluk terberuntung di bumi.


TBC

Married LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang