" Fany ah, sebenarnya kau kenapa?"
" Aku tidak kenapa-kenapa, berhenti tanyakan itu Tae"
"Rasanya aku seperti punya salah saja"
"Aku hanya menyuruhmu bekerja extra Kim Taeyeon !"
" Ini terasa seperti penyiksaan bagiku " Taeyeon membuang nafas nya dengan kasar, ia marah dengan sikap Tiffany yang kelewat batas.
Bagaimana tidak? Daritadi Tiffany menyuruhnya melakukan hal yang tidak masuk akal. Mengupas satu keranjang penuh bawang merah yang entah akan diapakan, yang pasti itu membuat air mata Taeyeon mengalir deras terlihat seperti meratapi nasibnya yang buruk hari itu.Tiffany juga ingin Taeyeon mengecat ruangan dengan warna lain agar Tiffany bisa menyuruhnya mengecat itu kembali ke warna semula.Persis seperti kejadian lemari kemarin.
" Itu pantas untuk mu "
"Aku bukan kuli , aku CEO. Kau tidak bisa mengatur ku semau mu !! "
" Jangan membentak ku Taeyeon !"
" Kenapa ? Kenapa aku tak boleh membentak mu sementara kau sering melakukan nya pada ku Fany ah? Kau pikir kau bisa semaumu? Kau pikir aku tak bisa mencari pengganti mu huh? " Taeyeon tak bisa lagi menahan amarahnya , dan semua perkataan itu meluncur begitu saja dari mulutnya.
"Plakk" Tamparan keras Tiffany mendarat di pipi kiri Taeyeon, meninggalkan bekas kemerahan disana.
"Aku tahu Tae"
" Apa yang kau tahu?"
"Aku tahu kau bisa mencari pengganti ku dengan mudah" Tiffany mengatakan dengan nada bergetar menahan tangis, sudah berhari-hari ia mencoba menghilangkan rasa kesal dan cemburunya tapi itu malah semakin menyakitinya.Sudah ia coba untuk menghukum Taeyeon ,tapi itu juga tidak membantu.
"Fany ah, aku tidak bermaksud.. menyakiti mu" Taeyeon melangkah mendekati Tiffany ketika melihat wanitanya menangis di hadapan nya.
" Menjauh dari ku ! Jangan membuat ku semakin sakit Tae ! Kembali saja ke wanita jalang mu itu !! "
"Wanita? Jalang ? Tiffany aku tidak mengerti " Taeyeon kebingungan akan maksud Tiffany, wanita mana yang dimaksud oleh istrinys itu? Sementara perasaan dan hati Taeyeon sudah untuk Tiffany semua.
" Ini ! Mungkin melihat ini bisa membuat mu mengerti" Tiffany menunjukkan ponsel nya tepat di wajah Taeyeon.
" Darimana kau dapatkan ini Fany ah ?" Taeyeon terkejut ketika melihat fotonya saat di club terpampang di layar ponsel Tiffany.
" Kau tak perlu tau, sekarang jawab pertanyaan ku. Apa yang ada di foto ini benar diri mu?"
" Tiffany aku..
"Jawab Tae ! Iya atau Tidak? Aku hanya mau mendengar salah satunya"
" Iya"
"Apa?"
"Iya itu aku, tapi aku bisa jelaskan Fany ah "
" F*ck you Kim ! Brengsek !" Tiffany mendorong tubuh Taeyeon membuat pria itu tersungkur jatuh, tapi Tiffany tidak perduli lagi hatinya terlalu sakit membayangkan apa yang terjadi di malam itu antara Wanita itu dan Taeyeon nya.
Tiffany lelah berjalan dan memutuskan untuk duduk di kursi taman yang ada di dekat daerah apartement nya.Suasana nya sangat sunyi bahkan beberapa lampu taman sudah dimatikan karena ini sudah lewat tengah malam.Dan disana Tiffany terduduk sendiri, memandangi langit malam yang terlihat mendung,tidak ada bintang ataupun bulan disana.
" Bahkan kalian juga seolah tak mau menghibur ku" Tiffany berkata sembari menatapi langit , ia ingin menangis tapi rasanya hanya akan sia-sia.Kenapa kisah cinta milik nya rumit sekali? Mengalahkan kisah cinta dalam drama yang di tonton nya.
Hampir 1 jam Tiffany duduk disana, ia tak ingin pulang jika pada akhirnya hanya bertengkar.Saat ini yang diperlukan nya hanya sendiri,tapi semesta memang tidak mendukungnya. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya membuat Tiffany ingin beranjak mencari tempat berteduh, bagaimanapun dia tidak bisa membiarkan dirinya kebasahan.Tiffany bukan tipe orang yang akan menyakiti dirinya sendiri ketika merasa sedang sedih, jika ia tidak mencintai dirinya bagaimana dia bisa mencintai orang lain.Dan jika ia sakit siapa yang akan menjaga Taeyeon nya? Ah..Tiffany kembali teringat pada laki-laki menyebalkan itu.
Tapi ada hal aneh yang terjadi, hujan turun dengan sangat deras tapi Tiffany tidak merasakan rintik hujan menyentuh dirinya sedari tadi. Apakah itu hanya hujan lokal? Atau ada keajaiban yang Tiffany miliki dan ia baru menyadarinya?
" Jangan keluar malam, udara malam tidak baik"
"Apa perduli mu huh? Kenapa kau memayungi ku?"
" Perduli ku? Kau istri ku jadi aku harus melindungi mu"
" Dan membiarkan diri mu sendiri kehujanan? Kau bisa sakit bodoh !"
" Tak apa. Akan ada yang merawat ku" Taeyeon akhirnya mengambil posisi duduk setelah dari tadi berdiri disamping memayungi Tiffany.Dia ada di dekat Tiffany sedari tadi, tentu saja Taeyeon tidak akan membiarkan istrinya itu keluar sendiri di malam hari begini.
"Siapa yang akan merawat mu? Wanita itu?"
"Bukan"
"Lalu siapa?"
"Istri ku"
"Siapa istri mu?"
"Seorang wanita"
"Aku tahu istri mu seorang wanita dan bukan waria bodoh "
"Tiffany"
"Hmmm? "
"Tiffany"
"Apa Tae?"
"Istriku bernama Tiffany, wanita yang sangat cantik dan mencintaiku, meskipun dia menyeramkan ketika marah tapi aku bersyukur setidaknya dia tidak meninggalkan ku"
"Kau sedang memuji ku Tae?"
"Memang nya kau istri ku?"
"Yakk.. Kau menyebalkan !" Tiffany memukuli bahu Taeyeon, laki-laki itu membuatnya kesal dan tertawa disaat yang bersamaan.Hanya Taeyeon yang bisa melakukan itu, membuat nya lupa akan kesedihan yang dialaminya.
"Aku tidak melakukan apapun malam itu Fany ah,percayalah padaku.Terlalu banyak pihak yang ingin kita berpisah,jika kau tidak mau percaya padaku lalu aku harus bergantung pada siapa lagi?"
"Orang tua mu"
"Mereka sulit ditemui"
"Mereka sibuk?"
"Tidak"
"Kau pasti yang terlalu sibuk?"
"Tidak juga, aku menemui mereka setiap bulannya tapi malah membuat ku semakin sedih"
"Kenapa?Mereka menyebalkan ?Aku jadi ingin bertemu dengan mereka,karena mereka tidak hadir di pernikahan kita dan belum menjenguk kita sampai sekarang"
"Tidak akan bisa Fany ah, Mereka sudah di tempat yang berbeda"
"Maksud mu? Ck, jangan bercanda Tae ! Mereka diluar negeri begitukan?"
"Tidak. Mereka sudah meninggal Fany ah"
"Tae..
"Tak apa, aku tidak sedih lagi jadi jangan khawatir"
"Maaf, jangan khawatir Tae sekarang ada aku" Tiffany mengelus pipi Taeyeon,bekas kemerahan nya sudah memudar.Tiffany merasa bersalah telah menampar pipi laki-laki yang terlihat ceria setiap harinya tapi ternyata menyimpan beban di hidupnya.
" Fany ah?"
" Humm?"
"Bukankah posisi kita sekarang sangat romantis dan tepat untuk melakukan itu? Kau tau ketika lelaki dan wanita berteduh dalam satu payung yang sama dibawah derai hujan"
"Melakukan apa?"
"Berciuman Fany ah"
"Yakk..jangan mesum! Ayo kita pulang saja, disini dingin"
"Ah..kau merusak suasana romantisnya Fany ah"
"Ayo pulang Tae
Dan kita lanjutkan sisanya dirumah"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Life
Fiksi PenggemarTiffany love is enough for me - kim taeyeon - Cerita lengkap dapat diakses di kailshmahameru.blogspot.com