Angin sore berhembus begitu damai. Di sebuah taman yang cukup sepi, Nazla duduk sendiri. Menikmati keindahan taman dengan beberapa orang yang sedang beraktivitas, dan sekedar mencari udara segar dengan dibantu kursi roda.
"Assalamualaikum." sapa seseorangyang berada di belakang Nazla.
Nazla menoleh dan mendapati seorang lelaki yang tengah berdiri dan tersenyum kearah nya.
"Waalaikumsalam." Jawab Nazla. Azka melangkah dan berdiri dekat Nazla duduk.
"Sendiri?" tanya Azka basa-basi. Ya, mereka memang sudah dekat akhir-akhir ini, dan lagi Azka juga sering berkunjung kerumah sakit untuk menjenguk Ayah Nazla.
Nazla menggeleng. "Aku nggak sendiri."
"Terus sama siapa?"
"Ya sama kamu lah, Azka. Kamu suka aneh ya." Nazla terkekeh, sedang Azka menggaruk tengkuknya karena malu. Seperti nya begini efek didekat Nazla, mampu membuat seorang Azka menjadi susah mengolah kata.
'Senang bisa liat kamu senyum dan ketawa kayak gitu, Naz.'
"Jangan kebanyakan senyum, nanti rumah sakit nya ramai pasien." ucap Azka duduk dikursi panjang yang sama dengan Nazla, dengan jarak setengah meter. Nazla menghentikan kekehannya, dan memandang bingung pada Azka.
"Kenapa? Apa hubungannya senyumku sama pasien?"
"Nanti orang yang liat senyum kamu bisa terkena diabetes. Jadi rumah sakitnya ramai pasien yang berobat karena diabetes." ujar Azka tersenyum.
Blush
Pipi Nazla memanas. Nazla pun menundukkan kepalanya menyembunyikan rona merah diwajahnya karena ucapan Azka.
"Kamu apaan sih, Azka." ucap Nazla lirih.
"Semoga cuma saya yang bisa buat rona diwajah kamu muncul karena tersipu. Dan semoga hanya saya lah yang bisa menikmati senyum kamu sebagai penyejuk hati dan tidak menimbulkan dosa bagi kita." tutur Azka serius, dengan pandangan mengarah kearah depan tanpa menoleh kearah Nazla.
Nazla tertegun dengan apa yang Azka ucapkan barusan. Jantungnya dibuat berpacu hebat.
"Maksud kamu?" tanya Nazla dengan menoleh kearah Azka.
"Percaya akan takdir yang Allah kasih buat kita. Saya hanya bisa berencana, Allah lah yang menentukan. Kita lihat aja nanti." Azka tersenyum
"Saya pergi dulu. Assalamualaikum" lanjut Azka, lalu pergi meninggalkan Nazla yang masih sulit untuk mencerna ucapan nya.
"Waalaikumsalam." lirih Nazla setelah Azka agak jauh.
'Rencana? Apa kamu merasakan apa yang aku rasakan Azka? Aaah apaan sih Nazla, jangan baper aaah'
Nazla menggeleng gelengkan kepala mengusir berbagai prasangka.
***
Hari ini Ayah Nazla sudah di ijinkan pulang, karena kondisinya pun telah membaik walaupun masih sedikit lemas."Ayah kangen suasana rumah."ucap ayah saat didalam mobil. Diikuti dengan candaan ringan dari Nazla, bunda, dan Naira.
"Oh iya, calon dokter keluarga kita kapan wisuda?"tanya Ayah saat sampai dirumah dan berkumpul di ruang keluarga bersama keluarga Hasan juga.
"Alhamdulillah minggu depan Nai wisuda yah. Ayah cepet sembuh dong biar bisa hadir di wisuda Nai."rengek Naira
"Yaaah, jadi cuma ayah yang diharapkan hadir. Aku nggak diharapkan nih?"Rajuk Nazla manja sedang Ayahnya yang ada di antara Nazla dan Naira hanya terkekeh begitupun orang orang yang ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Indah Dari-Nya
SpiritualKenangan yang menyakitkan dapat membawa mu kepada luka yang begitu mendalam yang sulit untuk disembuhkan. Namun bukan berarti luka itu tidak akan sembuh bukan? Mereka akan selalu ada untukmu, membantumu menyembuhkan luka itu. Bukan menghapus kenang...