4. Asisten

385 49 24
                                    

Baru membuka pintu rumah, Jean dikejutkan dengan sosok Tantenya yang sedang duduk di ruang tamu dengan laptop juga beberapa berkas berserakan di meja sana.

"Tante? Kok udah pulang?" tanya Jean heran.

Melly menoleh lalu tersenyum, menepuk tempat duduk kosong di sampingnya. "Sini duduk."

Jean melangkah, duduk di samping Melly dan menatapnya heran. "Tante nggak kerja apa gimana?"

"Cuman nyiapin buat presentasi besok, jadi di rumah aja."

"Oh gitu."

"Nay, kerjaan yang Tante kasih tau kemarin kamu mau?"

"Yang jadi pembantu?"

"Asisten."

Jean nampak berpikir sesaat. "Nggak susah kan? Nggak jadi asisten macem Tante kan?"

"Ya nggak lah, Tante mah asisten direktur sekaligus pemilik ya beda. Kamu cuman asisten dari anak direktur, kerjanya juga cuman di rumah. Cuman buat nurutin kemauan anaknya aja, soalnya anaknya manja dan banyak maunya."

"Anaknya segimana emang?"

"SMA."

"SMA? Astaga. Cewek apa cowok?"

"Cowok."

"Ih Tante! Nggak mau ah!"

"Emang kenapa? Anaknya ganteng kok, cuman kadang sedikit aneh aja kelakuannya."

Jean menggeleng cepat. "Nggak mau!"

"Gajinya lumayan, Ibu Anita nggak pernah ngasi gaji kecil buat orang yang mau jadi asisten anaknya."

Jean tertegun, sial untuk apa seorang anak SMA membutuhkan asisten pribadi? Apakah dia artis?

"Bukan artis kan?" tanya Jean.

"Bukan lah, anak SMA biasa cuman agak bandel."

"Nggak mau ah."

Melly menghembuskan nafasnya panjang. "Ya udah kalau gitu nanti Tante bilangin, sekalian nanti sore kita pergi beli HP buat kamu."

"Ih jangan Tante, aku cari uangnya dulu."

"Naya, alat komunikasi itu penting."

Jean berpikir sesaat, menjadi asisten pribadi dari seorang anak SMA yang manja sepertinya tidak begitu sulit. Hanya perlu menuruti kemauannya dan setelah itu dirinya akan mendapatkan gaji yang lumayan.

Bahunya merosot, mencari pekerjaan sampingan di jaman sekarang ini tidaklah mudah. Jangankan sampingan, mencari kerjaan tetap saja sulit meski sudah memiliki gelar. Dan jean berpikir keras, ini adalah kesempatan emas yang mungkin tidak akan datang dua kali dalam hidupnya.

"Gajinya berapa Tan?" tanya Jean malu-malu.

"Kamu minta dua angka juga, Ibu Anita bakalan ngasih."

Matanya sukses membelak. "Emangnya orangnya kaya banget?"

Melly mengangguk sambil tersenyum.

"Pantes Tante betah."

Melly tertawa sambil mengacak rambut keponakannya itu.



★ ★ ★


Turun dari mobil yang sudah terparkir rapi di pekarangan rumah, Jean tertegun saat melihat rumah di hadapannya sekarang ini. Desain rumah yang unik dan terlihat begitu mewah, Jean tidak menyangka jika Tantenya selama ini ternyata bekerja dengan orang yang benar-benar sudah sukses.

BLACK STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang