6. Teman Lama

285 48 38
                                    

"Tangannya susah, nggak liat lagi main game?"

Jean menghela nafas, sabar. Ia meletakkan nampan berisi makan siang di meja yang dikelilingi sofa empuk dalam kamar tuannya ini. Taevy sedang tiduran di atas kasur, dengan bersandar pada sebuah bantal besar dengan kaki kiri ditumpangkan pada kaki kanan.

"Aku simpan disini, kalau butuh aku—"

"Gue bilang kan suapin, Jeno."

"Namaku Jean, bukan Jeno."

"Namanya susah, bikin lidah kepeleset."

"Apa yang susah dari sebut nama Jean?" tanya Jean dengan nada sedikit menekan.

"Jangan bentak orang ganteng, pamali!" jawab Taevy dengan mata tidak lepas dari ponsel di tangannya yang sedang dimainkan.

Lah? Sinting! Jean kesal dibuatnya.

"AH BRENGSEK!" umpatan kencang terlontar dari mulut Taevy, membuat Jean sedikit tersentak kaget mendengarnya.

Jean menoleh, ia kira Taevy mengumpat padanya tapi ia pun mengerti ketika Taevy bangkit dan melempar ponselnya ke atas kasur. Berjalan menghampiri Jean dan menatap makanan di atas meja yang Jean bawa.

"Rasanya mau makan di bawah aja, nggak mau di kamar."

Kata itu meluncur begitu saja, berhasil membuat Jean menggeram kesal. Bagaimana tidak kesal? Tadi ingin makan di kamar, dan sekarang malah ingin makan di bawah. Ingin sekali Jean menumpahkan udang asam manis ke wajah Tuannya saat ini juga.

Ck, Jean mati-matian menahan rasa sabarnya. Ia sedang pms dan ia harus bisa menahan dirinya agar tidak meledak. Sabar, gajinya lumayan buat beli HP baru.

"Duduk," perintah Jean datar.

"Nggak mau," ucap Taevy, melangkah menuju pintu namun dengan cepat Jean berjalan duluan dan berdiri di depan pintu. Menghalangi jalan keluar satu-satunya dari kamar ini.

"Aku bilang duduk," ulang Jean.

"Denger gue bilang nggak mau?" balas Taevy.

Jean menunduk, hendak menyingkir dari pintu. Namun dirinya malah ditabrak oleh pintu yang tiba-tiba terdorong, seseorang membukanya dan membuat dirinya terdorong dan hampir tersungkur jika tidak cepat menyeimbangkan diri.

"TA— eh maaf, nabrak orang?"

Suara lain masuk ke dalam pendengaran Jean, balik badan dan menemukan seorang laki-laki berdiri di ambang pintu. Menatap khawatir pada perempuan yang tidak sengaja terdorong oleh pintu yang dibukanya.

Hening, Taevy bingung melihat Jean dan temannya— Jimmy malah saling pandang. Bak adegan di sebuah drama, mereka bertatapan cukup lama. Sampai pada akhirnya Jimmy mengerutkan keningnya. Jarinya terangkat seperti mencoba mengingat sesuatu.

"Nanay?" tebak Jimmy.

Jean yang awalnya kebingungan kini tersenyum tipis. "Iyon?"

"Hah?" Taevy tersentak kaget ketika mereka berdua menyebutkan nama? Iya nama aneh yang disebutkan membuat Taevy berpikir jika itu adalah dua nama spesies alien luar angkasa. Nanay? Iyon? Ck, konyol.

"Nanay kan bener?" tanya Jimmy antusias.

Yang ditanya tidak kalah antusias, namun menyembunyikan keantusiasannya karena tidak ingin terlihat bodoh.

"Nayara kan bener?" Jimmy bertanya sekali lagi, memastikan jika tebakannya tidaklah salah.

Jean mengangguk. "Woo, Iyon udah gede. Udah tinggi ya sekarang."

BLACK STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang