part-5

230 23 1
                                    

"Harusnya kamu sadar, kepergiannya bukan hanya menghancurkan mu tetapi juga aku dan mereka"

***

Naira dan Nazla berpamitan kepada orang tua mereka. Keduanya mencium punggung tangan orangtuanya.

Sebenarnya selepas perdebatan Nazla dengan orangtuanya, Nazla enggan untuk pergi. Ia mengurungkan niatnya, tetapi Naira berusaha untuk membujuknya. Hingga akhirnya Nazla pun luluh.

Nazla masih merasa kesal dengan orangtuanya. Dan bisa dibayangkan bagaimana raut wajahnya kini. Cemberut. Iya,  begitulah Nazla. Setiap kali orangtuanya memintanya untuk berhijab pasti akan ada penolakan dengan berbagai alasan yang ia lontarkan.

"Ingat jangan pulang terlalu sore dan hati-hati dijalan ya nak." ucap bunda, dengan diiringi senyum ketulusan.

"Siap, bun." jawab Naira dengan semangat.

Nazla. Gadis ini hanya diam tak menanggapi perbincangan itu. Rasa kesal nya belum mereda.

"Kami pergi dulu ya, yah, bun."seru naira

"Assalamualaikum" ucap Naira dan Nazla kompak.

"Walaikumsalam" ayah dan bunda menjawab dengan serentak.

Naira dan Nazla berjalan memasuki sebuah mobil pribadi berwarna silver. Naira duduk di kursi kemudi dan Nazla duduk di kursi samping Naira.

Naira melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Matanya terfokus dengan menatap lurus ke arah jalanan.

Hening. Begitulah keadaannya. Nazla yang duduk disampingnya hanya diam dan terus menatap keluar jendela.

Bukan Naira tidak ingin bicara kepada Nazla. Namun naira hanya takut jika ia salah bicara dan akan membuat Nazla lebih kesal.

Nazla hanyut dalam lamunan nya. Beberapa pertanyaan muncul dalam dirinya. Ingin rasanya ia menanyakan beberapa hal kepada Naira. Namun sepertinya ini bukan waktu yang tepat.

Hingga akhirnya Nazla bersuara.

"Mba?" Nazla berucap lirih tanpa menoleh ke arah Naira.

Naira yang tengah menyetir menoleh sejenak kearah Nazla.

"Iya, ada apa, Naz?"

"Kita ketaman dulu ya, mba." pinta Nazla.

Naira diam sejenak, tidak menjawab ucapan Nazla. Diam nya Naira bukan karena Naira kesal kepada Nazla. Hanya saja ia tengah berfikir untuk apa Nazla mengajaknya ketaman. Bukankah sejak kejadian itu Nazla enggan datang kesana.

Naira menghentikan mobilnya di tepi jalan. Belum, mereka belum sampai di taman. Hanya saja Naira ingin bertanya kepada Nazla. Ia merasa heran dengn Nazla.

"Mau ngapain ketaman, Naz?"

Naira menatap kearah Nazla. Entahlah, Naira tidak tau apa yang sedang difikirkan  Nazla. Sejak tadi bahkan Nazla tak menoleh kearah Naira.

"Aku mohon, jangan buka luka itu lagi. Aku merasakan apa yang kamu rasakan. Aku paham. Namun aku menyembunyikannya"bisik naira dalam hati.

Rahasia Indah Dari-NyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang